Brescia, Tempat Mario Lupakan Keluarganya

Cerita

by redaksi

Brescia, Tempat Mario Lupakan Keluarganya

Mario Balotelli sempat bermain di kesebelasan-kesebelasan besar seperti Inter Milan, AC Milan, Manchester City dan Liverpool. Tapi empat tahun terakhir dia berkarier di Perancis dengan membela OGC Nice disambung satu musim di Marseille. Kini per 2019/20, Super Mario kembali ke Italia untuk membela Brescia.

Brescia adalah rumah bagi Mario. Tapi bagi orang tua biologisnya, Thomas dan Rose Barwuah, Brescia adalah tempat mereka kehilangan anak keduanya, Mario Barwuah. Sejak tinggal di Brescia, Mario tak pernah kembali ke pangkuan Thomas dan Rose. Malah semakin berjalannya waktu, Barwuah seakan telah tiada, karena dia melanjutkan hidup dengan nama keluarga orang tua angkatnya, Balotelli.

***

Thomas dan Rose adalah imigran asal Ghana. Keduanya tinggal dan membesarkan anak-anaknya di Palermo. Setelah melahirkan Abigail pada 1987, Rose melahirkan putra pertama yang dinamai Mario Barwuah pada 1990.

Tapi sejak lahir, Mario seringkali membutuhkan perawatan atas kesehatannya yang tak stabil. Mario harus bolak-balik rumah sakit. Bukan keluarga berkecukupan, situasi ini membuat Thomas dan Rose tertekan. Thomas bahkan harus bekerja di tempat yang perjalanannya selama 12 jam kereta api untuk memenuhi biaya keluarga, khususnya biaya rumah sakit Mario.

Thomas lantas membawa seluruh keluarganya ke Brescia pada 1992. Kota ini dikenal sebagai daerah elite dan daerah industri. Tujuan Thomas tentu untuk mencari kerja dengan bayaran tinggi agar seluruh keluarganya bisa hidup sejahtera. Terlebih ia membutuhkan biaya tambahan untuk kesembuhan Mario.

Kepindahan itu sebenarnya cukup mengangkat ekonomi keluarga Barwuah. Tapi kelahiran adik Mario, Enoch, membuat keluarga Barwuah mulai kembali bermasalah dengan finansial. Belum lagi Mario masih harus terus mendapatkan perawatan intensif mengingat dia pernah nyaris kehilangan nyawa.

Mario dan Enoch, bersama sang ibu, Rose Barwuah

"Para dokter khawatir kalau dia [Mario] tidak akan selamat dan bahkan kami langsung membaptisnya di rumah sakit karena takut dia meninggal," ujar Thomas. "Selama setahun kami terus khawatir dia tidak bisa hidup. Dia adalah anak laki-laki pertama kami, kami senang memilikinya tapi kami menghadapi kemungkinan bahwa dia akan mati."

Mario lantas harus menghadapi operasi untuk menyembuhkan penyakitnya. Tentu biayanya tak murah. Lantas rekan-rekan Thomas menyarankan agar Mario lebih baik diurus oleh keluarga lain untuk sementara. Thomas pun dikenalkan pada beberapa keluarga.

Di saat bersamaan, sepasang suami-istri, Francesco dan Silvia Balotelli, datang menawarkan diri pada Thomas dan Rose untuk mengurus Mario. Kehidupan pasangan tersebut sangat berkecukupan, berbanding terbalik dengan keluarga Barwuah. Pasangan ini menawarkan untuk mengurus Mario selama dua tahun sampai proses pengobatannya selesai.

Thomas dan Rose akhirnya menerima Francesco dan Silvia sebagai orang tua angkat Mario untuk sementara. Tak ada kekhawatiran apapun, terlebih pasangan yang tinggal di utara Brescia ini memang tampak menyukai anak-anak, terlihat dari mereka yang sudah memiliki dua anak laki-laki dan satu anak perempuan.

Namun ketika masa yang dijanjikan untuk mengurus Mario sudah habis, Francesco dan Silvia mulai kesulitan dihubungi dan terus menolak mengembalikan Mario. Lebih dari itu, Francesco dan Silvia pun terus berusaha memperpanjang masa tinggal Mario bersamanya. Sempat sepakat untuk diperpanjang satu tahun, ternyata Thomas dan Rose harus kehilangan Mario untuk selamanya.

"Awalnya kami tidak yakin tapi kami memutuskan itu karena mungkin itu yang terbaik buat Mario. Kami bisa bertemu dengannya setiap pekan dan semua berjalan dengan baik. Di beberapa momen, kami merasa ketika semuanya selesai, Mario akan kembali pada kami. Tapi sebaliknya, setiap kami berusaha untuk membawanya kembali, keluarga Balotelli selalu menambah durasi pengadopsiannya," tukas Thomas.

Thomas Barwuah, ayah biologis Mario Balotelli

Selama 10 tahun Thomas dan Rose berusaha membujuk keluarga Balotelli untuk mengembalikan Mario. Tapi keluarga Balotelli selalu enggan mengembalikan Mario. Lebih parahnya lagi, ketika Mario bertemu dengan kakak dan adiknya, Mario selalu tak ingin berbicara dengan Thomas dan Rose.

"Kami tidak mampu untuk membayar pengacara, jadi Mario tumbuh dan tumbuh di sana. Dia terkadang datang dan mengunjungi kami, kemudian bermain dengan saudara-saudarinya. Tapi dia tidak pernah punya waktu bersama kami, ayah dan ibunya. Selama 10 tahun kami terus mencoba, pengadilan tidak mewujudkan keinginan kami. Keluarga Balotelli mengenal orang-orang yang berpengaruh di pengadilan jadi kami tidak bisa melakukan apa-apa."

Mario yang mulai meniti kariernya sebagai pesepakbola lambat laun mulai mencuri perhatian publik. Dia sempat menjalani trial di Barcelona, namun gagal direkrut karena masalah kewarganegaraannya. Akhirnya ia bergabung dengan akademi Inter Milan pada 2007.

Setahun kemudian, hal yang paling menyakitkan keluarga Barwuah terjadi. Mario yang berhasil mendapatkan kewarganegaraan Italia untuk bisa membela Tim Nasional Italia, ternyata lebih mengambil nama keluarga Balotelli untuk nama belakangnya.

"Kami tidak mengetahui apapun soal itu sampai kami melihatnya di berita-berita. Aku tidak tahu kapan dia memiliki nama keluarga Balotelli. Aku kira dia masih memiliki nama keluarga kami [Barwuah]."

Mario Balotelli bersama orang tua angkatnya, Francesco dan Silvia Balotelli

Dalam kesempatan lain, Mario mengatakan bahwa dia memang membenci Thomas dan Rose. Menurutnya, jika dirinya tidak terkenal, keluarga Barwuah pasti tidak akan berusaha membawanya kembali dari keluarga Balotelli.

"Kalau aku tidak menjadi seorang Mario Balotelli, pasti Tuan dan Nyonya Barwuah tidak akan pernah mempedulikanku lagi," kata Mario pada sebuah wawancara.

Setelah mendengar itu, Thomas dan Rose menyerah untuk berusaha membawa Mario kembali. Menurutnya, Mario telah dipengaruhi hal yang palsu oleh keluarga Balotelli sehingga Mario membenci kedua orang tua biologisnya.

"Mario percaya kalau kami meninggalkannya di rumah sakit, tapi itu tidak benar. Keluarga Balotelli mendoktrin sesuatu di kepalanya, itu menyakiti kami. Kami selalu mencintai Mario, tapi dia telah berubah. Semua itu karena keluarga Balotelli, mereka telah membuatnya melawan kami. Bagaimana bisa dia bilang kalau kami hanya menginginkan uang darinya? Itu tidak benar. Kami tidak menginginkan uang sedikit pun," ungkap Thomas.

"Sekarang dia mulai bilang kalau kami sering memukulinya waktu kecil. Itu bohong. Kami tidak pernah melakukan itu. Kami tidak pernah melakukan hal-hal buruk padanya. Kami hanya ingin anak kami kembali. Tapi sekarang mungkin sudah terlambat. Sebagai seorang ayah, aku hanya berharap dia baik-baik saja. Aku bangga ketika dia bergabung Inter, sampai sekarang aku masih bangga padanya. Kami tidak pernah meninggalkannya. Karena itulah foto dia bersama keluarga Barwuah selalu menempel di dinding kami."

Mario beberapa kali membelikan tiket pertandingan untuk keluarga Barwuah. Tapi di momen-momen penting, keluarga Barwuah tak diundang. Bahkan pada Piala Eropa 2012, ketika mencetak gol, Mario merayakannya dengan menghampiri ibu angkatnya, Silvia yang hadir di stadion.

***

Mario, yang kini dikenal Balotelli, kembali ke Italia dengan membela Brescia. Ia menolak pinangan kesebelasan asal Brasil, Flamengo, setelah kontraknya di Marseille berakhir. Brescia mengontraknya dengan gaji 1,5 juta euro per tahun, belum termasuk bonus-bonus lain jika berhasil membuat Brescia bertahan di Serie A.


Tulisan ini disadur dari artikel di Daily Mail yang terbit pada tahun 2010

Komentar