Kepergian Vichai Srivaddhanaprabha Ditangisi Klub dan Kota

Cerita

by redaksi

Kepergian Vichai Srivaddhanaprabha Ditangisi Klub dan Kota

Pemilik Leicester City, Vichai Srivaddhanaprabha, meninggal dunia. Pengusaha asal Thailand tersebut adalah satu dari lima korban tewas dalam kecelakaan helikopter di King Power Stadium, kandang Leicester City, Sabtu (27/10). Duka menyelimuti bukan hanya Leicester City, melainkan juga Kota Leicester.

Helikopter yang ditumpangi Srivaddhanaprabha jatuh dan terbakar di tak lama setelah lepas landas. Empat korban lainnya bernama Nursara Suknamai, Kaveporn Punpare, Eric Swaffer (pilot), dan Izabela Roza Lechowicz.

Srivaddhanaprabha lahir di Bangkok 60 tahun lalu. Tepatnya pada 4 April 1958. Namanya saat lahir adalah Vichai Raksriaksorn. Pada 2013, Raja Bhumibol Adulyadej memberi nama Srivaddhanaprabha kepadanya sebagai bentuk penghargaan atas jasa-jasanya kepada rakyat Thailand. Srivaddhanaprabha berarti cahaya kemakmuran.

Srivaddhanaprabha, orang terkaya kelima di Thailand, membeli Leicester City pada 2010. Tidak sedikit dana yang dia keluarkan untuk mengakuisisi klub berjuluk The Foxes tersebut. Srivaddhanaprabha rela merogoh kocek sampai 39 juta paun atau sekitar 761 miliar rupiah dalam kurs saat ini.

Saat mengambil alih kepemilikan klub, Srivaddhanaprabha sempat diragukan oleh beberapa pihak lantaran ia tidak memiliki latar belakang sepakbola. Srivaddhanaprabha membeli Leicester untuk sang anak, Aiayawatt `Top` Raksriakorn, yang sangat menggilai sepakbola.

Srivaddhanaprabha sendiri lebih tertarik ke dalam dunia olahraga Polo. Dirinya ikut mendirikan Asosiasi Polo Thailand di tahun 1998. Di negeri asalnya pun ia memiliki klub polo dan juga menjadi pemilik klub Ham Polo di London selama empat tahun.

Dapat dikatakan bahwa Leicester mencapai masa kejayaannya saat Srivaddhanaprabha mulai menjadi pemilik klub. Tentu masih lekat dalam ingatan kita tentang Leicester City yang menjadi juara di Liga Primer Inggris musim 2015/16. Di awal musim tentu tidak ada yang menyangka bahwa merekalah yang menjadi juaranya. Jika dibandingkan Arsenal, Manchester United, Manchester City, dan Liverpool, Leicester merupakan klub yang tidak ada apa-apanya.

Leicester menjadi juara setelah mengumpulkan 22 kemenangan, 11 hasil imbang dan hanya menelan tiga kali kekalahan pada 38 pertandingan di musim tersebut. Hal mengejutkan lainnya adalah Leicester merupakan tim dengan skuat termurah—hanya sekitar 72 juta euro.

Musim sebelumnya Leicester bertahan di Liga Primer setelah harus berjuang keras untuk menghindari jurang degradasi. Di awal musim 2015/16 Claudio Ranieri resmi ditunjuk sebagai manajer. Srivaddhanaprabha memiliki keinginan kuat untuk membuat Leicester berkembang menjadi sebuah klub sepakbola yang lebih baik. Target yang diharuskan oleh Srivaddhanaprabha kepada Ranieri tidaklah muluk. Dia hanya meminta Leicester harus bertahan dalam dua musim awal dan musim berikutnya berusaha naik ke peringkat yang lebih baik.

“Hal fantastis lain adalah saat putranya bertanya pada saya, jika situasi menjadi buruk (degradasi), apakah saya bersedia tetap bersama mereka di Championship. Saya katakan, ya, saya akan tinggal di sini (Leicester),” ujar Ranieri dikutip melalui BBC

Seorang fans yang diwawancara mengatakan bahwa Srivaddhanaprabha adalah sosok pemilik klub panutan. "Mereka memberikan segalanya untuk kami. Mereka membuat kami juara. Anda tak bisa meminta lebih dari itu," tuturnya seperti dikutip melalui Daily Express.

Dengan pengalaman berbisnis yang dimilikinya, Srivaddhanaprabha berhasil meraih keuntungan berlipat ganda. Berdasarkan laporan The Guardian di tahun 2016, nilai Leicester City sudah mencapai 436 juta paun—naik 11 kali lipat setelah pertama kali klub membeli klub tersebut.

Srivaddhanaprabha tidak seperti pemilik klub kebanyakan. Dia dicintai oleh suporter Leicester karena dirinya tidak memperlakukan klub sebagai sapi perah. Malah, Srivaddhanaprabha memberi banyak kepada klub dan kota Leicester.

Pada ulang tahunnya yang ke 60, Vichai memberikan 60 tiket musiman gratis kepada para pendukung Leicester terpilih. Srivaddhanaprabha juga mendonasikan 2 juta paun untuk pembangunan rumah sakit anak di Kota Leicester. Setahun setelah sumbangan pertamanya, Srivaddhanaprabha kembali memberikan donasi sebesar 1 juta paun atau setara dengan 19,5 miliar rupiah untuk Fakultas Kedokteran Universitas Leicester. Karenanya kepergian Srivaddhanaprabha ditangisi klub dan kota.

Komentar