2018, Tahun yang Hampir Menjadi Milik Bandung

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

2018, Tahun yang Hampir Menjadi Milik Bandung

Oleh: Fajar Aprilian*

Semua kompetisi resmi sepakbola di Indonesia hampir semua telah selesai diselenggarakan, baik di kompetisi junior hingga senior. Tinggal Liga 3 yang baru memasuki babak 8 besar dan Piala Indonesia yang baru memasuki babak 64 besar saat artikel ini ditulis.

Di Liga 1, Persija Jakarta akhirnya berhasil menuntaskan dahaga gelar selama 17 tahun sejak terakhir mereka meraihnya pada 2001. Di Liga 2, PSS Sleman berhasil mengalahkan Semen Padang di partai puncak dan berhasil keluar sebagai juara tingkat kedua kompetisi di negeri ini dan berhasil promosi ke Liga 1 musim depan. Di kompetisi junior, yakni Liga U19 dan Elite Pro Academy U16 berhasil dikuasai tim asal kota kembang Bandung, Persib U19 dan Persib U16.

Perkasanya Maung Ngora

Kesuksesan yang luar biasa berhasil diraih Persib Bandung dengan menyabet dua gelar prestisius di liga kelompok usia. Tim Persib U19 berhasil membayar kekalahan mereka di tahun sebelumnya saat harus takluk dari Persipura U19 di partai puncak. Kali ini, gelar juara mereka bahkan mungkin sangat terasa spesial, karena berhasil mengalahkan musuh bebuyutan mereka di tim senior, Persija Jakarta dengan keunggulan tipis 1-0.

Tak cukup sampai di situ, prestasi Persib mereka lengkapi dengan dua penghargaan individu lainnya saat kapten mereka, Syafril Lestaluhu, berhasil menjadi pemain terbaik, dan Beckham Putra meraih gelar raja gol.

Prestasi tim muda Persib dilengkapi dengan gelar yang diraih tim U16 mereka, juga diperkuat top skor Liga U19, Beckham Putra. Persib U16 berhasil mengalahkan Bali United U-16 di partai puncak melalui drama adu penalti. Sama seperti saat tim senior Persib menjuarai Liga 2014 dan Piala Presiden, “Maung Ngora” juga diarak keliling Bandung oleh ribuan Bobotoh.

Persib dan Timnas, Setali Tiga Uang

Prestasi yang diraih tim muda Persib sayangnya tidak mampu diikuti oleh senior mereka. Di tim senior, Supardi Nasir dan kolega tak mampu mempertahankan posisi puncak. Sempat menjadi juara paruh musim, penampilan Maung Bandung menurun di akhir kompetisi, hingga mereka harus turun ke posisi keempat klasemen akhir liga di bawah Persija, PSM Makassar, dan Bhayangkara FC, di mana posisi puncak dan gelar juara diraih rival abadi, Persija Jakarta.

Apa yang diraih Persib musim ini seperti mengingatkan kita akan apa yang dialami Timnas Indonesia. Di timnas, Garuda-Garuda muda mempunyai prestasi mentereng dan menjadi tim yang ditakuti lawan. Timnas U16 juara AFF U16, Timnas U19 peringkat ketiga AFF U19, mereka pun berhasil melaju hingga babak gugur Piala AFC U16 & U19.

Timnas senior justru malah sebaliknya. Anak asuh Bima Sakti malah tak mampu lolos dari fase grup AFF 2018 saat tergabung bersama Thailand, Filipina, Singapura, & Timor Leste, di Grup B. Miris memang, prestasi di tim junior tak mampu diikuti oleh tim senior, padahal sejatinya tim senior-lah yang menjadi tolak ukur prestasi sebuah tim.

Indonesia dan Bandung memang tidak pernah kehilangan talenta-talenta berbakat. Namun apa yang diraih timnas hingga saat ini, dan Persib (khusus untuk musim ini) membuktikan bahwa ada yang salah, baik itu dari segi regenerasi, transisi dari tim junior ke tim senior, ataupun ada masalah lainnya. Itu harus diperbaiki sama-sama, karena jika talenta dan bakat yang sudah hebat juga banyak, namun tak mampu dikembangkan dengan baik, membuat bakat-bakat yang sudah ada menjadi sia-sia.

Tahun yang Hampir Menjadi Milik Bandung

Sebuah prestasi yang luar biasa yang diraih Persib Bandung, meskipun tak mampu dilengkapi dengan trofi dari tim senior, tapi apa yang ditunjukkan maung-maung muda Bandung patut diapresiasi dan ditunggu bagaimana prospek karier mereka ke depannya.

Persib khususnya musim ini memang sangat mengapresiasi bakat-bakat muda yang mereka miliki. Selain melakukan pawai juara bagi tim junior, di tim senior juga terdapat pemain-pemain muda yang merupakan jebolan Diklat Persib, seperti Febri Haryadi, Henhen Herdiana, Puja Abdillah, dan pemain-pemain muda lainnya.

Andai saja Persib bisa tampil konsisten, mereka mampu mempertahankan posisi mereka di puncak klasemen hingga liga berakhir. Selain itu Persib juga berpeluang meraih penghargaan individu mengingat Febri Haryadi masuk nominasi pemain muda terbaik, Mario Gomez masuk nominasi Pelatih terbaik, bahkan striker mereka, Ezechiel Ndouassel, sempat memimpin daftar top skor di pertengahan liga.

Kalau itu terjadi, pastilah 2018 ini akan menjadi tahun yang sempurna bagi Persib. Bahkan andai terjadi, maka tahun 2018 dalam kalender sepakbola di negeri ini akan menjadi milik kota Bandung, warga Bandung, bahkan mungkin milik warga Jawa Barat.

Meskipun kenyataannya, tahun ini hanya “hampir menjadi milik Bandung”. Namun Persib dan Bobotoh tak sepenuhnya kehilangan harapan. Atep dkk masih berpeluang melengkapi gelar yang diraih juniornya, jika mampu menjuarai Piala Indonesia di mana saat ini mereka berhasil lolos ke babak 32 besar setelah mengalahkan PSCS Cilacap 1-0.

Foto: Liga-Indonesia.id


*Penulis merupakan mahasiswa dan pelatih futsal. Bisa dihubungi lewatakun Twitter di @fajar_april14

**Tulisan ini merupakan hasil kiriman penulis melalui kolom Pandit Sharing. Segala isi dan opini yang ada dalam tulisan ini merupakan tanggung jawab penulis.

Komentar