Cedera yang Mengalihkan Kualitas

Backpass

by Redaksi 21

Redaksi 21

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Cedera yang Mengalihkan Kualitas

Ketika mendengar nama seorang Owen Lee Hargreaves, tentu yang paling diingat adalah deretan cedera yang dia alami. Hargreaves menghabiskan tiga tahun berseragam Manchester United hanya untuk pemulihan cedera.

"Hargreaves harus menepi empat pekan setelah melukai dirinya ketika keluar dari kamar mandi pagi ini". Lelucon itu sempat terdengar di Inggris, yang menyentil seorang Hargreaves yang tak kunjung sembuh dari cederanya. Bahkan ketika dinyatakan siap untuk bermain kembali pada musim 2010/11, Hargreaves yang masuk ke susunan sebelas pemain Man United, baru main 10 menit, tapi kembali harus keluar karena mengalami cedera.

Selama berseragam Man United, Hargreaves mengalami robek otot paha, robek otot betis, bermasalah pada otot aduktor (otot yang berpangkal di tulang panggul dan menempel di tulang paha), dan bermasalah dengan lututnya.

Hargreaves lahir di Calgary (Kanada) pada 20 Januari 1981 dari ibu berwarga negara Wales dan ayah berwarga negara Inggris. Meski lahir di Kanada, Hargreaves memilih membela Tim Nasional Inggris. Menjalani tiga musim dengan cedera, karier Hargreaves seolah tak panjang.

Setelah diputus kontrak oleh Man United pada 2011, terlihat satu harapan baru, dia direkrut oleh Roberto Mancini yang kala itu menjadi pelatih Manchester City.

Sebelum terjadinya perekrutan itu, sempat terjadi cerita unik. Pasca dipecat Man United, Hargreaves mem-posting dirinya di YouTube dengan melakukan beberapa kegiatan latihan seperti latihan kardio. Lewat video itu Hargreaves seolah terlihat ingin menunjukkan bahwa dia siap kembali ke performa terbaiknya. Dia mempromosikan dirinya kepada siapapun kesebelasan yang tertarik merekrutnya.

Namun sayang, bukannya kembali tampil baik, Hargreaves hanya bertahan satu musim dan selama satu musim itu dia tak menjadi pilihan utama, melainkan hanya memainkan empat pertandingan.

Setelah tak diperpanjang Man City, Hargreaves akhirnya memutuskan pensiun di umurnya yang pada saat itu masih 31 tahun. Hargreaves selesai menjadi pemain.

Gelandang dengan Kualitas Terbaik

Pengalaman cedera yang dialami Hargreaves seolah menutup mata bagi para penggemar sepakbola bahwa Hargreaves adalah salah satu gelandang terbaik dengan kualitas luar biasa yang pernah ada di duinia.

Ingin melihat kualitas Hargreaves sesungguhnya? Lihatlah ketika dia membela Bayern München.

Hargreaves telah membuat banyak orang terkesan di pertandingan pertama yang ia mainkan. Di semifinal Liga Champions UEFA leg kedua 2001, Hargreaves langsung mendapat tugas berat. Menggantikan jenderal lapangan tengah Bayern München kala itu, Stefan Effenberg, yang harus absen karena mendapat hukuman larangan bermain.

Hargreaves yang kala itu masih berusia 20 tahun harus berjibaku dengan para gelandang tengah Real Madrid yang berpengalaman seperti Guti, Raúl, Steve McManaman, dan pemain termahal dunia saat itu, Luis Figo. Dia ditugaskan Otmar Hitzfeld menetralkan ancaman Madrid bersama Jens Jeremies di lini tengah Bayern.

Dia tidak membuang waktu untuk menunjukkan kepada Madrid siapa yang harus mereka hadapi. Seorang anak muda berambut sedikit keriting dengan tampang kepolosan tapi ketika mengejar bola, tampang polos itu tak ada lagi dari muka Hargreaves.

Pada menit keempat, dia merebut bola dari Figo dan segera merancang peluang bagi Giovane Élber untuk mencetak gol. Kehadirannya kuat dan berpengaruh di lini tengah Bayern, membuat Bayern sukses mengalahkan Madrid 2-1 untuk memastikan diri lolos ke babak final.

Hitzfeld cukup terkejut dengan yang dilakukan Hargreaves. Dia pun mengatakan setelah pertandingan: "Saya melemparnya ke dalam [pertandingan] dan di sana dia berenang dengan bebas."

Hargreaves terlihat tak ada beban ketika pertandingan berlangsung. Dia tak terlihat sebagai seorang pemain muda pada saat itu. Dia terlihat sebagai pemain dengan pengalaman yang luar biasa.

Legenda Jerman, Franz Beckenbauer, juga memberikan sanjungan kepada Hargreaves pasca pertandingan tersebut. "Dia telah menunjukkan bahwa dia dapat bermain di tim utama. Saya tidak berpikir dia akan begitu keren dan percaya diri. Mungkin juga sebagian besar dunia yang menontonnya di pertandingan tadi tak akan menyangka Hargreaves akan bermain seperti itu," kata Beckenbauer.

Setelah laga itu, kesempatan di susunan sebelas pemain utama Bayern terus didapatnya, bahkan ketika Effenberg kembali dari hukuman. Dia bahkan bermain di final Liga Champions di San Siro menghadapi Valencia. Lagi dan lagi, Hargreaves begitu mengesankan.

Pablo Aimar yang pada saat itu menjadi bintang di Vanencia, dibuatnya tak berkutik. Di depan sekitar tiga puluh ribu suporter, Hargreaves berhasil mengantarkan Bayern menjadi juara, mengobati luka dua tahun sebelumnya ketika Bayern kalah di partai final dari Manchester United di tahun 1999.

Hargreaves terus menjadi pilihan utama di skuad utama Bayern. Sebanyak 218 penampilan dicatatkannya dan total mencetak 10 gol selama tujuh musim. Dalam waktu tujuh musim itu, Hargreaves memberikan empat gelar juara Bundesliga, satu gelar Liga Champions, dan tiga gelar DFB Pokal.

Setelah tujuh tahun sukses di Bayern, Hargreaves mencoba peruntungan di Inggris karena ketika itu ia adalah salah satu pilar penting di lini tengah Three Lions. Sir Alex Ferguson yang cukup tertarik kepadanya, mendatangkannya ke Man United dengan mahar 17 juta euro.

Meski di Man United dia sering kali cedera dan membuat Ferguson menganggapnya sebagai salah satu pembelian terburuk berdasarkan buku biografinya, tapi Hargreaves pernah memberikan cerita indah untuk Man United dan para suporternya.

Hargreaves sebenarnya layak mendapatkan terima kasih dari para suporter Man United karena dia telah memberikan kontribusi begitu luar biasa ketika Man United berhasil meraih gelar Liga Champions tahun 2008.

Cedera di akhir-akhir karier memang telah mengalihkan kualitas yang dimiliki oleh seorang Hargreaves. Cedera adalah risiko bermain sepakbola, tapi ketika dia mempunyai prestasi mendunia rasanya tak etis untuk menghakiminya sebagai seorang pemain yang buruk.

Komentar