Senandung Pertemanan Terens Puhiri dan Yanto Basna

Cerita

by

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Senandung Pertemanan Terens Puhiri dan Yanto Basna

Saat bermain PS, Terens begitu antusias bahkan sampai mengganggu rekan sekamarnya, seperti Boaz Solossa. Hal ini juga yang sempat membuat Boaz enggan satu kamar dengan Terens ketika bintang Papua tersebut mengalami masa pinjaman di PBFC. Bagi Boaz, Terens dianggap terlalu berisik ketika sedang memainkan game tersebut sehingga membuat Boaz agak sulit untuk beristirahat selepas latihan atau pertandingan. Begitu juga dengan Yanto yang dalam beberapa kali kunjungannya ke kantor redaksi Pandit Football Indonesia ia selalu mengajak semua penulis untuk `bertanding`.

Selepas di Jayapura, mereka kemudian hijrah ke Jakarta untuk lebih mengembangkan karier sepakbola mereka. Yanto kemudian masuk ke Diklat Ragunan, sementara Terens masuk SMA Persada. Meskipun berbeda tempat pendidikan, komunikasi keduanya tidak pernah terputus.

Yanto dan Terens bersama rekan-rekan lain di Timnas Indonesia U-17

Yanto dan Terens kembali bersama ketika bermain untuk Timnas U-17, kemudian berlanjut ketika keduanya termasuk dalam daftar para pemuda Indonesia yang dikirim ke Uruguay untuk mengikuti program pengembangan usia muda yang lebih dikenal sebagai SAD Indonesia. Di Uruguay keduanya juga merupakan teman sekamar.

“Jujur waktu di SAD agak sulit juga, apalagi kita berdua masih muda. Untungnya bisa sekamar sama Yanto, jadi lebih enak. Karena sama-sama berasal dari Papua, kami bisa saling bercerita dan menyemangati,” aku Terens ketika ditanya pengalaman mereka berdua ketika berada di Uruguay.

Yanto dan Terens di Cotif Tournament, Spanyol

Sudah saling mengenal sejak masih kanak-kanak, Terens dan Yanto tentunya sudah saling mengenali karakter bermain masing-masing. Begini tanggapan mereka ketika ditanya tentang bagaimana cara bermain masing-masing, termasuk kepribadian keduanya.

“Seperti yang banyak orang tahu, Terens itu pemain yang cepat. Ia bisa berada di dekat kita, namun sedetik kemudian bisa melesat jauh dan tiba-tiba ada di depan,” ujar Yanto. "Dia anak yang baik. Dia memang sering sekali bercanda. Bahkan agak sulit menemukan kapan dia sedang serius. Dia dan saya sama-sama berasal dari keluarga yang sederhana. Kami sama-sama bekerja keras untuk meraih sukses."

“Buat saya Yanto pemain bertahan yang jarang ada di Indonesia. Yanto selain kuat ia juga punya kecepatan. Body balance-nya juga bagus sekali untuk pemain bertahan,” timbal Terens."Dari dulu dia pendiam, nggak banyak bicara. Diajak bercanda juga agak susah hahaha... Tapi dia orangnya serius dan juga pejuang yang hebat. Ia pekerja keras dan juga sangat sayang dengan keluarganya."

Ketika ditanya bagaimana perasaan akan saling berhadapan di laga antara PBFC dan Persib Bandung dalam lanjutan ISC, Sabtu (06/05) nanti, keduanya menjawab kompak. Meskipun teman yang sangat dekat, mereka akan mengedepankan profesionalisme dan berusaha untuk memberikan hasil yang terbaik bagi tim masing-masing. Jadi tidak ada baper di antara Terens dan Yanto.

Menutup obrolan, ketika ditanyakan apakah keduanya memiliki keinginan untuk bermain bersama. Mewakili keduanya Yanto menjawab seperti ini, “Tentu ada. Apalagi pelatih kami di Numbay Star, Amos Makanwai, ingin kami bisa bermain dalam satu tim. Dan kalau jujur tim tersebut adalah Persipura Jayapura. Akan tetapi kami pikir saat ini adalah waktunya memupuk pengalaman. Terlebih lagi tidak ada orang yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan.”

Bisa terlihat bahwa kedekatan keduanya memang sudah berlangsung lama. Baik Terens maupun Yanto sudah paham luar dalam karakter masing-masing. Luar biasanya kedekatan mereka tidak sekadar persahabatan antar kedua pemuda saja. Keduanya saling menyemangati dan mendorong satu sama lain agar bisa meraih kesuksesan.

Komentar