De Jong yang (Mungkin) Tak Akan Dikenang

Cerita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

De Jong yang (Mungkin) Tak Akan Dikenang

Eredivisie musim ini telah menemukan pemenangnya. Philips Sport Vereniging menuntaskan dendam lama kepada Amsterdamsche Football Club Ajax dengan sempurna. Dengan sisa tiga pertandingan untuk setiap kesebelasan yang ambil bagian, musim ini jelas belum berakhir. Terutama bagi para individu yang bersaing untuk menjadi yang terbaik di antara para pemain lain. Terutama lagi, bagi Memphis Depay, Luuk de Jong, dan Jetro Willems. Lebih terutama lagi, bagi Luuk de Jong seorang.

Dunia mengingat nama Neil Armstrong sebagai manusia pertama yang berjalan di bulan. Pembicaraan mengenai Buzz Aldrin, yang juga berjalan di bulan bersama Armstrong, tidak seramai perbincangan mengenai Armstrong. Keduanya berjalan di bulan pada kesempatan yang sama, namun karena Aldrin melakukannya setelah Armstrong, kisahnya perjalanannya nyaris tidak dikenang. Kalaupun iya, kisah tersebut selalu menyertakan Armstrong di dalamnya.

Dunia juga akan selamanya mengingat nama Alexey Leonov sebagai manusia pertama yang melakukan spacewalk; manusia pertama yang keluar dari kendaraan ruang angkasa dan mengapung bebas di ruang angkasa. Mendahului Leonov dan Armstrong, Yuri Gagarin akan selamanya dikenang sebagai manusia pertama yang berada di ruang angkasa.

Hanya yang pertama yang akan dikenang. Mereka yang berada di tempat kedua hampir pasti akan dilupakan. Kalaupun diingat, mereka akan diingat sebagai sosok pelengkap yang dikalahkan oleh sang pemenang. Pecundang.

Luuk de Jong berada di posisi tersebut. Setidaknya untuk saat ini. Koleksi golnya satu bola lebih sedikit dari Memphis Depay, sang pimpinan daftar pencetak gol sementara Eredivisie. Jumlah assist yang telah ia buat juga bukan yang terbanyak. De Jong baru membuat sepuluh assist musim ini. Daftar pencetak assist terbanyak dipimpin oleh Jetro Willems; juga pemain PSV Eindhoven.

Sepakbola memang permainan kolektif. Namun keinginan untuk menjadi yang terbaik dari para pemain lain tidak bisa dipisahkan dari para pelakunya (kami sepenuhnya mengerti ambisimu, Cristiano). Bukan tak mungkin De Jong juga menyimpan ambisi tersebut. Setidaknya, untuk dikenang sebagai pemain terbaik PSV dalam keberhasilan mereka menjadi juara musim ini.

Para pemain lain mungkin tidak peduli terhadap status tersebut. Namun jika mereka berada di posisi De Jong – sangat dekat dari posisi pertama – kebanyakan dari mereka pasti berpikir “sedikit lagi, kenapa tidak sekalian saja?” De Jong hanya perlu mencetak dua gol untuk melangkahi Depay. Ia juga hanya membutuhkan tiga assist untuk berada di depan Willems. Dengan tiga pertandingan tersisa, ini tentunya bukan pekerjaan yang sulit; selama, tentu saja, Depay dan Willems tidak menambah koleksi mereka.

Setiap kali pembicaraan mengenai keberhasilan PSV musim ini terjadi, nama Depay nyaris selalu disertakan. Bukan Willems, bukan manajer Phillip Cocu, dan bukan De Jong. Ditambah kabar mengenai ketertarikan banyak kesebelasan besar terhadap Depay, media dengan senang hati mengangkat nama pemain berusia 21 tahun tersebut.

Jika diperhatikan dengan seksama, sebenarnya De Jong merupakan penyumbang terbesar dalam keberhasilan PSV musim ini. Dengan koleksi sembilan belas gol dan sepuluh assist, De Jong secara langsung terlibat dalam 34,52% gol PSV. Depay dan Willems, sementara itu, masing-masing hanya memiliki sumbangan sebesar 28,57% dan 15,48%.

Sial bagi De Jong, tidak ada penghargaan untuk pemain dengan sumbangan terbesar. Karenanya ia harus berjuang melewati kedua rekan satu timnya atau mengambil jalan yang lebih mudah: mengabaikan kejayaan pribadi dan membiarkan dirinya sendiri berada tepat di belakang kedua pemenang, merasa bahagia dengan kejayaan kolektif dan mensyukuri segala hal yang ia miliki saat ini.

Komentar