Jalan Berliku Besiktas Sebagai Si Nomor Tiga

Cerita

by Randy Aprialdi 29019

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Jalan Berliku Besiktas Sebagai Si Nomor Tiga

Tidak mudah menjadi kesebelasan ketiga soal pamor dan prestasi di kota besar sebuah negara. Posisi itu bukanlah situasi yang mengenakan bagi si sulung Besiktas sebagai kesebelasan tertua di Istanbul, Turki. Besiktas (dibaca "Besyiktasy" dengan "s" seperti kita membaca "syal") berdiri sejak 1903, dan sampai saat ini justru kalah pamor dan prestasi dari Fenerbahce dan Galatasaray yang merupakan saudara mudanya.

Kendati demikian, Besiktas tetaplah salah satu kesebelasan sepakbola paling sukses di Turki. Apalagi Besiktas tidak pernah terdegradasi ke divisi yang lebih rendah dari Super Lig (piramida tertinggi di Liga Turki).

Kesuksesan Besiktas sendiri penuh dengan sejarah dan perjuangan. Berawal dari 22 pemuda yang sering berkumpul dan berolahraga di Serence Bay daerah Besiktas pada setiap pekannya. Di sana terdapat sebuah halaman rumah milik Osman Pasa, salah satu tentara militer Kesultanan Ottoman. Halaman rumah Pasa rutin mengadakan olahraga-olahraga yang digemari masyarakat Besiktas pada waktu itu seperti angkat beban, gulat, senam, tinju dan lainnya. Namun pada zaman kesultanan Ottoman pada waktu itu melarang adanya perkumpulan secara berkelompok karena takut ada pemberontakan atau oposisi politik. Maka dari itu zaman kesultanan Ottoman memiliki intelejensi yang sangat tinggi.

Sialnya, perkumpulan olahraga di rumah Pasa terendus agen intelejen Kesultanan Ottoman yang mengira ada berbau pemberontakan di dalam kegiatannya. Alhasil para pemuda di rumah Pasa dirazia dan digelandang ke kantor polisi. Situasi menegangkan saat razia berlangsung. Tapi bisa lebih santai karena beberapa pemuda memiliki kedekatan dengan kesultanan di sana, termasuk Huseyin Bereket dan Mehmet Samil yang merupakan anak dari Pasa. Setelah bernegosiasi, para pemuda itu justru mendapatkan izin khusus untuk tetap menggelar kegiatan olahraga di halaman rumah Pasa.

Kemudian lahirlah cabang olahraga senam resmi pertama di Besiktas yang dibentuk pada 1903. Setelah itu sepakbola lahir karena sudah digemari sejak adanya hubungan perdagangan antara Kesultanan Ottoman dengan Imperium Britania. Tentu saja Besiktas pada waktu itu yang merupakan klub olahraga pertama menjadi terdepan mengadopsinya. Apalagi sepakbola merupakan permainan yang bisa dimainkan secara umum karena tidak sulit mendapatkan perlengkapannya. Bermain tanpa alas kaki pun bisa dan gawang bisa dibuat memakai puing-puing bebatuan. Semangat bermain sepakbola di Besiktas pun semakin berkembang seiring dengan adanya izin atas tragedi razia di rumah Pasa.

Besiktas pun mulai membuat seragam kesebelasan sepakbola bewarna hitam putih yang dipilih sesuai dengan lambang klub. Sebetulnya Besiktas identik dengan warna merah dan putih, namun hitam dan putih dipilih karena tanda penghormatan untuk korban-korban yang meninggal selama Perang Balkan. Bahkan adapula olahragawan yang meninggal karena keterlibatan peperangan tersebut.

Sementara penggunaan Elang Hitam di logo dan julukan klub tidak lepas dari momen unik pada 1941. Konon, di salah satu pertandingan Besiktas ada seorang nelayan bernama Mehmet Galin berteriak lantang di tribun belakang gawang. Ia berteriak seperti ini, "Ayo elang hitam, serang!".

Pada saat itu Besiktas dikenal dengan permainan menyerangnya. Galin menganggap bahwa permainan menyerang Besiktas dianalogikan seperti agresifnya elang hitam. Pertandingan yang diteriakinya pun mampu diakhiri dengan kemenangan enam gol tanpa balas. Gaya menyerang permainan Besiktas saat itu jugalah yang menjadi kunci kesuksesan agar terus menang pada zamannya.

Selain sebagai klub olahraga dan sepakbola pertama di Istanbul, Besiktas jugalah merupakan kesebelasan Turki pertama yang memenangkan Super Lig pada musim 1956/1957. Dan Besiktas juga merupakan kesebelasan Turki pertama yang berpartisipasi di Piala Eropa setelah memenangkan Super Lig 1959/1960. Di Piala Eropa pertamanya itu Benfica mengalahkan Rapid Vienna sebagai salah satu kesebelasan besar di Eropa pada waktu itu dengan skor 1-0.

Tapi sejak 1970-an, Besiktas semakin berada di bawah bayang-bayang Fenerbahce dan Galatasaray yang semakin sukses di Istanbul. Begitu pula dengan berkembangnya Trabzonspor dari wilayah lain. Kemunduran Besiktas pada periodisasi itu tidak lepas dari situasi keuangna yang sulit. Korupsi merajalela dan permainan di lapangan pun tidak konsisten, sehingga membuat Besiktas terperosok dari jajaran kesebelasan elit di Turki. Tapi perlahan Besiktas bangkit kembali ketika memasuki 1980-an ketika ditangani Dorde Milic.

Pelatih asal Yugoslavia itu berhasil mengembalikan gelar Super Lig pada musim 1981/1982 dan meraihnya lagi pada musik 1985/1986. Besiktas pun semakin berjaya jelang 1990-an. Diawali dengan kepelatihan Gordon Milne yang disebut-sebut sebagai kembalinya era keemasan. Milne berhasil memberikan 13 gelar di karier kepelatihannya di Besiktas sejak 1987 sampai 1994, termasuk memboyong tiga gelar Super Lig dan tiga gelar Piala Turki. Selanjutnya, Besiktas terus eksis di papan atas walau tidak secemerlang era Milne.

Belakangan ini pun Besiktas mulai berkembang kembali setelah harus puas berada di bayang-bayang Fenerbahce dan Galatasaray (lagi) pada era 2000-an. Musim lalu Besiktas berhasil menyempurnakan kehadiran stadion baru bernama Vodafone Arena dengan gelar Super Lig 2015/2016. Terakhir gelar itu bisa diraih pada Super Lig 2008/2009. Stadion Vodafone Arena yang dibangun sejak April 2016 memang menjadi perkembangan yang menggembirakan di dalam sejarah Besiktas. Padahal pembangunan Stadion Vodafone Arena sempat banjir perdebatan soal transparansi dana.

Besiktas pun sangat cerdas pada pergerakan transfer musim ini dengan mendatangkan Adriano, Caner Erkin, Demba Ba, Gokhan Gonul, Gokhan Inler, hingga Ryan Babel. Tapi jalan Besiktas untuk meraih kesuksesan saat ini tidaklah mudah. Mereka harus menjalani jalan terjal, bahkan terkadang berada di tepi jurang untuk sekadar bertahan hidup di Super Lig selama bertahun-tahun. Di sisi lain, Besiktas memiliki sejarah cukup dalam yang mampu melintasi kesenjangan Asia dan Eropa.

Maka dari itu Besiktas adalah salah satu kesebelasan Eropa yang menarik. Dan mereka berada di salah satu liga paling bersemangat di dunia atas militansi para suporternya. Militansi itu wajar, Besiktas adalah klub berpengalaman dan memiliki seni untuk melangkah menjadi lebih besar karena selalu menang dan berkesan bagi para pendukungnya dari zaman dahulu. Besiktas mungkin hanya klub ketiga Istanbul di mata banyak orang tanpa menyadari sejarahnya, tapi merekalah klub pertama Kostantinopel jauh sebelum ada tiga klub di Istanbul yang menjadi bayang-bayangnya.

Komentar