Penjualan Welbeck dan Ironi Rivalitas Mancunian vs Scouser

Cerita

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Penjualan Welbeck dan Ironi Rivalitas Mancunian vs Scouser

Menyimak Rivalitas Melalui Nyanyian

Kembali lagi kepada pembahasan di atas, memang ada tensi yang tinggi antara fans Liverpool dan Manchester United dan sampai batas tertentu berarti juga Scouser dan Mancunian.

Contoh paling kejam terjadi pada Oktober 2005 di Old Trafford. Saat itu para legenda seperti Denis Law, Ian Callaghan, Bobby Charlton, dan Roger Hunt berparade keliling lapangan sebelum pertandingan dimulai. Mereka kemudian mengadakan kompetisi penalti antar para fans rival. Namun, itu tidak berjalan dengan baik.

nev carra
Tidak perlu curiga berlebih, karena sebelum mereka tiba di stadion, fans Liverpool telah disambut dengan penuh “antusias” oleh fans United.

Fans Liverpool yang hampir tiba di Manchester pada hari itu disambut dengan sebuah tulisan “Hillsborough ‘89” di sebuah jembatan. Kemudian mendekati stadion, ada tulisan sambutan lainnya: “Welcome to Old Trafford, you murdering Scouse bastards.”

United saat itu dipimpin oleh Gary Neville, yang dihukum akibat perayaan golnya di depan fans Liverpool pada musim sebelumnya. Sementara Liverpool dipimpin oleh Steven Gerrard.

Kedua fans di stadion juga punya chant­nya masing-masing untuk meledek dan meniru chant lawannya. Chant-chant yang merepresentasikan beberapa stereotip utama kedua kubu.

Fans United: “Gary Neville is a Red, he hates Scousers.”

Fans Liverpool: “Gary Neville shags his mam, up the shitter.”

United: “Steve Gerrard, Gerrard, he kisses the badge on his chest, then puts in a transfer request, Steve Gerrard, Gerrard.”

Liverpool: “Walk on, walk on, with hope in your heart, you’ll never walk alone.”

United: “Sign on, sign on, with hope in your heart, you’ll never get a job.”

Liverpool: “We won it five times in Istanbul, we won it five times.”

United: “We’ve won it two times without killing anyone, we’ve won it two times.”

Liverpool: “All around the fields of Anfield Road, where once we saw the king Kenny play – and he could play...”

United: “Murderers, murderers.”

Liverpool: “S**t on the Cockneys, s**t on the Cockneys tonight.”

United: “If you all hate Scousers clap your hands.”

Liverpool: “We all hate Mancs and Mancs and Mancs.”

United: “Park, Park wherever you may be, you eat dog in your own country. But it could be worse, you could be Scouse, eating rat in your council house.”

Liverpool: [untuk Wayne Rooney] “Once a blue, always a Manc.”

United: [untuk Rooney] “Once a blue, always a Red.”

Liverpool: [untuk Rooney] “You fat bastard.”

United: “City of Culture, you’re having a laugh.”

Liverpool: “Oh Manchester, is full of s**t.”

United: “Does The Social know you’re here?”

Liverpool: “Who’s that lying on the runway, who’s that dying in the snow? It’s Matt Busby and his boys making all the f**king noise, because they can’t get the aeroplane to go.”

United: “You killed your own fans.”

Fans Liverpool sering bernyanyi tentang kecelakaan pesawat di Munich tahun 1958, tetapi mereka berhenti untuk sementara ketika ada tragedi Hillsborough tahun 1989. Fans United juga banyak yang bernyanyi tentang Hillsborough, namun itu tidak bertahan terlalu lama.

Bagaimanapun rivalitas mereka, kita bisa menemukan fans United yang menghormati keputusan untuk memboikot The Sun di Merseyside dan juga mencari keadilan bagi 96 korban di tragedi Hillsborough yang meninggal. Begitupun dengan fans Liverpool yang menghormati tragedi kecelakaan pesawat di Munich. Bahkan kedua pemain pentolan mereka, Jamie Carragher si Scouser dan Gary Neville si Mancunian, selalu menunjukkan rivalitas mereka di dalam dan di luar lapangan pada masanya. Namun, setelah mereka berdua pensiun, seolah rivalitas mereka sedikit pudar ketika mereka berdua sama-sama menjadi pundit untuk SkySports.

Banyak lagu United yang menyinggung Liverpool, sebaliknya pun demikian. Fanatisme mereka mengungkapkan rasa rendah diri yang mengakar.

Kini seorang Mancunian dijual di jam-jam terakhir deadline transfer, saat seorang Scouser menjadi kapten tim kebanggaan banyak Mancunian. Beberapa ada yang meledek: Mancunian benar-benar ingin menjadi Scousers. Seperti kata orang Romawi, “Mereka membenci siapa yang mereka takuti.”

Tentu saja fans Liverpool sekarang sedang senang-senangnya menikmati ledekan baru ini. Ditambah kini mereka bermain di Eropa, seolah mengatakan bahwa: “Fergie, we’re back on our f*cking perch!”

Entah kapan arus ini akan berbalik kembali.

Komentar