Tinjauan Paruh Musim Liga Primer 2015/2016

Cerita

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Tinjauan Paruh Musim Liga Primer 2015/2016

Pelatih Terbaik: Alan Pardew (Crystal Palace)

Ranieri memang berhasil membawa Leicester menjadi kesebelasan yang mengejutkan, Arsène Wenger juga tidak kalah berkualitasnya dengan berhasil membuat Arsenal berada di puncak, atau Manuel Pellegrini yang jenius dan disukai media.

Namun, jika kita membicarakan pelatih atau manajer terbaik sampai sejauh musim ini di Liga Primer, nama Alan Pardew dari Crystal Palace tidak bisa tidak kita sebutkan.

Sekarang berada di peringkat kelima (lebih baik daripada United, Liverpool, dan Chelsea), ternyata hanya Arsenal dan City saja yang memenangkan lebih banyak pertandingan Liga Primer daripada Crystal Palace sepanjang tahun 2015 (paruh kedua musim lalu juga dihitung).

Pardew mungkin bukan sosok pahlawan idaman semua orang. Dia bahkan terkenal sombong, tapi jika kita tahu lebih jauh mengenai dirinya, kita pasti akan membenarkan kesombongan tersebut.

Dia dibuang oleh Newcastle United untuk pergi ke London Selatan dan bertemu belahan jiwanya. Dari zona degradasi ke posisi lima, dia mengubah mental “kesebelasan yoyo” Palace untuk mencapai mentalitas kesebelasan Liga Primer sesungguhnya.

alan-pardew-crystal-palace-selhurst-park_3380647

Kekuatan utama Palace saat ini adalah kecepatan, permainan melebar, dan kemampuan eksekusi bola mati mereka. Dengan pemain-pemain seperti Yohann Cabaye, Yannick Bolasie, Wilfried Zaha, sampai Scott Dann di belakang, Palace sudah benar-benar menjadi kesebelasan yang ditakuti di Inggris.

Ditambah, Pardew adalah salah satu dari (hanya) empat manajer berkebangsaan Inggris di Liga Primer saat ini.

Selain Pardew, ada Eddie Howe (AFC Bournemouth), Steve McClaren (Newcastle United), dan Sam Allardyce (Sunderland). Atau jika kita menghitung seluruh Britania, kita bisa menambahkan nama Alex Neill (Norwich City), Mark Hughes (Stoke City), Alan Curtis (caretaker Swansea City), dan Tony Pulis (West Bromwich Albion).

Jangan heran jika Pardew menjadi manajer kesebelasan negara Inggris selanjutnya.

Pemain Terbaik: Riyad Mahrez (Leicester City)

Riyad-Mahrez

Apa jadinya Leicester tanpa Jamie Vardy dan Riyad Mahrez? Pertanyaan itu memang belum terjawab. Ketika Vardy terus-menerus hadir di tajuk utama berita karena gol-golnya dan juga dua gelar Player of the Month-nya, adalah Mahrez yang menjadi nyawa sesungguhnya bagi “Si Rubah”.

Musim ini Mahrez menjadi pemain tengah yang paling produktif di Liga Primer dengan 13 gol dan 7 asist (4 di antaranya adalah asist kepada Vardy). Selain itu, total ia sudah mencetak 35 peluang dan 63 dribel sukses (terbaik di liga).

Kontribusinya pada performa Leicester sangat mengesankan. Ia juga sudah menjadi pemain idaman para pemain Fantasy Premier League. Pemain sayap asal Aljazair ini adalah tipikal pemain yang bisa memengaruhi hasil akhir sebuah pertandingan.

Halaman berikutnya, Best Eleven Paruh Musim Liga Primer

Komentar