Pelajaran Berharga di Hari Lebah Sedunia

Backpass

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Pelajaran Berharga di Hari Lebah Sedunia

Lebah sudah dianggap sebagai binatang yang memiliki simbol rajin dan kerja keras. Setidaknya sejak abad ke-18, lebah disinonimkan dengan hal tersebut, terutama di Manchester. Kota yang saat itu dibanjiri dengan pabrik-pabrik tekstil digambarkan sebagai “sarang (hive) kegiatan” dan para pekerja di dalamnya diibaratkan sebagai lebah.

Lebah kemudian hadir pada coat of arms Manchester pada 1842. Manchester United sendiri pernah menggunakan simbol sarang lebah pada seragam ketiga (third) mereka pada 2016/17.

Kemudian setelah tragedi bom Manchester Arena pada 22 Mei 2017, lebah kembali digunakan sebagai simbol persatuan seluruh warga Manchester, Inggris, bahkan dunia. Dua kesebelasan besar asal kota tersebut, Manchester City dan Man United, juga turut ikut menggunakan simbol lebah.

“Ini menunjukkan kepada negara dan dunia betapa istimewanya kota ini sebenarnya. Memiliki lebah pekerja di seragam kami (Man United dan Man City) menunjukkan semangat masyarakat kota dan kedua kesebelasan,” kata Ed Woodward, Wakil Ketua Eksekutif Man United, dikutip dari Daily Mail.

Selain Manchester, lebah juga digunakan sebagai maskot bagi kesebelasan Watford: Harry the Hornet (gambar di atas). Brenford pun menampilkan lebah pada lambang dan maskot kesebelasan mereka.

Kenapa binatang kecil seperti lebah dianggap sebagai simbol rajin dan kerja keras?

Seperdua Belas Sendok Teh yang Sangat Berpengaruh

Pernahkan kalian sulit memulai suatu hal besar karena menganggap kontribusi kalian tidak cukup besar pada akhirnya? Beberapa contoh hal besar misalnya adalah soal perubahan iklim, isu hak asasi manusia, sampai bagaimana caranya agar Tim Nasional Indonesia bisa tampil di Piala Dunia.

Jika kalian pernah merasa demikian, maka kalian bisa banyak belajar dari lebah, terutama lebah madu yang rajin, pekerja keras, dan rendah hati.

Seekor lebah bisa menunjukkan kepada kita bahwa berpikir kecil adalah salah satu cara untuk menyelesaikan hal-hal besar. Marianne Gee, seorang peternak lebah dari Ottawa, Kanada, berkata jika umur seekor lebah pekerja berkisar antara enam pekan (pada musim panas) sampai 20 pekan (pada musim dingin).

Itu adalah rentang waktu yang sangat singkat dibandingkan dengan kelangsungan dunia dan alam semesta ini. Namun di waktu yang singkat tersebut, mereka menghabiskannya untuk mengumpulkan nektar dan menghasilkan madu.

“Seekor lebah sepanjang hidupnya mungkin hanya menghasilkan seperdua belas (1/12) sendok teh madu,” kata Gee. Itu hanya sebagian kecil dari puluhan kilogram madu yang dibutuhkan sebuah koloni lebah untuk bertahan hidup.

Hal yang luar biasa dari seekor lebah adalah bahwa mereka melakukannya meski itu bukan untuk kepentingan pribadi mereka. Seekor lebah tak akan langsung mendapatkan manfaat dari madu yang ia hasilkan. Ia menghasilkan madu bukan untuk dirinya sendiri, melainkan untuk generasi masa depan, jauh setelah ia mati nantinya.

Pelajaran dari lebah tersebut yang bisa mengubah cara berpikir dan bertindak kita dalam mengubah dunia, yaitu dengan tidak mengkhawatirkan besar atau kecilnya kontribusi kita. Biarkan upaya kecil kita bersatu dengan banyak upaya kecil lainnya dari orang-orang di sekitar kita untuk bisa menjadi besar dan berpengaruh.

Bagaimana juga, seperdua belas sendok teh tetap saja berpengaruh. Tanpa kontribusi sekecil itu, kelangsungan dunia akan berhenti.

Berpikir, Bertindak, dan Bersatu Seperti Lebah

Hari Lebah Sedunia (World Bee Day) dirayakan pada tanggal 20 Mei. Anton Janša, pelopor peternakan lebih, lahir pada 20 Mei 1734. Tujuan dari hari internasional ini adalah untuk mengakui peran lebah dan penyerbuk lainnya kepada ekosistem dunia.

Negara-negara anggota PBB menyetujui proposal Slovenia untuk mengumumkan 20 Mei sebagai Hari Lebah Sedunia pada Desember 2017.

Lewat simbol-simbol pada Kota Manchester, Brentford, Watford melalui Harry the Hornet, atau contoh-contoh lainnya, ternyata lebah tidak bisa dipisahkan dari sepakbola dan keseharian manusia sebagai makhluk sosial dengan kecerdasan tinggi.

Sepakbola sendiri tak bisa dimainkan tanpa adanya peran kecil dari masing-masing pemainnya, staf pelatih, wasit dan ofisial pertandingan, agen pemain, pejabat kesebelasan, pejabat federasi, media, sampai suporter. Jadi siapapun kita (di sepakbola), kita memiliki pengaruh, asalkan kita bersatu.

Selamat Hari Lebah Sedunia, dan selamat bersatu, dari manapun kubu kita.


Apa sebenarnya fungsi agen pemain? Siapa yang bisa menjadi agen pemain? Super agent Rochi Putiray menjelaskan semuanya pada video ini:


Komentar