Perjudian Transfer yang Meracik Bom Waktu untuk Tim Sherwood

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Perjudian Transfer yang Meracik Bom Waktu untuk Tim Sherwood

Pekan lalu, masa depan Tim Sherwood, Manajer Aston Villa, dibahas Tom Fox selaku kepala eksekutif kesebelasan berjuluk Villans tersebut pada pertemuan di Amerika Serikat dengan Randy Lerner, pemilik klub. Melihat posisi di peringkat ke-18 klasemen sementara Liga Primer Inggris 2015/2016 membuat mereka mengkhawatirkan masa depan Villa akan terdegradasi pada akhir musim walau masih memiliki banyak waktu.

Lerner pun semakin gelisah pada prospek kehilangan uang dari siaran televisi jika Micah Richards dkk tidak tampil lebih baik lagi. Dirinya mengutus Fox untuk bertemu dengan Sherwood sembari membawa ultimatum dari hasil rapat di Amerika pekan lalu.

Mantan manajer Tottenham itu dituntut secepatnya mengubah situasi awal musim Villa yang mengerikan ini. Para petinggi memberi pesan yaitu mesti memenangkan antara dua pertandingan Liga Primer Inggris berikutnya menghadapi Chelsea (17/10) dan Swansea (24/10). Jika tidak mampu meraup tiga poin antara dua laga itu maka pemecatan sudah disiapkan untuk Sherwood.

Jika pertandingan terdekat di Stamford Bridge pekan depan diselesaikan dengan kekalahan mungkin ia masih memiliki kesempatan lain. Tapi ketika kalah dari Swansea di hadapan suporternya sendiri maka ia dipersilahkan angkat kaki.

"Saya cukup memenangkan pertandingan daripada pergi dari sini tanpa kemenangan. Saya telah melakukan itu beberapa kali dan berakhir kalah, jadi saya lebih suka pergi untuk menang. Tapi saya harus mencari pemain yang bisa pergi ke Stamford Bridge tanpa rasa takut, berjuang dan berani di lapangan," tegas Sherwood.

Sebelumnya Sherwood diyakini akan menjalani Liga Primer Inggris lebih baik ketimbang Paul Lambert, manajer sebelumnya. Ekspektasi itu muncul ketika musim lalu menyelamatkan Villans dari degradasi dan juara dua Piala FA setelah dikalahkan Arsenal di laga puncak.

Sementara itu Brendan Rodgers, mantan Manajer Liverpool, menjadi kandidat yang paling disukai Lerner dan Fox jika Sherwood dipecat. David Moyes, Pelatih Real Sociedad, pun akan digoda sebagai opsi.

Konflik Internal dan Transfer yang Tidak Sesuai Ekspetasi Sherwood

Bom waktu akan terus berdetik di ruang ganti Villans selama tetap berkutat di peringkat 18 dengan perolehan empat poin saja. Dikabarkan juga bahwa ada gesekan di antara pemain seperti Jack Grealish, Carles Gil dan Charles N'Zogbia.

Konflik itu terjadi setelah menelan kekalahan dari Stoke City pada pekan ke delapan Liga Primer Inggris 2015/2016 yang memancing ejekan dan cemooh dari tribun Villa Park. Alhasil N'Zogbia beradu argumen dengan para suporter pada jejaring sosial twitternya.

Kondisi itu semakin memperparah situasi Villans walau sudah melakukan perubahan besar pada skuat Sherwood musim ini. Kendati melakukan perombakan pada bursa transfer, namun masalah yang sama masih menghantui kesebelasan asal Birmingham ini.

Bayangkan, setelah kemenangan pada partai perdana Liga Primer Inggris 2015/2016 melawan AFC Bournemouth, mereka hanya mampu mencuri satu poin ketika menghadapi Sunderland dari tujuh pertandingan terakhir sampai pekan ke delapan ini.

Sherwood sendiri memiliki salah satu alasan dengan mengaku kesulitan ketika bursa transfer musim panas 2015 lalu, namun rasanya saat ini bukan menjadi cerita tepat untuk menyalahkan proses itu.

Memang begitu jelas Villa begitu kehilangan Christian Benteke sebagai pencetak gol utama musim lalu malah hengkang ke Liverpool dan Fabian Delph justru memperkuat Manchester City. Selain itu sampai saat ini belum ada yang bisa mengganti kepemimpininan Ron Vlaar karena habis kontrak dan cedera.

Sementara itu, Villans gagal mendaratkan pemain incarannya seperti Aaron Lennon, Esteban Cambiasso, Asmir Begovic, Emmanuel Adebayor dan mempermanenkan Tom Cleverley. Padahal Sherwood sangat ingin merekrut pemain-pemain yang sudah berpengalaman di Liga Primer Inggris, akan tetapi Direktur Pererkrutan, Paddy Reilly dan Direktur Olahraga, Hendrik Almstadt, malah pergi mencari pemain-pemain yang dianggap berbakat di liga lain.

Media Sports Mail mendata jika rekrutan yang sesuai dengan keinginan Sherwood adalah Richards, Mark Bunn, Idrissa Gana, Gestede dan Joleon Lescott. Sementara sisanya merupakan kebijakan Reilly dan Almstadt.

Hasilnya menjadi sebuah ekspetasi berlebih ditujukan kepada Adama Traore yang direkrut dari Barcelona dan masih berusia 19 tahun. Begitu juga perekrutan lain yang diprakarsai dua ahli transfer itu malah mengidentifikasikan kepada Jordan Amavi dan Jordan Veretout. Dua pemain itu dianggap Reilly dan Almstandt sebagai transfer terbaik yang telah didatangkan berdasarkan statistik dan potensi untuk biaya transfer musim depan lebih besar.

2D0A9C0E00000578-3268604-image-m-21_1444595159107

Jordan Amavi

Mereka dianggap berkualitas di negara mereka masing-masing walau tanpa adanya percobaan dulu di Liga Primer Inggris yang sesuai dengan kriteria Sherwood. Hal itu juga berlaku pada Jordan Ayew yang bisa dianggap sebagai panggilan kumulatif.

Rilley dan Alamstadt memang lebih suka menggunakan metode "Moneyball" dan mencari bakat luar negeri yang bisa menunjukan kemampuan tersembunyi. Para rekrutan baru mereka berdua itu dianggap berpotensi memililki nilai jual kembali dan menjadi daya tarik komersial Villa yang terus tumbuh sebagai merek global ini.

Klub sendiri sebetulnya menyadari jika langkah tersebut adalah perjudian walau mungkin salah satunya layak dijadikan apresiasi. Tapi pada akhirnya Lerner tetap lebih memutuskan untuk menghabiskan uangnya untuk transfer tersebut daripada mengembangkan Bodymoor Heath, sarana latihan Villans.

Villa sendiri telah menghabiskan sekitar 54,5 juta poundsterling untuk mengimpor bakat-bakat pemain luar negeri terutama dari Liga Prancis. Tapi sejauh ini dari prestasi lapangan nampak gagal untuk melunasi besarnya biaya yang dikeluarkan tersebut.

"Kami menyadari ketika kita pergi turun dari jalur ini untuk mendatangkan pemain berkembang dari negara yang berbeda dalam kuantitas besar itu adalah memutarkan sebuah dadu (perjudian)," ujar Sherwood.

Kendati demikian, tentu saja manajer 46 tahun itu berhasil mendaratkan beberapa targetnya terutama pada diri Richards, Lescott dan Gestede. Tapi khusus bagi Lescott, ia datang ketika tenggat transfer dan hanya Rudy Gestede yang dirasa baru menjawab pilihan Sherwood sejauh ini.

Rasanya mantan pemain yang pernah membawa Blackburn Rovers juara Liga Primer Inggris ini masih merasa membutuhkan pesepakbola lain yang berpengalaman di Liga Inggris agar bisa membawa Villa lebih baik.

"Saya belajar sepanjang waktu tentang para pemain. Mereka berlatih keras dan mereka semua pemuda yang baik tapi kita perlu beberapa orang untuk mengeluarkan kerja keras ini. Waktu terus berjalan. Kita harus memulai kemenangan," katanya.

Maka setidaknya sampai akhir tahun ini Sherwood mesti berjuang mati-matian untuk menghindari pertempuran di zona degradasi. Sehingga untuk sekarang ia hanya bisa berjuang untuk menemukan formula tepat sambil memberikan adaptasi kepada perekrutan para pemain yang dianggap asing olehnya itu.

Sumber : Birmingham Mail, Daily Mail, Football 365, Mirror, Soccerway, Sports Mail, The Telegraph,

Komentar