Mencintai Oblak Setiap Hari

Backpass

by

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Mencintai Oblak Setiap Hari

Ketika didatangkan dari Benfica dengan mahar 12 juta euro pada musim panas 2014, banyak suporter Atlético Madrid yang meragukan kualitas Jan Oblak. Tidak heran, karena harga tersebut menjadikannya penjaga gawang termahal di La Liga saat itu.

Pada debutnya di Spanyol, dia menghadapi tiga tendangan mengarah ke gawang dan ketiganya menjadi gol. Sungguh partai debut yang buruk untuk penjaga gawang termahal tersebut. Namun seiring berjalannya waktu, publik Atlético Madrid justru akan lebih mengingat aksi gemilang Jan Oblak ketimbang banderol dirinya.

Oblak lahir di sebuah kota bernama Skofja Loka di Slovenia pada 7 Januari 1993. Dia sudah mengenal si kulit bundar sejak masih balita. Adalah sang ayah, Matjaz Oblak, yang memperkenalkan dirinya dengan sepakbola. Maklum, sang ayah juga merupakan penjaga gawang di sebuah kesebelasan divisi tiga Liga Slovenia.

Pada musim keduanya, Oblak sudah mencuri hati suporter Los Rojiblancos. Setiap kali dia menyelamatkan gawang, para suporter dengan lantang bersenandung: “Obi, Oblak, cada día te quiero más!” (“Obi, Oblak, setiap hari aku jadi lebih mencintaimu!”). Cinta itu bersemi pula di ruang ganti dan tempat latihan. Pelatih dan para pemain Atlético tidak segan memuja serta memuji Oblak.

“Aku sudah bekerja sama dengan David De Gea dan Thibaut Courtois, tapi Oblak yang terbaik di dunia. Dia selalu muncul pada momen-momen kunci,” ujar Juanfran, bek sayap Atlético sebagaimana dikutip ESPN.

Bicara yang terbaik di dunia, maka tidak bisa lepas dari prestasi individu. Oblak berhasil meraih piala Ricardo Zamora (penghargaan tertinggi bagi penjaga gawang yang paling sedikit kebobolan di La Liga) dalam tiga musim berturut-turut. Tidak hanya itu, Oblak berhasil mencatatkan rekor nirbobol yang ke-100 hanya dalam 178 pertandingan.

Sebagai perbandingan, Manuel Neuer butuh 188 pertandingan, Gianluigi Buffon butuh 222 pertandingan, Victor Valdes mencapainya pada pertandingan ke-217, dan Iker Casillas mencatatkan rekor 100 kali nirbobol setelah bertanding 306 kali.

Oblak pun mendapat pujian dari sesama kiper. Buffon dalam sebuah wawancara dengan Canal+, ditanya siapa penjaga gawang terbaik dunia saat ini. Lalu legenda asal Italia itu menjawab Neuer, Oblak, dan Alisson Becker. Sama halnya dengan Buffon, Alisson juga sempat mengakui kehebatan Oblak. “Aku menyukai Oblak, dia merupakan salah satu penjaga gawang yang aku cermati,” kata Alisson sebagaimana dikutip Goal.

“Senang rasanya mendengar orang-orang berkata bahwa aku kiper terbaik di dunia,” celetuk Oblak kepada ESPN. Adapun hal itu membuat senang sekaligus pusing seorang Diego Simeone, Pelatih Atlético Madrid. Pasalnya, semakin jago Oblak di bawah mistar, maka semakin banyak kesebelasan yang mengincar tanda tangan si kiper.

Contoh nyata yakni pada musim panas 2018. Liverpool yang gigih mencari pengganti Loris Karius, sempat membujuk Jan Oblak agar mendarat di Anfield. Namun ketika Atlético membuka harga awal 100 juta Euro, Liverpool langsung mundur. Bukan tidak mungkin, jika kesebelasan yang secara finansial lebih kuat dari Liverpool yang menawar, mengeluarkan uang sebanyak itu bukanlah perkara sulit.

“Dia (Oblak) adalah yang terbaik di dunia, dan aku berharap dia akan bertahan di sini,” ujar Simeone. Pada musim 2018/19, Oblak memang masih terikat kontrak hingga 2021. Namun Atlético takut jika itu menjadi tahun terakhir Oblak jika kesebelasan tidak segera memperpanjang masa baktinya.

Sid Lowe, jurnalis olahraga Spanyol, sempat mengungkapkan bahwa sebenarnya kesebelasan sudah menyodorkan kontrak baru, tetapi Oblak masih menolak perpanjangan. Atlético sudah seharusnya tidak menyerah. Oblak terlalu vital bagi Atlético. Bahkan beberapa suporter tak ragu menahbiskan Oblak sebagai kiper terbaik sejak kesebelasan yang berdiri pada 1903 tersebut.

“Jika aku yang berkuasa, aku akan kasih cek kosong,” ujar kapten kesebelasan, Koke, terkait situasi rumit perpanjangan kontrak Oblak.

Ketika Oblak benar-benar meninggalkan Atlético Madrid, senandung “Obi, Oblak, cada día te quiero más!” jadi punya nilai lebih bagi para pendukung Atlético Madrid di manapun mereka berada.

Komentar