Antara Garuda Select, Robbie Williams, dan Liga Primer Inggris

Cerita

by Redaksi 15

Redaksi 15

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Antara Garuda Select, Robbie Williams, dan Liga Primer Inggris

Garuda Select II meraih kemenangan pertama melawan MK Dons dengan skor 3-2 pekan lalu. Mereka akan kembali diuji pada hari Rabu, 13 November 2019, kali ini melawan akademi dari klub EFL League Two - kompetisi level keempat Inggris -, Port Vale.

Sedikit berbeda dengan angkatan Ernando Ari Sutaryadi, Garuda Select II sejauh ini belum dipertemukan dengan kesebelasan-kesebelasan ternama seperti Leicester, Chelsea, dan Arsenal. Mereka baru bertemu dengan klub-klub League One atau League Two seperti Burton Albion, Northampton, Mansfield Town, MK Dons, dan Port Vale.

Cerita perjalanan Garuda Select Generasi pertama di Inggris

Klub-klub tersebut memang tidak terlalu familiar di kuping masyarakat Indonesia. Beberapa orang mungkin mengenal MK Dons sebagai klub yang melahirkan bintang Tottenham Hotspurs, Dele Alli. Sementara Port Vale yang akan dihadapi Garuda Select sama sekali belum pernah berdengung namanya di Indonesia. Situs Transfermarkt mencatat jebolan terbaik klub ini adalah Kapten Wigan Athletic saat ini, Samy Morsy, yang kini bermain di Divisi Championship.

Namun, ada cerita menarik dari klub yang prestasi terbaiknya baru sampai di peringkat kelima Second Division (divisi level kedua ketika itu) pada tahun 1930/1931. Pada tahun 2000, Port Vale muncul pada game FIFA 2000, dan menjadi salah satu klub yang dapat dimainkan oleh para gamers. Padahal ketika itu, FIFA belum memunculkan klub-klub Inggris selain klub yang berada di Premier League.

Saat itu, permainan FIFA yang diproduksi oleh EA Sports memang belum sebesar sekarang. Apalagi di Indonesia lebih mengenal Winning Eleven atau PES. Akan tetapi, FIFA 2000 memiliki cerita unik tersendiri. Mantan personil boyband Take That, Robbie Williams, yang ketika itu tengah naik daun lewat album solo miliknya ‘The Ego Has Landed’, diajak FIFA untuk mengisi soundtrack FIFA 2000.

Williams menyetujui permintaan EA dengan satu syarat: Port Vale harus ada sebagai salah satu kesebelasan yang dapat dimainkan di FIFA 2000. Permintaan ini tentu saja cukup aneh karena tidak seperti permintaan penyanyi-penyanyi lainnya saat diberikan penawaran mengisi soundtrack. Namun, demi mendapatkan suara Williams, EA akhirnya setuju dan memasukkan Port Vale ke dalam gim dan Lagu ‘It’s Only Us’ pun diberikan Williams kepada EA.

Dari FIFA 2000 Jadi Pemilik Klub

Lahir di Stoke-on-Trent, Staffordshire, hanya sekitar enam kilometer dari Vale Park, Robbie Williams merupakan fans sejati the Valiants - julukan Port Vale. Sekitar dua tahun setelah FIFA 2000 rilis, Williams bahkan ikut merumput dengan seragam Port Vale dalam laga testimoni Martin Foyle melawan Manchester City. Williams ikut menyumbang gol dalam pertandingan yang berakhir 5-2 untuk kemenangan Vale itu.

Pada Februari 2006, Williams kemudian membeli saham klub sebagai bentuk dukungannya bersama para supporter Vale lain yang berusaha menyelamatkan klub dari masalah finansial. Para suporter sudah menguasai klub sejak 2003. Mereka sebenarnya telah meminta Williams untuk ikut campur tangan sejak akhir 2002. Namun karena Williams merasa jauh secara lokasi, Williams belum bisa menerima secara penuh tawaran tersebut. Hingga akhirnya, pada tahun 2006 Williams luluh dan ikut menangani klub kesayangannya tersebut.

“Investasi ini adalah cara saya mengatakan bahwa dukungan kepada Vale akan selalu ada meski saya jauh dari mereka,” kata Williams setelah membeli saham klub pada tahun 2006. Ketika itu, Vale merahasiakan jumlah saham yang dimiliki oleh Williams. Akan tetapi lima tahun kemudian, saham Williams akhirnya terbuka. Ternyata sejak berinvestasi untuk klub kesayangannya, dia adalah pemilik saham mayoritas. Menguasai 50% dari kendali klub.

Bilangan saham milik Williams dibuka saat Williams memilih mundur dari jabatannya di klub. “Robbie Williams menyerahkan semuanya pada kelompok suporter. Kalian yang akan menentukan nasib direksi. Apabila Direktur klub gagal mengamankan 50% dari suara kalian, dia akan dicoret dari balik layar Vale,” kata juru bicara Williams dikutip Guardian.

Tidak lama setelah Williams memberikan kendali kembali kepada para suporter yang dekat dengan klub, Port Vale berhasil promosi ke divisi League One. Mereka kembali mewarnai League One setelah empat tahun bergumul di divisi sepakbola profesional terendah Inggris. Pada musim 2019/2020, Port Vale kembali turun ke League Two. Namun, mereka sudah tak lagi dikuasai para suporter ataupun Robbie Williams.

Lepas dari Port Vale, Williams sebenarnya sempat mendapatkan tawaran untuk kembali terlibat di balik layar klub sepakbola dengan mengambil alih Newcastle United dari Mike Ashley. Namun dia menolak. “Saya peka Newcastle United sedang mencari pemilik baru. Tapi yang pasti pemilik baru itu bukan saya. Jika saya ingin membeli klub, hanya akan ada satu: Port Vale,” kata Williams.

Sempat Dilirik Tottenham dan Leicester

Williams bukanlah satu-satunya sosok terkenal yang datang dari Port Vale. Akademi the Valiants yang akan menjadi lawan Garuda Select II (13/11) juga pernah memproduksi pemain level Premier League, Anthony Gardner. Mantan bek tim nasional Inggris yang membela Tottenham selama delapan tahun (2000-2008). Gardner memulai kariernya dari akademi Port Vale sejak 1997, dalam waktu satu tahun ia diorbitkan ke tim utama sebelum menarik hati the Lilywhites pada pertengahan musim 1999/2000.

Leicester juga pernah membeli pemain akademi Port Vale, Joe Davis, pada 2014. Namun dirinya gagal menembus tim utama the Foxes dan dilego ke Fleetwood Town dua tahun kemudian. Pada 2017, Davis pulang ke Port Vale dan baru dilepas lagi di musim dingin 2019. Bek kelahiran 10 November 1993 itu kini bermain di divisi tujuh Inggris, membela Nantwich Town.

Port Vale mungkin tidak pernah terlihat di Premier League. Mereka mungkin ada di level yang berbeda dengan Leicester, Arsenal, dan Chelsea. Akan tetapi bukan berarti mereka tidak memiliki kualitas. Jika mengacu ke peringkat akademi sepakbola Inggris yang dirilis pada Desember 2018, Port Vale duduk di peringkat ke-67. Lebih tinggi dari akademi Burnley (69) yang tim seniornya tampil di Liga Primer Inggris.

Jadi tidak ada salahnya menyaksikan perjuangan Garuda Select II melawan Port Vale (13/11) di Mola TV pukul 19.00 WIB.

Live Streaming Garuda Select vs Port Vale

Komentar