Terlalu Dini Menyebut Inggris Memiliki Generasi Emas

Cerita

by Redaksi 21

Redaksi 21

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Terlalu Dini Menyebut Inggris Memiliki Generasi Emas

"Generasi Emas" adalah frasa yang tidak boleh lagi disematkan kepada Tim Nasional Inggris. Di awal tahun 2000-an kata generasi emas pernah disematkan kepada Inggris yang kala itu dihuni oleh pemain-pemain kelas dunia seperti Steven Gerrard, Frank Lampard, Ashley Cole, dan Michael Owen, bersama dengan kuartet Manchester United mulai Gary Neville, David Beckham, Paul Scholes, sampai Wayne Rooney. Namun diisi para pemain kelas dunia, Inggris tak sekalipun meraih gelar juara.

Generasi baru Inggris kini telah lahir. Piala Dunia 2018 di Rusia memunculkan harapan baru. Tokoh di balik layar yang memunculkan harapan baru tersebut adalah Gareth Southgate sebagai manajer. Babak semifinal berhasil dicapai Harry Kane dan kawan-kawan dengan materi pemain yang pada saat itu terbilang diisi dengan nama-nama baru dan muda.

Pasca Piala Dunia 2018, Southgate dan Inggris seolah ingin memunculkan era baru lagi. Para pemain muda potensial dimunculkan di timnas senior.

Southgate memanggil 23 pemain untuk mengisi skuat Inggris memainkan laga babak kualifikasi Piala Eropa 2020. Dari 23 tiga pemain tersebut, menariknya muncul nama-nama baru yang usianya terbilang masih sangat muda. Di saat menang 5-0 menghadapi Republik Ceko dini hari tadi ada tiga nama yang menarik perhatian, yaitu Jadon Sancho, Callum Hudson-Odoi, dan Declan Rice.

Hudson-Odoi yang berusia 18 tahun dari Chelsea ditarik dari tim U21 ke skuat senior. Promosi Hudson-Odoi mungkin dianggap terlalu cepat bagi para pengamat sepakbola Inggris. Namun Southgate yang punya pengalaman sebagai pemain muda yang cepat dipromosikan ke level senior beranggapan bahwa apabila seorang pemain muda sudah memiliki mental dan kualitas bagus, dia layak untuk bermain di timnas senior.

Seolah setuju dengan Southgate, Kane berkata: "Callum hebat. Kami sangat senang memilikinya. Persaingan untuk lini depan sangat tinggi saat ini. Semua orang berjuang untuk mendapatkan tempat dan para pemain muda tidak takut untuk muncul dan mengekspresikan diri, dan dia (Hudson-Odoi) melakukan itu."

Hudson-Odoi langsung dipercaya bermain di pertandingan menghadapi Ceko dini hari tadi, meski baru masuk di menit ke-70, penampilan pemain yang diperebutkan Bayern München itu tampil begitu percaya diri. Dia tercatat melakukan 26 kali sentuhan, dua tembakan tepat sasaran, dan peluangnya di depan gawang berbuah gol untuk Inggris meski gol itu dicetak oleh pemain belakang Ceko, Tomas Kalas, karena salah mengantisipas bola liar hasil sepakan Odoi.

Selain Odoi ada pemain berusia 18 tahun lainnya, pemain itu berasal dari Borussia Dortmund, Jadon Sancho. Tak butuh waktu lama untuk percaya kepadanya, Southgate langsung menurunkan Sancho dari menit awal. Dia pun mendapat nomor punggung 7, di mana nomor itu pernah dipakai beberapa pemain hebat Inggris, salah satunya Beckham.

Sancho langsung tampil memikat. Satu asis berhasil ia berikan untuk Raheem Sterling. Selain itu catatan statistik individunya juga sangat baik. Pemain kelahiran 2000 ini tercatat melepaskan dua tembakan, 82 kali sentuhan, membuat empat umpan kunci, dan memiliki 84,8% akurasi operan.

Sancho memang telah menarik perhatian banyak pengamat sepakbola karena penampilannya bersama Dortmund. Bermain di 19 pertandingan di Bundesliga, dia telah mencetak 8 gol dan 12 asis. Maka dari itu, hadirnya Sancho di Timnas Inggris kini memunculkan harapan baru untuk masa depan Inggris.

Pemain selanjutnya yang memulai debut di Timnas Inggris adalah Rice yang baru berusia 20 tahun. Southgate seolah menjadi pelatih timnas yang beruntung, pasalnya Rice lebih memilih untuk mengambil status kewarganegaraan Inggris daripada Republik Irlandia meski dia pernah bermain di timnas senior Irlandia dan bahkan mendapatkan penghargaan pemain muda terbaik beberapa waktu lalu.

Inggris telah memiliki pemain-pemain lini tengah yang bisa dimainkan seperti di laga dini hari tadi sepertiJordan Henderson dan Eric Dier, tetapi Rice bisa menjadi jangkar yang juga memiliki jangkauan operan untuk sesekali menjadi awal serangan dari Inggris. Masuk di menit ke-62, Rice tercatat memberikan 25 operan dan tingkat akurasinya mencapai 92%.

Rice adalah pemain yang serba guna. Pemain muda yang kini bermain di West Ham United ini sejatinya adalah pemain bertahan, tapi di West Ham dia kerap ditempatkan sebagai pemain tengah yang membantu serangan di lini depan.

Hadirnya tiga pemain muda di atas menandakan harapan baru bagi Timnas Inggris. Inggris memang sudah terlalu lama tidak menikmati kualitas para pemain muda pasca era Gerrard dan kawan-kawan berakhir. Kini Inggris memiliki para pemain muda yang punya jam terbang liga yang sangat baik. Selain Odoi, Sancho, dan Rice, masih ada nama-nama pemain muda potensial di setiap posisinya.

Di posisi pemain bertahan ada nama seperti Aaron Wan-Bissaka (21 tahun) dan Ben Chilwell (22) yang juga dipangggil Southgate di skuat Inggris untuk babak kualifikasi Euro 2020. Selain itu, nama-nama seperti Trent Alexander-Arnold (20), Luke Shaw (23), John Stones (24), James Maddison (22), James Ward-Prowse (24), Bamidele Alli (22), sampai Marcus Rashford (21) juga merupakan aset-aset berharga Inggris.

Para pemain andalan Inggris lainnya bisa dibilang juga tidak memiliki usia yang terbilang tua. Kane masih berusia 25 tahun dan juga Sterling yang mencetak trigol ke gawang Ceko masih berusia 24 tahun. Jordan Pickford yang berada di gawang Inggris masih berusia 25 tahun.

Kini tinggal melihat bagaimana seorang Southgate memaksimalkan para pemain muda Inggris di skuatnya. Menjaga keharmonisan tim dan kebersamaan jadi hal penting bagi sebuah tim yang berisi para pemain muda. Inggris harus menjadi sekelompok saudara, di dalam dan di luar lapangan.

Kemenangan 5-0 atas Ceko membuat Inggris sementara kini berada di peringkat pertama Grup A babak kualifikasi Piala Eropa 2020. Apabila Inggris tetap tampil konsisten dengan generasi baru ini tentu ini kembali memunculkan harapan baru bagi para suporter Inggris yang merindukan gelar juara.

Memang Inggris cukup begitu menyenangkan melihat Inggris diisi para pemain muda dan generasi baru, tapi sekali lagi, jangan sekalipun menyebut generasi baru yang ada di Timnas Inggris ini adalah generasi emas. Mereka belum sampai ke level "emas" meski mungkin bisa saja dipanggil "mas".


Simak opini, komentar, dan sketsa adegan Rochy Putiray tentang jual-beli lisensi klub yang kerap terjadi di Liga Indonesia:



Komentar