Perlukah Sepakbola Melakukan Pergantian Pemain Keempat?

Taktik

by Ammar Mildandaru Pratama

Ammar Mildandaru Pratama

mildandaru@panditfootball.com

Perlukah Sepakbola Melakukan Pergantian Pemain Keempat?

Louis van Gaal mendapat banyak pujian berkat tindakannya melakukan pergantian kiper pada detik-detik terakhir sebelum babak adu penalti melawan Kostarika. Kiper utama Jasper Cillessen yang sebenarnya bermain apik selama 120 menit diganti oleh Tim Krul, hasilnya pun positif. Belanda berhasil lolos ke babak semifinal berkat aksi gemilang sang pengganti tersebut.

Statistik menghadapi penalti Tim Krul sebenarnya tidak istimewa. Hanya saja Pada Piala Dunia 2014 kali ini, pemain pengganti memang sedang menjadi perbincangan. Hingga menjelang semifinal, sudah 29 gol tercipta oleh pemain pengganti. Mengalahkan rekor sebelumnya yang terjadi di Jerman pada 2006 yang hanya 23 gol. Dampak ini belum menghitung para pemain yang berperan lain dalam pertandingan, seperti contoh Tim Krul diatas.

Puncaknya tentu ada pada partai final, dimana pencetak gol penentu juga lahir dari kaki seorang pemain pengganti. Masuk menggantikan Klose pada menit 88, Gotze kemudian menjadi pahlawan kemenangan Jerman berkat gol tunggalnya saat babak tambahan. Total 32 gol tercipta oleh pemain pengganti pada Piala Dunia kali ini.

Sebelum digelarnya Piala Dunia, Joachim Loew pelatih Jerman bahkan sudah memprediksi bahwa peran pemain pengganti akan berdampak besar di Brasil nanti. Menurutnya faktor cuaca menjadi penyebab utama, yakni udara panas dan lembap yang membuat pemain menjadi mudah kelelahan.

Loew juga menambahkan bahwa tidak mungkin sebuah tim sanggup bermain gemilang di Piala Dunia 2014 jika hanya mengandalkan 11 pemain saja. Apalagi jika pertandingan harus berlangsung lebih dari waktu normal atau memasuki babak tambahan, tiga pergantian bahkan bisa kurang jika pada fase ini pelatih ingin mengubah taktik atau terdapat pemain cedera.

Usulan untuk menambah jatah pergantian sudah berlangsung lama, Mazzarri pernah juga mengusulkan agar Serie A menambah jatah pergantian pemain tahun lalu. Seperti yang diketahui, Liga Italia terkenal sebagai liga yang taktikal dengan seringnya para pelatih mengubah taktik saat pertandingan berlangsung.

Baru-baru ini Gerard Houllier salah satu legenda Prancis dan juga anggota technical study group FIFA juga memberi usulan mengenai penambahan jatah pergantian pemain. Secara spesifik dia mengusulkan Piala Dunia 2018 mendatang, agar diperbolehkan memakai pergantian keempat jika sudah memasuki babak tambahan waktu.

Ada dua fungsi utama pergantian pemain sepakbola selama ini, pertama soal fisik (cedera atau stamina) dan kedua tentang pergantian taktik. Seorang pemain profesional sebenarnya dituntut untuk siap secara fisik bertanding hingga akhir laga. Tetapi tak jarang juga pesepakbola yang bahkan tidak memungkinkan bermain maksimal dalam waktu normal 90 menit. Seperti penyerang tim nasional Jerman, Miroslav Klose misalnya baik di timnas maupun klubnya Lazio.

Padahal tenaganya masih dibutuhkan oleh tim, maka solusi paling tepat adalah menyiapkan pelapisnya atau menempatkannya di bangku cadangan. Meski akhirnya tim tersebut harus merelakan satu jatah pergantian karena kewajiban tersebut.

Kapan Sebaiknya Dilakukan?

Kecenderungan penerapan taktik pressing ketat dan tempo sepakbola yang semakin cepat, ide untuk menambah jatah pergantian mungkin dapat dijadikan sebagai pertimbangan. Penyesuaian aturan juga dapat dijadikan sebagai opsi tambahan, seperti kesepakatan sebelum turnamen yang disesuaikan dengan kondisi cuaca. Sama halnya dengan aturan water break atau jeda di tengah pertandingan jika suhu tinggi.

Namun berbeda dengan penggunaan water break yang menyesuaikan suhu saat pertandingan dan kesepakatan kedua belah pihak di awal sebelum laga. Pergantian keempat harus disepakati secara merata pada semua pertandingan, akan ada efek yang berbeda jauh antara pertandingan yang menggunakan pergantian keempat dan tidak.

Pada dua pertandingan semifinal misalnya, dimana kedua tempat memiliki perbedaan suhu yang jauh. Aturan water break memungkinkan kedua pertandingan berjalan berbeda, salah satu menggunakan jeda dan yang lain tidak. Karena syarat terjadinya water break adalah suhu yang mencapai 32 derajat celcius atau lebih.

Tetapi apabila syarat diatas juga diberlakukan pada pergantian keempat, dampaknya akan berbeda bagi kedua tim yang berlaga saat final nanti. Seorang pelatih dapat menyimpan pemain bintangnya ketika misalkan sedang mengalami cedera, sehingga dapat fit kembali saat pertandingan berikutnya. Namun pada pertandingan yang lain dengan keadaan yang sama, pelatih tidak dapat melakukan pergantian yang membuat sang bintang tak bisa bermain maksimal karena terus dipaksa bekerja saat cedera.

Melihat kegunaannya, aturan pergantian tambahan ini memang lebih cocok digunakan saat berlangsungnya pertandingan yang bersifat turnamen. Karena memiliki jeda antar pertandingan yang lebih rapat daripada liga domestik misalnya. Selain itu pada turnamen juga memungkinkan adanya babak tambahan, salah satu syarat boleh menggunakan pergantian keempat.

Dinamis dan Ketat Sampai Akhir

Penggunaan pergantian keempat ini sebenarnya memang lebih fokus pada pengaruhnya saat tambahan waktu. Saat fase normal 90 menit, tim masih menggunakan pergantian sebanyak tiga kali. Hal yang normal dan tak berpengaruh banyak sebenarnya.

Keputusan FIFA menghapus aturan golden goal dan mengubahnya menjadi dua babak tambahan pasca Piala Dunia 2002, membuat babak tambahan menjadi tidak lagi menarik. Kedua tim seringkali memilih bermain aman dengan menahan gelandang dan garis pertahanan yang tak terlalu tinggi.

Fisik yang terkuras selama 2 x 45 menit sebelumnya membuat para pemain tak lagi dapat bermain maksimal. Seakan babak tambahan hanyalah fase menunggu penalti saja. Selain itu tujuan FIFA sebelumnya menghapus golden goal adalah agar ada kesempatan tim lawan membalas jika kebobolan. Tetapi kenyataanya, hal tersebut sulit terlaksana sehingga para pelatih masih harus membutuhkan suntikan tenaga baru.

Jika membagi jatah pergantian dengan waktu yang digunakan yakni 3 pergantian untuk 90 menit, artinya satu pergantian digunakan setiap 30 menit pertandingan berjalan jika diratakan. Sehingga tambahan waktu 30 menit jika ditambah satu pergantian lagi akan pas, tidak kurang dan tak lebih.

Penambahan jatah pergantian akan menjanjikan permainan sepakbola yang dinamis dan ketat sampai akhir. Juga memungkinkan pertandingan berjalan dengan seimbang, karena tidak semua tim atau negara dalam turnamen mempunyai fasilitas kebugaran terbaik.

Perubahan taktik pada permainan juga kemungkinan besar akan lebih cepat berubah. Tidak ada lagi lalu lintas satu jalur yang selama ini banyak dikeluhkan oleh penonton. Karena pelatih dapat melakukan pergantian taktik lebih banyak agar mampu membobol gawang lawan. Bahkan untuk tim yang bertahan, juga punya kesempatan membalik keadaan jika akhirnya tembok mereka jebol.

Entah apakah tambahan aturan ini digunakan pada saat Piala Dunia 2018 mendatang di Rusia. Tetapi cepat atau lambat, serta dampak yang ditimbulkan peraturan ini layak untuk dipertimbangkan masuk sebagai aturan baru mendatang.



(amp)

Komentar