Jan Kirchhoff dan "Black Body Radiation" Hukum Gustav Kirchhoff

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Jan Kirchhoff dan

Oleh: Billi Pasha Hermani*

Gustav Robert Kirchhoff adalah seorang fisikawan asal Jerman yang terkenal dengan hukum Kirchhoff-nya. Pria yang lahir pada tahun 1824 ini berkontribusi besar pada rangkaian listrik, spektroskopi, dan black body radiation. Beliau menciptakan radiasi black body pada tahun 1862, dan dua set berbeda dari konsep (satu dalam teori sirkuit dan satunya di spektroskopi) dan diberi nama hukum Kirchhoff.

“The supposition that bodies can be imagined which, for infinitely small thicknesses, completely absorb all incident rays, and neither reflect nor transmit any. I shall call such bodies perfectly black , or, more briefly, black bodies,”

Dalam bahasa Indonesia, teori di atas kurang lebih menjadi, “Tubuh dapat dibayangkan, untuk ketebalan yang lebih kecil, benar-benar menyerap semua sinar insiden dan tidak memantulkan apapun. Badan-badan tersebut disebut dengan hitam yang sempurna atau tubuh yang hitam.”

Jujur saya sangat lemah dalam bidang sains. Namun pertandingan malam Minggu kemarin menjelaskan kepada saya tentang poin dari kalimat di atas. Poin tersebut ada dalam laga Tottenham Hotspurs melawan Sunderland.

Pertandingan yang digelar di White Hart Lane tersebut berlangsung menarik. Kedua tim memeragakan permainan cepat dengan tempo tinggi. Gol Sunderland dicetak oleh bek agresif, Patrick van Aanholt berkat umpan cantik Adam Johnson. Semenit kemudian, Christian Eriksen sukses mengonversi bola muntah menjadi gol, setelah sepakannya gagal diantisipasi dengan baik oleh Lee Cattermole. Pertandingan babak pertama pun ditutup dengan skor imbang 1-1.

Pada babak kedua, perbedaan kekuatan mulai terlihat. Entah mengapa, atau secara logisnya Sunderland bermain lebih defensif sehingga membuat Spurs semakin gencar dalam menyerang. Dalam beberapa kesempatan, serangan Spurs kerap digagalkan oleh penampilan gemilang kiper Sunderland, Jordan Pickford. Namun akhirnya penjaga gawang berusia 21 tahun itu harus memungut bola dari gawangnya setelah Moussa Dembele, Eriksen, dan Harry Kane bergantian membobol gawangya.

Lalu apa hubungan dari hukum Kirchhoff dengan laga Spurs antara Sunderland?

Kirchhoff atau lebih spesifiknya Jan Kirchhoff merupakan pemain debutan yang baru saja dibeli pada bursa musim panas ini dari Bayern Munich. Berposisi sebagai bek dan sempat menjadi anggota timnas Jerman U-21, memberikan sedikit garansi bahwa pemain yang berusia 25 tahun ini didatangkan untuk memperkuat lini belakang The Cats. Pada pertandingan Sabtu malam lalu Kirchhoff sengaja dicadangkan oleh Sam Allardyce. Bisa jadi ia diplot menjadi senjata untuk melumpuhkan lini serang Spurs.

Kirchhoff akhirnya dimasukan sebagai pengganti Daniel Graham yang notabene merupakan seorang penyerang. Dari situ bisa dilihat bahwa Big Sam (julukan Sam Allardyce) ingin anak asuhnya bermain lebih bertahan dan mengandalkan serangan balik lewat Jermain Defoe yang mempunyai kecepatan di atas rata-rata.

Namun, setelah Kirchoff bermain, keadaan justru berubah drastis. Pertahanan Sunderland bukannya makin kuat, tapi Spurs malah mencetak gol demi gol lewat “bantuan” Kirchoff.

Malapetaka Sunderland diawali oleh gol Dembele berjarak satu menit setelah Kirchhoff memasuki lapangan. Gol kedua Spurs dicetak Eriksen lewat sepakan keras yang sedikit mengenai kaki dari Kirchhoff membuat bola menjadi liar dan berada di luar jangkauan Jordan Pickford sehingga berbuah gol.

Momen selanjutnya terjadi ketika Rose melakukan penetrasi di dalam kotak penalti. Bek sayap Spurs tersebut amat cerdik. Ketika Kirchhoff datang menghadang untuk mengambil bola, ia segera mengumpan bola ke tengah. Alhasil kaki Kirchhoff mengenai Rose dan Spurs dihadiahi tendangan penalti oleh wasit Mike Dean yang memimpin pertandingan hari itu. Kesempatan emas dimanfaatkan dengan baik oleh Kane dan sukses menutup kemenangan 4-1 terhadap Sunderland.

Entah ini suatu kebetulan atau bukan, pada pertandingan itu Kirchhoff “menegakkan” hukumnya. Lebih jelasnya Jan Kirchhoff membuktikan hukum Kirchhoff milik Gustav Kirchhoff.

“Tubuh dapat dibayangkan, untuk ketebalan yang lebih kecil, benar-benar menyerap semua sinar insiden dan tidak memantulkan apapun. Badan-badan tersebut disebut dengan hitam yang sempurna atau tubuh yang hitam.” Bagaimana kaitanya?

Babak pertama menjadi pertandingan yang imbang dan bahkan Sunderland sempat unggul lebih dulu. Semuanya berubah sejak Kirchhoff mulai bermain. Tiga gol beruntun yang masuk ke gawang Pickford dan dua dari tiga gol yang ada merupakan kesalahan dari Kirchhoff. Mantan pemain Mainz dan Schalke ini seakan menyerap semua sinar (semangat juang) rekan setimnya sehingga membuat timnya semakin tertinggal.

Kebetulan? Mungkin saja, setidaknya saya menjadi sedikit tahu tentang hukum Kirchhoff yang menyerap dan tidak memantulkan apapun (kecuali tendangan Eriksen).

foto: dailymail.co.uk

Komentar