Lauren: "Sekarang, Arsenal (Hanya) Mesin Pencetak Uang"

Berita

by redaksi

Lauren:

Kegagalan Arsenal dalam merebut trofi bergengsi membuat angkat bicara mantan pemainnya, Lauren. Bek sayap era 2000 hingga 2006 itu menyebutkan kalau Arsenal kini lebih tertarik “membuat uang” daripada sukses di lapangan.

Lauren sendiri merupakan bagian dalam skuat ‘The Invincibles’ dan merebut sejumlah gelar bersama Arsenal. Mereka memboyong dua gelar English Premier League (EPL) 2001/02 dan 2003/04, serta tiga Piala FA 2001/2002, 2002/2003 dan 2004/2005. Lauren pun menyayangkan Arsenal jarang mendapatkan gelar prestisius lagi, terutama EPL, "Sekarang Arsenal adalah mesin pencetak uang dan keadaan ini sudah tersesat ,” ujarnya. “Itu sulit dimengerti,” tambah Lauren kepada AS.

Bahkan kesebelasan berjuluk The Gunners dihajar sejumlah kekalahan krusial dalam beberapa laga terakhir. Pertama, Arsenal harus ditaklukan Watford di perempat final Piala FA 2015/2016. Kemudian mereka disingkirkan Barcelona dari Liga Champions karena kalah agregat 5-1 di laga 16 besar.

Kendati demikian, klub asal London ini diketahui memiliki pundi-pundi keuangan yang kuat. Arsenal memiliki sekitar 160 juta dollar AS di dalam cadangan kas mereka. Memang pundi-pundi itu didapatkan dari kegiatan komersil di lapangan, namun hal itulah yang membuat Lauren prihatin. Selain itu, ia juga menyoroti hubungan skuat Arsenal yang tidak terlalu dekat dengan karyawan dan staff klub.

“(Dahulu) Pat Boyle sering berkumpul dengan saya dan dia adalah salah satu daripada kami. Sekarang, begitu banyak departemen yang tidak banyak diketahui orang-orang didalamnya secara personal ” ujarnya.

Pat Boyle adalah salah satu karyawan Arsenal yang meninggal pada 2011 lalu. Ia dikenal sebagai pegawai yang loyal serta memiliki kedekatan dengan para pemain.  Boyle pun masih menjaga kedekatan dengan para pemain walau generasi The Invicibles sudah lewat.

Di sisi lain, Lauren mengenang kejayaanya sewaktu masih menjadi pemain Arsenal. Ia juga mencicipi final Liga Champions 2006 ketika dikalahkan Barcelona. Pria asal Kamerun ini merasa sedih karena waktu itu tinggal selangkah lagi mendapat gelar Liga Champions, tapi mereka justru gagal. Apalagi situasi final saat itu membuatnya semakin ironis. Pasalnya, Lauren tidak ikut berlaga pada partai tersebut karena sedang cedera.

“(Kenangan saya disana) tidak selamanya bagus. Suatu waktu saya pernah menggunakan tongkat berjalan dan saya bersama istri dan anak saya. Mereka memberikan medali runner-up kepada saya, namun medali itu saya buang di ruang ganti. Saya tidak membutuhkannya,” pungkasnya.

Baca juga Arsenal si Medioker Harus Mulai Memberi Bukti

Foto: arsenalpic

[tr]

Ed: RAS

Komentar