Mengenang Berakhirnya Karir Totti di Timnas Italia

Backpass

by Ardy Nurhadi Shufi 27730

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Mengenang Berakhirnya Karir Totti di Timnas Italia

Timnas Italia bersuka cita saat mereka berhasil membawa pulang trofi juara Piala Dunia pada 2006. Trofi tersebut merupakan trofi juara dunia keempat bagi Italia, atau kedua terbanyak setelah Brasil yang sudah mengoleksi lima trofi.

Namun keberhasilan timnas Italia itu menjadi penanda akhir kebersamaan salah satu talenta terbaiknya, Francesco Totti dengan timnas Italia. Karena 11 hari berselang setelah timnas Italia menaklukkan Prancis untuk meraih gelar juara Piala Dunia 2006, atau tepatnya pada 20 Juli 2006, Totti memutuskan untuk pensiun dari timnas Italia.

Pernyataan tersebut tentu saja di luar perkiraan khalayak Italia. Banyak yang menilai bahwa Totti seharusnya bisa lebih lama bermain untuk Gli Azzurri dengan kemampuan yang dimilikinya. Apalagi Totti saat itu masih berusia 30 tahun.

Totti tetap pada keputusannya. Ia merasa kemampuan fisiknya tak mampu lagi bermain untuk timnas Italia dan klubnya, AS Roma. Karenanya, ia harus memilih salah satu dari keduanya demi karirnya sendiri yang lebih baik. Apalagi setelah cedera engkel parah yang dideritanya pada awal 2006.

"Yang menjadi masalah utama saya adalah kemampuan fisik. Saya menyimpulkan bahwa saya tak bisa lagi bermain dalam banyak pertandingan dalam setahun. Saya harus mengorbankan sesuatu, dan sayangnya saya harus mengorbankan timnas karena saya tak mungkin menyerah bersama Roma. Roma adalah prioritas saya," ujar Totti saat mengumumkan pensiunnya seperti yang dilansir fifa.com.

Sebenarnya Totti tak sepenuhnya ingin pensiun dari timnas Italia. Karena dua bulan kemudian, ia memberikan opsi untuk kembali ke timnas Italia. Hanya saja dengan syarat bahwa pemanggilannya untuk memperkuat timnas Italia pada pertandingan-pertandingan penting saja.

Setahun kemudian, Roberto Donadoni yang menangangi timnas Italia setelah Marcelo Lippi sempat coba membujuknya untuk kembali memperkuat timnas Italia karena saat itu Totti berhasil menjadi pencetak gol terbanyak Serie A dengan 26 gol. Totti bersedia untuk kembali, hanya saja ternyata pihak federasi melarang Donadoni memanggil Totti yang keinginannya untuk membela Italia dianggap setengah-setengah setelah menyatakan pensiun. Sejak saat itu, Totti memutuskan untuk benar-benar tak akan lagi membela timnas Italia dan memilih untuk fokus bersama AS Roma di sisa karirnya.

Meski semakin dimakan usia, Totti yang mengawali debutnya bersama timnas pada 1998, ternyata masih mampu menunjukkan kemampuan terbaiknya. Pada 2013, penyerang kelahiran 27 September 1976 ini berhasil melewati rekor gol Gunnar Nordahl yang sebelumnya menjadi pemain dengan gol terbanyak kedua di Serie A, 225 gol. Gol ke-226 tersebut Totti diciptakan dengan membobol gawang Parma.

Tak hanya dalam urusan mencetak gol, Totti seringkali memberikan operan-operan matang yang menjadi gol, atau aksi-aksi yang membuat Roma memenangi pertandingan. Hingga akhir musim 2013/2014, Pangeran Roma ini mencetak 180 assist yang melengkapi 289 golnya sepanjang karirnya bersama AS Roma.

Perayaan gol Totti setelah membobol gawang Udinese pada 2014 lalu. (via: dhakatribune.com) Perayaan gol Totti setelah membobol gawang Udinese pada 2014 lalu. (via: dhakatribune.com)


Penampilannya pada 2013/2014 itu memunculkan perdebatan di Italia. Banyak yang berpendapat bahwa Totti masih layak untuk dipanggil timnas Italia yang akan berlaga di Piala Dunia 2014. Banyak yang menilai bahwa kegagalan Italia di Piala Dunia 2010 karena tak ada pemain dengan kreativitas tinggi seperti yang dimiliki Totti.

"Tersingkirnya Italia dari Piala Dunia? Mereka tak lagi memiliki pemain seperti Totti," Diego Maradona ikut mengomentari kegagalan Italia pada Piala Dunia 2010.

Nama Totti semakin menyeruak ketika masih banyak yang meragukan kapasitas penyerang andalan Cesare Prandelli, Mario Balotelli. Prandelli pun mengakui akan mempertimbangkan Totti untuk dibawa ke Piala Dunia yang dihelat di Brasil itu.

"Totti masih berada dalam kondisi yang luar biasa," ujar Prandelli pada SBS. "Jika kondisinya ini berada saat mendekati Piala Dunia, saya tak akan ragu untuk membawanya ke Piala Dunia. Tapi saya akan kembali mengevaluasi seluruh pemain sebulan sebelum Piala Dunia digelar."

Namun Prandelli ternyata tak menyertakan nama Totti dalam 23 pemain Italia yang berangkat ke Brasil. Ini tentunya menjadikan polemik bagi para pendukung timnas Italia.

Dan ternyata timnas Italia kembali mengecewakan publik Italia pada Piala Dunia 2014. Balotelli dianggap sebagai salah satu biang kegagalan Italia karena performanya yang buruk selama turnamen. Publik Italia pun berandai-andai jika Totti dipanggil, mungkin Italia tak akan bernasib serupa seperti di Piala Dunia 2010.

Baca juga artikel lainnya tentang Totti

Francesco Totti, Sosok Nyata Tua-Tua Keladi

Lelucon-lelucon Tentang Francesco Totti

Francesco Totti dan Tawa yang Membebaskan Kita Semua


Di saat Totti diperdebatkan untuk dipanggil kembali atau tidak ke timnas Italia, sang pemain lebih memfokuskan diri bersama AS Roma. Gol demi gol ia torehkan, hingga total golnya untuk Roma saat ini mencapai 299 gol di segala kompetisi.

Meskipun begitu, tak ada tanda-tanda bahwa Totti akan kembali memperkuat timnas Italia. Di usianya yang semakin tidak muda lagi, pelatih timnas Italia saat ini, Antonio Conte, lebih gemar memanggil pemain-pemain muda atau pemain yang belum pernah mencicipi seragam timnas Italia. Ini bisa berarti, karir timnas Totti benar-benar sudah berakhir.

Dalam delapan tahunnya bersama timnas Italia, Totti hanya tampil sebanyak 58 kali dan mencetak sembilan gol. Torehan yang terbilang sedikit untuk pemain sekaliber Totti. Tapi dengan mencatatkan namanya yang menjadi bagian dari skuat Italia di Piala Dunia 2006, di mana ia turut mencetak satu gol, Totti mungkin sudah cukup puas atas torehannya bersama timnas dan bisa melanjutkan karirnya yang semakin mendekati ujung bersama AS Roma.

Hari ini, 20 Juli 2015, genap sembilan tahun sudah Totti pensiun berseragam Azzuri. Rasanya baru kemarin Totti mengeksekusi tendangan penalti ke gawang Australia di babak perdelapan final Piala Dunia 2006 sebagai "hadiah" atas diving-nya Fabio Grosso. Rasanya belum terlalu lama juga menyaksikan Totti mengangkat trofi Piala Dunia. Tapi ternyata sudah sembilan tahun. Sudah nyaris satu dekade berlalunya waktu.

Entah kapan lagi Italia akan memiliki seorang fantastista yang bukan hanya mumpuni dengan bola, tapi juga terbukti berhasil mempersembahkan trofi juara dunia.

foto: sidetackle.com

Komentar