Pembuktian Il Fenomeno

Backpass

by Redaksi 18

Redaksi 18

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Pembuktian Il Fenomeno

Piala Dunia 2006 adalah Piala Dunia ketiga bagi Ronaldo Luiz Nazario de Lima. Tidak seperti Piala Dunia pertama dan keduanya, Ronaldo memulai Piala Dunia Jerman dengan situasi yang kurang mengenakkan.

Dalam dua laga perdana fase grup, melawan Kroasia dan Australia, tidak sebiji gol pun mampu ia ciptakan. Penampilannya di lapangan tak lagi memukau. Kelincahan dan kecepatannya mulai berkurang. Alhasil ia pun tak pernah tampil penuh di dua laga awal tersebut—Ronaldo selalu ditarik keluar oleh pelatih Carlos Alberto Parreira di pertengahan babak kedua.

Ini tentunya menjadi anomali bagi Ronaldo. Pasalnya, pada Piala Dunia 1998 dan 2002, Ronaldo selalu berhasil membukukan gol di dua laga pembuka. Bahkan di edisi Korea Selatan-Jepang 2002, tak ada satu pun pertandingan di fase grup yang ia lewatkan tanpa mencetak gol.

Tak ayal kritikan pun mulai berdatangan kepadanya. Banyak yang mengkritik bahwa berat badan yang tak terkontrol menjadi penyebab turunnya performa pemain berjuluk Il Fenomeno itu. Tak sedikit media dan pengamat sepakbola yang menyarankan agar Ronaldo dicadangkan saja di laga fase grup terakhir melawan Jepang.

“Brasil harus berani mencadangkan Ronaldo mulai dari sekarang,” sebut Martin Jol yang saat itu merupakan manajer Tottenham Hotspur.

“Ini memang berat untuk diakui, namun Ronaldo sedang tidak berada dalam kondisi yang baik saat ini,” ucap legenda Brasil, Leonardo.

“Sudah sangat lama saya tidak menyaksikan seorang pemain dikritik dengan begitu keras seperti Ronaldo saat ini,” tulis sebuah berita di surat kabar Brasil, O Globo.

Penurunan performa Ronaldo ini sebenarnya sudah terlihat saat menjalani musim 2005/06 bersama Real Madrid. Dari total 23 kali penampilannya bersama Madrid di La Liga, Ronaldo hanya mampu mencetak total 14 gol. Jumlah tersebut menjadi yang terendah sepanjang dirinya bermain untuk Madrid. Mengingat sejak bergabung ke Los Galacticos pada 2002, jumlah gol yang dicetak Ronaldo dalam satu musim selalu di atas 20.

Akan tetapi Ronaldo kemudian mampu menjawab banjir kritik yang datang kepadanya dengan mencetak dua gol di laga fase grup terakhir melawan Jepang. Dua gol yang dicetaknya itu membuat dirinya sejajar dengan pencetak gol terbanyak Piala Dunia sepanjang masa, Gerd Muller—dengan total koleksi 14 gol selama tampil di ajang Piala Dunia.

Selang empat hari kemudian, tepatnya pada 27 Juni 2006, Ronaldo berhasil melampaui Muller dengan mencetak satu gol ke gawang Ghana pada babak 16 besar Piala Dunia 2006. Di pertandingan itu, Ronaldo menciptakan gol ke-15, yang menjadikannya sebagai pencetak gol terbanyak Piala Dunia sepanjang masa, hanya dalam waktu 5 menit sejak sepak mula. Prosesnya pun indah: Ronaldo melewati penjaga gawang Richard Kingson terlebih dahulu sebelum menyarangkan bola ke gawang.

Il Fenomeno berhasil menjawab banyak kritik tentang produktivitas golnya yang menurun, dengan satu gol monumental yang dibuatnya di pertandingan itu.

Gol tersebut sekaligus menjadi persembahan terakhirnya untuk tim nasional Brasil, mengingat Brasil kemudian gugur di babak perempatfinal setelah dikalahkan Perancis dengan skor 1-0. Setelah itu, Ronaldo memutuskan pensiun dari tim nasional.

Rekor Ronaldo itu bertahan hingga 8 tahun. Di ajang Piala Dunia 2014, rekor tersebut kembali jatuh ke tangan pemain Jerman, Miroslav Klose. Satu gol yang dicetaknya ke gawang Brasil pada babak semifinal membuat koleksi gol Klose bertambah menjadi 16 gol selama tampil di Piala Dunia. Rekor Klose belum terpecahkan sampai saat ini.

Komentar