Yang Terbaik untuk Alex Teixeira dan Liverpool

Berita

by Redaksi 33

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Yang Terbaik untuk Alex Teixeira dan Liverpool

Alex Teixeira dan Liverpool pernah hampir terlibat dalam sebuah hubungan mesra. Tawaran 25 juta paun mendarat ke Shakhtar Donetsk untuk pemain yang juga merupakan produk dari akademi Rio de Janeiro bersama Phillipe Coutinho. Shakhtar yang ketika itu masih menjadi pemilik dari Teixeira, enggan melepas pemain asal Brasil ini ke Anfield.

Keengganan itu terlihat dari mulai dinaikkannya harga Teixeira melebihi yang bisa dijangkau oleh Liverpool. Awalnya hanya 38 juta paun, tapi pada akhirnya harga Teixeira mencapai 53 juta paun. Jürgen Klopp, orang yang mengincar Teixeira, angkat tangan. Ia memilih menyerah untuk mengejar pemain tersebut. Lalu tawaran dari Jiangsu Suning datang. Hasilnya? Teixeira pun berhasil masuk jajaran pemain dengan transfer termahal di dunia.

Ketika itu kedua pihak merasa kacau. Teixeira merasa sedih karena ia tidak bisa bergabung dengan salah satu klub terbesar di dunia impianya. Di sisi lain, Liverpool pun akhirnya menerima keputusan itu, meski merasa kesal karena Shakhtar seolah memagari pemainnya sambil menunggu penawaran dengan uang yang cukup besar.

"Shakhtar menerima penawaran resmi dari Liverpool untuk transfer saya, dan mereka menolaknya. Saya tidak tahu mengapa, tapi itu adalah tawaran yang menguntungkan untuk klub. Keadaan tersebut membuat saya frustrasi," ujar Teixeira seperti dilansir Anfield HQ.

"Jika Anda mendapatkan tawaran seperti yang didapatkan Teixeira, dalam usia dan juga kondisi yang sama, Anda tentu akan memikirkannya. Masalahnya sekarang adalah apa yang akan terjadi pada generasi setelah Teixeira. Apa mereka akan mengikuti langkah yang sama? Semua demi uang?" ujar Klopp.

Tak terasa setahun sudah hampir berlalu sejak kejadian Liverpool dan Teixeira tersebut. Keduanya sekarang sudah mulai melaju sendiri-sendiri, dalam langkah dan juga tempat yang berbeda, meski berada pada dimensi dan waktu yang sama. Yang menjadi unik adalah, meski keduanya tidak ditakdirkan bersama, Liverpool dan Teixeira berkembang dengan cara mereka masing-masing.

Sejak memutuskan pindah ke Jiangsu Suning, Teixeira yang sekarang sedang memasuki usia emasnya tetap berkembang sebagai pesepakbola. Meski awalnya sempat diragukan, perlahan pemain yang juga pernah membela Vasco da Gama ini mulai mampu menunjukkan kemampuannya dan mengangkat Jiangsu dengan penampilannya. Total sampai sekarang ia sudah mencetak 11 gol dan 11 asis dari 28 laga bersama Jiangsu.

Teixeira menjadi pujaan publik Nanjing Olympic Sports Centre. Permainannya tetap setajam ketika ia masih berseragam Shaktar, dan juga kemampuannya dalam mencetak gol dan memberikan asis masih dapat terlihat. Tak heran, pelatih Jiangsu, Choi Yong-soo sampai harus menyesuaikan starting line-up dengan kemampuan dirinya.

Di sisi lain, Liverpool pun sekarang berhasil menjadi klub yang cukup tangguh di Liga Primer. Setelah pada musim 2015/2016 meraih titel double runner-up (kalah di babak final Piala Liga dan Liga Europa), musim 2016/2017 The Reds bertransformasi menjadi tim yang menakutkan, terutama dari segi serangan.

Untuk memperkuat lini serang, Klopp yang gagal mendatangkan Teixeira akhirnya memutuskan untuk merekrut Sadio Mane dengan harga kurang lebih 30 juta paun dari Southampton. Pemain berusia 24 tahun ini pun segera menjadi pujaan publik Anfield lewat permainan yang ia tunjukkan.

Berkolaborasi dengan Roberto Firmino dan Phillipe Coutinho, ia menjadi ancaman bagi lini pertahanan lawan lewat akselerasi dan kemampuan dribel yang kerap ia pertontonkan di sisi kiri pertahanan lawan. Total sampai saat ini ia sudah mencetak enam gol dari 10 laga untuk Liverpool. Sekarang, untuk sementara Liverpool berada di peringkat satu Liga Primer, dengan Mane (yang diplot sebagai pengganti Teixeira) sebagai salah satu aktor utamanya.

Melihat apa yang terjadi kepada Liverpool dan Teixiera, tampak keduanya sekarang sudah berbahagia dengan pilihan mereka masing-masing. Meski memang pada awalnya sakit, ternyata sekarang keduanya mampu menjalani hidup mereka masing-masing, hidup yang terbaik bagi The Reds maupun Teixeira.

Sebentuk move on yang nyata dan berhasil dari Liverpool dan Teixiera, ketika mereka sadar bahwa mereka memang tidak untuk bersama.

foto: shaktar.com

Komentar