Lebih Mudah Memindahkan Colosseum dari Roma

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Lebih Mudah Memindahkan Colosseum dari Roma

Menyaksikan Francesco Totti memang masih belum berakhir. Sepakbola Italia pun memiliki umur yang panjang. Coba lihatlah perubahan peran Andrea Pirlo jelang karier terakhirnya, atau bagiamana cara Javier Zanetti menerima kekurangan waktu bermain bersama Internazionale Milan. Itu karena mereka sadar tentang keterbatasan diri sendiri. Dan itu berhubungan dengan apa yang terbaik bagi suatu kesebelasan dan pemain itu sendiri. Sementara Totti memiliki kepercayaan diri yang kekal. Ia merasa diciptakan dari sebuah zat yang melahirkan karakter Peter Pan, atau mungkin Gandalf dalam film Lord of the Rings.

Ia menerima akibatnya ketika Luciano Spalletti, Pelatih Roma, menyimpannya di bangku cadangan dengan cara tidak mengenakkan. Tapi hal itu menujukkan kepadanya bahwa sepakbola itu luas. Dan dari bangku cadangan itu, Totti banyak menyelamatkan kesebelasannya pada beberapa pertandingan terakhir AS Roma musim ini. Kendati demikian, masa depan Pangeran Roma itu masih dalam kebimbangan. Spalletti pun berbicara seperti ini, "Akan lebih mudah memindahkan Colosseum dari Roma," singkatnya tentang masa depan Totti, seperti dikutip dari Football-Italia.

Apa yang dikatakan Spalleti itu benar. Walau bagaimanapun, aksi Totti dalam beberapa waktu terakhir ini merupakan dampak dari keputusannya sebagai pelatih. Status pemain pengganti itu berdampak kepada kembalinya bentuk permainan Totti di lapangan. Sehingga musim ini menjadi musim yang "rock" bagi Totti dan Roma setelah ia merasa frustasi karena bermain tidak sebanyak yang diinginkan.

Meski total cuma bermain 384 menit, ia membukukan lima gol dan tiga asis untuk Roma, termasuk dua gol yang mengalahkan Torino 3-2 dan satu gol penyelamat kekalahan dari Atalanta, "Totti telah melakukan beberapa hal penting bagi kami dalam beberapa pertandingan terakhir dan dia selalu ingin memberikan kontribusi. Dia melakukan itu lagi melawan Genoa. Dia harus melakukan ini karena dia tahu bagaimana melakukannya," ujar Spalletti.

Itu mungkin tidak berarti apa-apa bagi sepakbola zaman sekarang, namun Totti berhasil menunjukkan bahwa perdebatan di ruang ganti bersama Spalleti adalah kesalahan. Sehingga Totti memiliki menit rasio mencetak gol yang baik di antara lima liga top Eropa (Inggris, Italia, Jerman, Prancis dan Spanyol). Ia mencetak satu gol setiap 66 menit. Torehan itu sama seperti Gonzalo Higuain, Karim Benzema, Luis Suarez dan Zlatan Ibrahimovic. Tapi Spalletti masih tidak yakin Totti bisa terus dimainkan, "Bagi saya, Totti adalah berlian yang tidak bisa dipakai setiap hari, hanya momentum-momentum khusus," ungkap Spalletti.

Ya, hanya momentum khusus, karena tiga pemain di lini serang Roma yang dilakoni Diego Perotti, Mohamed Salah dan Stephan El Shaarawy, sudah cukup efektif sejauh ini. Dan semua orang akan mewajarkan jika Totti tak selalu bisa bermain penuh 90 menit. Walau skuat Roma kehilangan kepemimpinan di lapangan, tapi Roma tidak kehilangan permainannya sejak Januari 2016. Totti pun memberikan hal penting untuk konsistensi kesebelasannya itu.

Jika berbicara tentang Roma, memang harus dimulai dari Totti. Maka dari itu James Pallotta, Presiden Roma, akan memperbaharui kontrak Totti pada akhir Mei nanti. Ia akan mendapat kontrak sebesar 1,1 juta euro untuk satu musim ke depan.

"Saya bahagia jika Totti bahagia, jika dia menginginkan kontrak baru, saya akan berada di sampingnya, saya akan menyodorkan tangan dan mendukungnya," ujar Spalletti.

Musim depan memang bisa menjadi cerita yang berbeda, seperti Roma yang membutuhkan penyerang utama yang lugas. Perotti memang terbukti menjadi pemain berharga di Roma, tapi ia lebih cocok sebagai penyerang pendukung. Lagiapula penyerang tengah bukanlah posisi asli Perotti. Hal yang sama berlaku untuk El Shaarawy. Walau begitu, kesebelasan berjuluk I Lupi (Si Serigala) ini wajib mempertahankan keduanya.

Roma membutuhkan penyerang yang bisa mencetak 20 gol per musimnya, seperti Gabriel Batistuta dan Vincenzo Montella di masa lalu. Sementara Edin Dzeko telah gagal menjadi Batistuta atau Montella baru di ibukota Italia. Jadi saatnya Roma berburu penyerang utama di bursa transfer musim panas nanti agar kembali menantang Juventus dalam perebutan Scudetto. Karena jika tidak, Roma hanya akan terus bergantung kepada Totti sebagai penyerang paling berbakat yang mereka miliki, bahkan sampai ia berusia 40 tahun.

Komentar