Solusi Baru Penggunaan Viagra Untuk Sepakbola

Sains

by redaksi

Solusi Baru Penggunaan Viagra Untuk Sepakbola

Manajer klub asal Liga Argentina San Lorenzo, Edgardo Bauza, melakukan kebijakan yang cukup unik saat timnya harus bertandang ke Bolivia. Manajer yang membawa San Lorenzo juara Liga Argentina musim lalu ini memerintahkan para pemainnya untuk mengkonsumsi Viagra sebelum bertanding di La Paz Bolivia.

San Lorenzo harus bertanding melawan klub asal Bolivia, Bolivar, pada babak semifinal Copa Libertadores di La Paz, Bolivia. Kota La Paz memang sudah terkenal menjadi momok tersendiri bagi para pemain sepakbola akibat lokasinya yang berada di ketinggian 3500 di atas permukaan laut.

Tingginya lokasi ibu kota Bolivia ini menyebabkan kadar oksigen di udara menjadi sangat minim. Hal ini akan menghambat para pemain sepakbola yang harus berlari selama 90 menit dan membutuhkan konsumsi oksigen yang cukup banyak. Dengan begitu para pemain akan lebih cepat kehabisan nafas karena jumlah oksigen yang masuk ke tubuh sangat sedikit.

Pemain sekelas Lionel Messi dan Angel Di Maria telah lebih dulu menjadi korban saat harus bertanding di La Paz. Messi sampai mengalami muntah-muntah sedangkan Di Maria harus lebih dulu ditarik keluar lapangan akibat kehabisan tenaga saat keduanya membela tim nasional Argentina. Kondisi ini memang sangat wajar mengingat pemain-pemain Argentina terbiasa tinggal di dataran rendah. Ibu kota Argentina, Buenos Aires, berada pada ketinggian 10 meter di atas permukaan laut.

Viagra sendiri sebenrnya adalah obat yang berfungsi untuk meningkatkan vitalitas pria. Viagra mengandung sildenafil sitrat yang mampu membuat alat kelamin pria bereksi lebih lama. Zat ini akan membuat aliran darah ke bagian alat kelamin pria menjadi lebih lancar yang membuat para pria mampu beraksi lebih lama.

Untuk mampu mengalirkan darah lebih banyak ke bagian alat kelamin pria, secara otomatis Viagra juga akan membuat Jantung sebagai organ yang memompa darah bekerja lebih keras dari biasanya. Hal inilah yang menjadi landasan Edgardo Bauza memerintahkan para pemainnya mengkonsumsi Viagra sebelum bertanding di La Paz.

Dengan meningkatnya detak jantung para pemain, otomatis jumlah oksigen yang dipompa oleh jantung akan lebih banyak. Jadi meskipun kadar oksigen di udara minim, namun karena intensitas jantung memompa darah meningkat maka kebutuhan oksigen tubuh akan dapat terpenuhi.

Memang belum ada penelitian yang membuktikan bahwa obat semacam Viagra dapat meningkatkan performa seorang pemain sepakbola. Namun jika kita melihat teori yang disebutkan di atas, memang cukup masuk akal bahwa Viagra dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi pemain saat bermain di ketinggian. Namun Bauza juga tidak boleh melupakan soal bahaya yang mungkin saja mengancam para pemain. Memaksa jantung memompa lebih tinggi dari biasanya tentu akan mendatangkan resiko tersendiri bagi jantung para pemain.

Meski begitu, apa yang dilakukan oleh Bauza ini memang sah-sah saja. Dalam dokumen prohibited list atau daftar obat dan makanan yang dilarang untuk dikonsumsi para pemain dari FIFA, tidak ada nama Viagra atau zat sildenafil sitrat di dalamnya. Maka apa yang dikonsumsi oleh para pemain San Lorenzo ini tidak akan dikatakan sebagai doping yang melanggar aturan.

Meski akhirnya San Lorenzo kalah 1-0 dari Bolivar, namun para pemain San Lorenzo mampu menahan gempuran dari pemain tuan rumah hingga menit ke 90. San Lorenzo baru kemasukan di menit 91 akibat gol yang dicetak oleh Yecerotte. Dengan hasil ini, San Lorenzo tetap berhak lolos ke babak final Copa Libertadores setelah mereka berhasil unggul 5-0 saat bertanding di kandang sendiri pada leg pertama.

Belum ada yang bisa membuktikan sejauh apa Viagra membantu San Lorenzo pada pertandingan ini. Mungkin untuk menjawabnya kita bisa menanyakan apa yang dirasakan oleh para pemain San Lorenzo sepanjang pertandingan.

(abi)

Komentar