Menanti Waktu yang Tepat Bagi Morata

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Menanti Waktu yang Tepat Bagi Morata

Dua penyerang jebolan akademi Real Madrid, Alvaro Negredo dan Roberto Soldado kini menjadi besar setelah gagal bersaing dengan tim utama Los Blancos, julukan Madrid. Negredo bersinar bersama Almeria, Sevilla, Manchester City dan kini Valencia atas rentetan gol-golnya. Begitu juga dengan Soldado. Kendati posisi Soldado di Tottenham Hotspur tergantikan Harry Kane, tapi ia cukup sukses bersama Valencia atas kontribusi gol yang dilesatkan ke gawang lawan.

Namun, dua pemain tersebut tidak lebih beruntung dari Alvaro Morata; penyerang yang juga jebolan akademi Madrid. Morata memutuskan hengkang ke Juventus pada bursa transfer musim panas 2014. Keputusan tersebut membawa Morata menjejakan kaki hingga babak semifinal Liga Champions 2014/2015.

Morata sukses membawa Spanyol U-21 menjuarai Piala Eropa U-21 pada 2013. Ia pun turut membawa Spanyol U-19 menjuara Piala Eropa U-19 pada 2011. Kesuksesan tersebut tak lepas karena sistem pengembangan pemain muda di Real Madrid yang dibangun dengan amat baik. Namun, kehadiran James Rodriguez di Santiago Bernabeu membuat Morata kian sulit menembus tim utama. Ini pula yang menjadi alasan mengapa Morata hengkang ke Juventus.

"Dia sedang menjalani karir yang terang. Dia bertalenta, kedua kakinya bagus, cepat, punya kemampuan, dan bagus ketika menyundul bola. Dia striker masa depan Spanyol," puji Iker Casillas, kiper sekaligus kapten Real Madrid seperti yang dikutip Marca.

Akademi Real Madrid yang biasa disebut La Fabrica bersaing kuat dengan La Masia, akademi Barcelona. Polesan La Masia disebut lebih unggul karena terbukti menghasilkan lebih banyak bintang sepakbola dunia. Tapi pada nyatanya La Fabrica berhasil mematahkan mitos kalah dari La Masia.

Dini hari (14/5) nanti, Morata kembali pulang ke Santiago Bernabeu dalam pertandingan leg kedua semifinal Liga Champions 2014/2015. Semifinal Liga Champions musim ini memang menghadirkan nostalgia. Sebelumnya, Carlo Ancelotti kembali ke Juventus Stadium, setelah melatih Si Nyonya Tua  pada 1999-2001. Selain itu, Messi pun sukses memberikan nostalgia bagi Pep Guardiola yang pulang ke Camp Nou.

Pada leg pertama di Juventus Stadium, Morata membuktikan kapasitasnya lewat sentuhannya yang kedua. Percobaan pertama tendangan ke arah gawang, mampu ditepis Casillas yang dipercaya menjadi kiper utama Madrid kala itu. Barulah pada percobaan sepakan yang kedua, pemain yang juga pernah mengecap akademi Atletico Madrid ini, berhasil menjebol gawang mantan kesebelasannya tersebut.

"Dia tidak melakukan perayaan karena dia punya banyak sahabat di Real Madrid. Dia pemain yang menghormati klub yang membuat berkembang," ujar ayah Morata, Alfonso Morata, ketika ditanyai Radio Cope karena Morata tidak selebrasi ketika membobol gawang Madrid.

285A72E100000578-0-Alvaro_Morata_is_mobbed_by_his_team_mates_but_refuses_to_celebra-a-12_1431423230419


Gol tersebut turut mengantarkan kemenangan Juventus setelah Carlos Tevez menyumbangkan gol kedua sebagai modal awal Juventus untuk menyambut leg kedua. Aksi Morata tersebut tidak bisa dipandang sebelah mata. Ia akan menjadi salah satu yang paling diwaspadai Madrid pada pertandingan leg kedua nanti.

Apalagi, jika Morata mampu menunjukkan penampilan terbaiknya di hadapan pendukung Madrid. Bayangkan jika ia mencetak gol yang menggugurkan Los Blancos dari Liga Champions musim ini. Siapa yang akan dihujat selanjutnya? Gareth Bale? Casillas? atau Ancelotti?

Meskipun demikian, tidak ada sedikitpun dendam dalam hati Morata pada Real Madrid. Ia pun menegaskan telah melupakan semua kenangan manisnya dengan Madrid. Salah satu pengalaman indah pemain kelahiran 1992 tersebut adalah saat diturunkan pada laga final Liga Champions musim lalu pada menit ke-79 menggantikan Karim Benzema. Ia pun bermain hingga pertandingan berakhir dan membawa Madrid meraih La Decima, gelar ke-10, dalam kompetisi Liga Champions.

"Saya tidak perlu membuktikan kepada siapapun, tapi sekarang saya pemain Juventus dan saya ingin melakukan yang terbaik untuk tim saya. Saya tidak berpikir tentang Madrid, saya senang di Turin," aku Morata kepada Skysports.

Meski tak ada dendam, bukan tidak mungkin permainannya nanti mengundang dendam dari penggemar Real Madrid. Alfonso pun menyatakan bahwa Morata tidak melakukan perayaan karena "waktu yang tidak tepat". Jika kembali mencetak gol di Santiago Bernabeu, mungkinkah itu yang dimaksud dengan "waktu yang tepat"? Atau mungkin yang dimaksud "waktu yang tepat" tersebut saat Morata kembali berbaju Real Madrid?

Komentar