Penalti Terburuk di Pembukaan Piala Dunia

Backpass

by Redaksi 21

Redaksi 21

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Penalti Terburuk di Pembukaan Piala Dunia

Tidak akan ada Piala Dunia jika tidak ada acara pembukaan, sesederhana atau semewah apapun acaranya, entah itu sekadar menyanyikan lagu kebangsaan atau tarian yang identik dengan kebudayaan dari negara penyelenggara. Piala Dunia 2018 dibuka oleh Robby Williams. Piala Dunia 2014 ada Jennifer Lopez. Piala Dunia 2010 ada Shakira. Semuanya adalah artis terkenal.

Pola ini ternyata sudah terjadi jauh sebelum abad ke-21. Pada Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat, Diana Ross adalah artis pembukanya. Bagi negara seperti Amerika Serikat di mana sepakbola (soccer bukan football) bukan menjadi olahraga nomor satu, pembukaan Piala Dunia tetap sebuah big deal.

Amerika Serikat mendapat kesempatan untuk menjadi tuan rumah meski mendapat pertentangan dan keraguan karena pada saat itu Amerika tidak terlalu identik dengan sepakbola. Bahkan para pemain skuat timnas mereka pada saat itu terbilang pemain yang tidak memiliki pengalaman bermain di klub profesional.

Keraguan memuncak ketika Diana Ross membuka Piala Dunia tersebut dengan cara yang menimbulkan tawa ledekan. Pada saat itu ia harus melakukan adegan tendangan penalti seremonial, formalitas, tapi ia malah gagal.

Baca juga: Menelusuri Jejak Lahirnya Kata "Soccer"

Upacara pembukaan Piala Dunia 1994 diadakan di Soldier Field Chicago dan dihadiri kurang lebih 67.000 orang. Turut hadir juga pada acara pembukaan tersebut Presiden Bill Clinton yang baru saja terpilih sebagai Presiden Amerika Serikan.

Kurang lebih hampir ratusan orang tampil di awal untuk menari mewakili negara-negara peserta. Diana Ross pada saat itu terpilih untuk tampil mewakili Amerika. Ia merupakan penyanyi pop terkenal dunia.

Diana Ross memilih menyanyikan lagu yang sempat hits pada tahun 1980-an yang berjudul “I’m Coming Out”. Lagu tersebut adalah tanda perkenalan menuju era baru pendekatan Amerika terhadap sepakbola.

Saat Diana berdiri di lapangan, seperti biasa di acara pembukaan, ada properti untuk menunjukkan kemeriahan di acara tersebut. Balon, panggung berbentuk bola, dan ratusan penari mengenakan kostum berwarna putih berdiri di antara Diana seolah memberikan jalan untuk Diana lewat melakukan adegan selanjutnya yang telah diatur.

Diana berlari sambil bernyanyi dan saat yang penting harus dilakukannya adalah menendang bola. Diana berdiri sejajar dengan bola yang diletakkan di titik penalti. Berlagak seperti pemain pro, ia mengambil ancang-ancang sebelum melakukan tendangan dengan sedikit dibuat gerakan dramatis. Perlahan berlari menuju bola dan ia pun langsung melesakkan tendangan itu, tapi sayangnya bola bukannya menuju gawang melainkan ke samping gawang.

Yang lebih memalukan lagi, adegan selanjutnya yang sudah disiapkan adalah gawang yang terbelah menjadi dua. Adegan itu telah disiapkan ketika bola masuk, otomatis gawang akan terbelah menjadi dua. Entah apa yang dipikirkan panitia pada saat itu, bola tidak masuk, tetapi gawang tetap terbelah menjadi dua (skip menuju 00:52 untuk langsung melihat adegan penalti Diana Ross pada video di bawah ini).

>

Kejadian itu bisa dibilang memalukan dan seolah menunjukkan bahwa Amerika tidak cocok untuk sepakbola. Amerika masih belum siap untuk dekat dengan sepakbola.

Semua orang tahu bahwa Amerika bagus dalam segala hal, Amerika menghibur dalam segala hal, tapi Amerika buruk dalam sepakbola. Kejadian memalukan Diana Ross itu sempat membuat presenter salah satu siaran langsung di Chile tertawa terbahak-bahak dan secara spontan mengatakan: “Pertanda buruk bagi Amerika”.

Namun meski ada kejadian memalukan itu, Piala Dunia 1994 menjadi awal komitmen Amerika untuk lebih dekat dengan sepakbola. Dua tahun setelahnya, MLS (Major League Soccer) sebagai kompetisi sepakbola Amerika, resmi didirikan.

Komentar