Bangkitnya Luis Muriel, Bagian ?Koneksi Atalanta? yang Berharga untuk Timnas Kolombia

Cerita

by Redaksi 7

Redaksi 7

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Bangkitnya Luis Muriel, Bagian “Koneksi Atalanta” yang Berharga untuk Timnas Kolombia

Luis Fernando Muriel Fruto hijrah ke Eropa pada usia yang sangat muda, 19 tahun. Pada 2010, setahun setelah memulai debut profesional bersama Deportivo Cali, pemain kelahiran Santo Tomas, Kolombia, itu direkrut Udinese dengan mahar 1,5 juta euro.

Penampilan sensasional Muriel selama membela Deportivo Cali membuat Zebrette terpikat. Betapa tidak, waktu masih 19 tahun, ia sukses mencetak sembilan gol dan lima asis dari 10 pertandingan di klub Kolombia tersebut. Penampilannya yang paling disorot adalah hat-trick ke gawang Once Caldas, 7 Maret 2010, yang membuatnya dijuluki “Ronaldo dari Kolombia”.

Performa menjanjikan di Amerika Latin tentu membuat ekspektasi terhadap Muriel membumbung tinggi. Namun, ia sempat kesulitan mengawali karier di Italia. Setelah dipinjamkan ke Granada dan Lecce, Muriel dipinggirkan oleh pelatih Udinese saat itu, Francesco Guidolin.

Jelang pramusim 2012, Guidolin marah karena Muriel kembali dalam kondisi kelebihan berat badan. Eks pelatih Palermo itu pun tak ragu memberi komentar pedas ke Muriel saat diwawancarai media.

“Jika dia hendak berbicara dengan saya, dia harus kehilangan lima pon lebih dulu. Saya ulangi, dia tidak akan berbicara dengan saya hingga dia memiliki fisik seorang atlet, dia harus bekerja keras,” ucap Guidolin kepada wartawan La Gazzetta dello Sport.

Muriel memang berhasil tampil reguler di bawah Guidolin setelah kejadian itu. Pada 2012/13, ia menikmati musim tersuksesnya bersama Udinese, mencetak 11 gol dari 22 laga. Namun, cap indisipliner dan problem “kelebihan berat badan” kadung melekat kepadanya.

Terlebih lagi, Muriel juga kerap didera masalah kebugaran pada musim-musim berikutnya. Hal tersebut membuat pemain bertinggi 1,79 meter ini jarang mendapat kesempatan untuk bermain secara konsisten.

“Sejak Guidolin berkata saya tidak bermain karena saya gemuk, label ini melekat dengan saya. Ini beban yang saya pikul. Ketika semuanya berjalan baik, tidak ada yang berbicara mengenai berat badan saya, tetapi saat terjadi hasil buruk, semua orang menghujat,” ucap Muriel dilansir Football Italia.

Link streaming pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2022: Chili vs Kolombia

Muriel kemudian pindah ke Sampdoria. Di sana, ia mencetak 11 gol dari 31 pertandingan Serie A 2016/17 yang membuat Sevilla tertarik meminangnya.

Di bawah naungan Eduardo Berizzo, Muriel tampil reguler sepanjang 2017/18. Namun, kedatangan Pablo Machin pada 2018/19 membuatnya tersingkir. Machin hanya memainkannya sebanyak enam kali sepanjang paruh pertama La Liga musim itu. Muriel pun dipinjamkan ke Fiorentina pada Januari 2019.

Akhirnya, bersama La Viola, Muriel berhasil bangkit. Ia menemukan kepercayaan dirinya kembali dan bersinar di Artemio Franchi sepanjang sisa 2018/19. Publik mulai menyadari lagi kualitas Muriel saat Fiorentina menahan imbang Sampdoria 3-3, Januari 2019 lalu. Muriel menjadi bintang lapangan dalam laga tersebut, mencetak brace ke gawang Emil Audero.

Musim lalu, Muriel direkrut Gian Piero Gasperini dengan mahar 20,1 juta euro. Jumlah itu memecahkan rekor transfer termahal sepanjang sejarah Atalanta. Muriel pun membayarnya dengan sepadan. Ia tampil trengginas sepanjang 2019/20 dan membantu La Dea finis di peringkat tiga.

Gaya permainan Atalanta yang sangat ofensif cocok untuk Muriel. Ia sering dipasang sebagai tandem rekan senegaranya, Duvan Zapata, atau Josip Ilicic dalam formasi 3-4-1-2. Pada 2019/20, Muriel mencetak 18 gol dan satu asis dari 34 penampilan di ajang Serie A.

Meski awalnya sering dijadikan supersub (hanya turun 10 kali sebagai starter musim lalu), Muriel kini diandalkan Gasperini sejak awal laga. Pada 2020/21, Muriel telah tampil dua kali sebagai starter, total mencetak dua gol dan satu asis dari tiga pertandingan.

Duet Muriel-Zapata pun memberi Timnas Kolombia produk jadi di lini serang. “Koneksi Atalanta” ini dapat menjadi aset berharga Timnas Kolombia jelang melakoni Copa America 2021 dan Piala Dunia 2022. Muriel dan Zapata tentu sudah hafal permainan masing-masing dan mampu bekerja sama dengan solid.

Pada Sabtu (10/10), Muriel dan Zapata membuktikan bahwa mereka dapat diandalkan Los Cafeteros di lini serang. Dua penyerang La Dea ini memborong tiga gol dalam kemenangan 3-0 Kolombia atas Venezuela.

Dalam laga itu, Quieroz menurunkan formasi 4-3-3. Muriel pun mendapat peran berbeda di lini serang. Ia dipasang Quieroz sebagai penyerang kiri, menemani Zapata yang menjadi penyerang tengah dan didukung kreativitas James Rodirguez di sayap kanan.

Kiprah “koneksi Atalanta” ini pun patut disimak jelang dua turnamen kabar pada 2021 dan 2022. Rabu (14/10) besok, daya gedor keduanya akan diuji saat Kolombia menghadapi Chili dalam partai kedua kualifikasi Piala Dunia 2022 zona CONMEBOL.

Di masa jeda internasional, Anda tidak akan kekurangan tontonan. Mola TV menayangkan pertandingan persahabatan, UEFA Nations League, dan Kualifikasi Piala Dunia 2022. Pertandingan Chili vs Kolombia pada Sabtu (14/10) pukul 07.30 WIB dapat Anda saksikan dengan mengeklik tautan ini.

Komentar