Anak-anak dan Pentingnya Kesombongan bagi Mihajlovic

Cerita

by Redaksi 35

Redaksi 35

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Anak-anak dan Pentingnya Kesombongan bagi Mihajlovic

Sinisa Mihajlovic boleh datang dari generasi emas Red Star Belgrade – namun ia malang-melintang di sepakbola Serie A berama AS Roma, Sampdoria, Lazio hingga mengakhiri karirnya sebagai pesepakbola bersama FC Internazionale pada 2006.

Mihijalovic adalah anomali. Ia sosok yang menarik. Sekali waktu tersandung kasus rasialisme akibat makiannya terhadap Patrick Vieira, namun belakangan ia diangkat sebagai duta UNICEF atas tindakan kemanusiaannya kepada anak-anak korban perang di Kosovo.

Di lapangan hijau pun ia tampil sebagai sosok yang janggal. Sebagai seorang bek tengah, ia tak dikenal karena ketangguhannya sebagai barikade pertahanan. Ia tak ditakuti karena kemampuannya membikin penyerang lawan frustasi. Ia adalah maestro tendangan bebas. Ia berhasil mencetak 28 gol lewat tendangan bebas di sepanjang karirnya di kompetisi Serie A, termasuk hat-trick legendaris saat Lazio – kesebelasan yang dibelanya waktu itu – berhadapan dengan Sampdoria pada tahun 1998.

Sekitar tahun 2007, Blic, surat kabar Serbia yang di awal tahun pendiriannya sempat mendapat sorotan akibat keberhasilannya mengedarkan 200.000 ekslempar setiap hari, mewawancarai Sinisa yang waktu itu masih menjabat sebagai asisten pelatih Inter Milan. Blic sendiri adalah surat kabar yang besar dengan catatan-catatan menarik. Di awal-awal berdiri, mereka memanfaatkan situasi pemilihan umum di Serbia yang memanas. Blic memfokuskan diri dengan memberitakan sejumlah peristiwa yang memang dilarang oleh semacam lembaga pengontrol media pada rezim penguasa saat itu, Milosevic.

Tak ada pembicaraan serius dan rumit terkait sepakbola pada sesi wawancara kali ini. Tidak ada omongan perihal isu rasial ataupun politik. Hanya pembicaraan ringan, penuh remeh-temeh. Semacam pembicaraan di meja makan yang enggan membawa-bawa urusan bisnis, namun sedikit banyak bisa membikin kita paham tentang siapa sebenarnya orang yang menjadi lawan bicara itu.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Harian Blic – Sabtu, 27 Januari 2007

oleh jurnalis Simonida Stankovic

Sinisa Mihajlovic, pesepakbola kenamaan kita, asisten pelatih di Inter, akan menjadi seorang ayah untuk ke enam kalinya! Dalam pernikahannya dengan seorang presenter TV asal Italia, Arriana, ia memiliki dua orang anak laki-laki dan perempuan. Putra tertuanya berasal dari hubungan di luar pernikahan, dan pemeriksaan terakhir memperkirakan kalau anak keenam yang sedang dikandung istrinya ini adalah laki-laki.

“Aku benar-benar tidak sabar dengan kelahiran anak keenam! Ini yang terakhir dan tidak akan ada lagi. Enam anak benar-benar cukup. Saya harap si nomor empat akan berkaki kidal seperti saya, ia akan menendang dengan kaki kiri!” tutur Sinisa sambil tertawa saat diwawancarai oleh Blic.

"Sampai sekarang kami masih belum menentukan namanya. Kami akan mengambil keputusan dengan cara sedemokratis mungkin, seluruh anggota keluarga akan memberikan suaranya. Istri saya, kelima anak dan saya memiliki hak yang sama. Rasanya nama untuk anak keenam ini tidak akan berbau Serbia. Tapi kita lihat saja nanti. Kalian harus tahu bahwa pemungutan suara di keluarga kami ini bertensi tinggi, sama menegangkannya seperti pemungutan suara di parlemen Serbia!” -Mihajlovic tersenyum, barangkali ia sadar kalau selalu ada sesuatu antara Blic dan pemungutan suara di Serbia.

Bagaimana cara Anda membesarkan anak-anak ini?

Saya mengajarkan mereka bekerja dan disiplin. Mereka benar-benar terorganisir, hal ini bisa dibuktikan dari apa yang mereka lakukan sehari-hari. Mereka memahami dengan baik kapan waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumah, kapan waktu untuk tidur. Saya tidak menghabiskan banyak waktu dengan anak-anak karena dalam seminggu saya hanya bisa berada di rumah selama 3 hari, tetapi saya berusaha untuk menggunakan waktu yang ada dengan cara yang sebaik-baiknya. Sewaktu-waktu kami sekeluarga bisa pergi ke bioskop atau kebun binatang. Kami juga suka menghabiskan waktu di rumah, bermain, menonton film. Dan tentu saja membicarakan banyak hal.

Bahasa apa yang Anda gunakan untuk berkomunikasi di rumah?

Paling sering Italia. Awalnya saya berbicara dalam bahasa Serbia kepada anak-anak, tapi ternyata mereka membutuhkan terlalu banyak waktu untuk memahami apa yang saya inginkan, makanya mau tidak mau saya harus menggunakan bahasa Italia. Berkomunikasi dengan bahasa Serbia dengan anak-anak agaknya bukan ide yang bagus. Bahasa Italia memudahkan saya, jadi saya pikir saya memang harus menggunakannya.

Anda sering berkelahi sewaktu muda…

Sebenarnya saya juga masih berkelahi sampai sekarang.

Kapan terakhir kali Andi berkelahi?

Cukup sering. Ya, saya tidak benar-benar berkelahi secara harfiah, tapi saat seseorang berlaku tidak sopan, saya akan menarik kedua telinganya dan menamparnya!

Seperti apa persisnya peristiwa itu terjadi?

Waktu saya dan keluarga berjalan-jalan di kota, sering kali orang-orang bodoh berbicara kasar. Apa lagi yang bisa saya lakukan selain menamparnya? Saya memang orang yang meledak-ledak, tapi saya selalu benar. Memangnya apa yang bisa saya lakukan waktu saya benar-benar marah?! Saya mencoba untuk bersabar sampai hitungan ke sepuluh, tapi ternyata saya hanya bisa bertahan sampai hitungan kedua!

Apakah Anda masih menemui sahabat Anda, Dejan Stankovic?

Kami tinggal di gedung (apartemen) yang sama, jadi kami bertemu setiap hari. Kami sering makan malam bersama, tapi terserah mau percaya atau tidak, hal yang paling sering kami bicarakan tidak ada kaitannya dengan sepakbola. Seperti kebanyakan orang, kami tidak mau membawa-bawa urusan pekerjaan ke meja makan.

Atas dasar kecintaan Anda pada anak-anak, Anda dinobatkan sebagai duta UNICEF. Anda menolong anak-anak di Kosovo yang menjadi yatim-piatu karena perang.

Saya membantu di manapun dan siapapun sebisa saya, tapi saya tidak suka membicarakan hal ini.

Mengapa? Tindakan-tindakan Anda dapat memotivasi orang lain.

Bukan seperti itu caranya. Seseorang dapat memahami dan menyadari hal itu seorang diri atau ia tidak akan pernah mengerti apa yang bisa ia perbuat dengan uangnya untuk membantu orang lain. Saya dan anak-anak saya sering mengajak anak-anak dari desa penampungan di Sremska Kamenica saat liburan musim panas atau musim dingin. Hati saya terasa penuh saat menyaksikan mereka tersenyum. Jika saya membelikan mereka sesuatu, mereka akan melompat kegirangan. Namun saya ini tidak akan merasa disenangkan bahkan jika dibelikan pesawat sekalipun!

Apakah Anda takut kalau uang yang Anda miliki hanya akan memanjakan anak-anak Anda?

Ini tantangan terbesar buat orang-orang mapan. Saya selalu berkata kepada anak-anak bahwa mereka harus menjadi yang terbaik di sekolah supaya bisa masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan mendapatkan pekerjaan yang layak. Jika mereka mau menurut dan berhasil mencapainya, saya akan memberikan apapun yang mereka mau. Jika tidak, mereka tidak akan mendapatkan apa-apa. Sejak mereka masih anak-anak, saya mendidik mereka untuk bekerja keras dan memberikan mereka tugas-tugas untuk diselesaikan. Jika mereka menyelesaikannya dengan baik, mereka akan mendapatkan hadiah. Jika tidak, saya akan melarang mereka melakukan hal-hal yang mereka sukai – misalnya bermain tenis.

Pada saat berumur 7 tahun Anda di menulis di tugas sekolah kalau Anda akan menjadi seorang pesepakbola. Apakah Anda selalu menyadari hal yang Anda rencanakan?

Selalu! Saya suka dengan tantangan dan saya tidak pernah puas dengan apa yang telah berhasil saya capai. Saat saya berhasil mencapai satu tujuan, saya akan menantang diri sendiri untuk mencapai hal lain yang lebih besar. Tidak ada yang tidak bisa dicapai seseorang jika ia memutuskan untuk bersikap demikian. Saya berhasil mencapai impian-impian saya tentang hal-hal personal dan pekerjaan. Percaya kepada diri sendiri, menjadi “keras kepala”, disiplin dan cerdas adalah hal yang terpenting. Siapapun harus menguji dirinya sendiri setiap saat. Beberapa hari yang lalu saya berencana untuk lari selama satu jam penuh. Setelah beberapa saat saya ingin menyerah, namun saya kembali membulatkan tekad dan hasilnya, saya bisa berlari satu setengah jam penuh tanpa istirahat. Hidup juga demikian! Segala cita-cita bisa dicapai dengan cara seperti itu.

Banyak yang mengatakan kalau Anda itu sombong.

Saya senang dengan hal itu. Untuk beberapa kasus, saya membela diri dengan cara seperti ini. Pada awalnya saya memiliki hubungan yang baik dengan setiap orang, namun belakangan, saya merasa dikhianati. Ada banyak orang yang menyalahgunakan kebaikan saya. Kesombongan tentunya akan melindungi saya dari orang-orang seperti ini.

Komentar