Pemain Indonesia di Final Piala AFF 2010 Leg 1, di Mana Mereka Sekarang?

Berita

by Redaksi 14

Redaksi 14

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Pemain Indonesia di Final Piala AFF 2010 Leg 1, di Mana Mereka Sekarang?

Dalam acara Mata Najwa yang diselenggarakan salah satu kanal televisi swasta Rabu kemarin (19/12), publik disuguhi lagi dengan cerita muram terkait skandal pengaturan skor yang tumbuh subur di persepakbolaan Indonesia. Narasumber yang diundang oleh Najwa Shihab, sang presenter, mengungkapkan tentang praktik kotor tersebut secara gamblang, di mana aktor-aktor wataknya adalah para bandar judi dan nahasnya, sejumlah orang dari lingkar dalam federasi sepakbola Indonesia sendiri (PSSI).

Salah satu narasumber yang dicecar banyak pertanyaan adalah mantan dedengkot PSSI di era 1980-an hingga 2010-an, Andi Darussalam Tabusalla. Para penggemar sepakbola nasional jelas tidak asing dengan sosok berkacamata ini. Pada salah satu segmen, Najwa menanyakan hal yang sampai sekarang jadi sebuah misteri besar dalam persepakbolaan Indonesia. Apalagi kalau bukan performa tim nasional Indonesia di leg pertama final Piala AFF 2010 kontra Malaysia di Stadion Bukit Jalil.

Pertanyaan bagi Andi ini tentu wajar sebab dirinya berstatus sebagai manajer timnas dalam kejuaraan tersebut. Datang dengan rekor ciamik karena tampil garang sedari fase penyisihan hingga semifinal, Indonesia malah tampil loyo di partai tersebut sehingga keok via skor 0-3. Tak heran, ada banyak kecurigaan yang menyertai peristiwa itu, satu di antaranya tentulah skandal pengaturan skor yang melibatkan Andi dan sejumlah pemain timnas kala itu.

Terlepas dari apa yang sebenarnya terjadi pada laga itu, untuk sedikit bernostalgia, pada kesempatan ini kami ingin mengajak pembaca untuk menengok nasib terkini dari 11 pemain yang berlaga di pertandingan teraneh skuat Garuda dalam rentang satu windu pamungkas tersebut. Di manakah mereka sekarang?

Markus Haris Maulana

Namanya melejit di pengujung tahun 2000-an karena aksi-aksi eksepsionalnya di bawah mistar PSMS Medan. Hal ini juga yang membuatnya dipanggil dan menjadi andalan baru timnas. Akan tetapi, setelah malam jahanam di Kuala Lumpur itu, kiprah Markus di dunia sepakbola justru makin meredup. Usai membela Persib Bandung, ia sempat membela Persidafon Dafonsoro, PSM Makassar, dan PPSM Magelang. Sampai akhirnya, Markus pensiun di tahun 2017 dan terakhir, berstatus sebagai pelatih kiper di kesebelasan Liga 2 yang musim 2018 kali ini menembus fase 8 besar, Aceh United.

Muhammad Nasuha

Dianggap bukan siapa-siapa, Nasuha mencuri atensi khalayak dengan performa bagusnya kala membela timnas di Piala AFF 2010. Sebagai fullback, Nasuha memperlihatkan aksi gemilang sepanjang turnamen. Tak heran bila selepas ajang tersebut, banyak yang menunggu penampilannya di Persija Jakarta dan Persib Bandung. Namun bareng kesebelasan yang disebut belakangan, peruntungan Nasuha jatuh ke titik nadir akibat mengalami cedera lutut parah. Gara-gara cedera itu, dirinya tak pernah merumput lagi, konon terpaksa pensiun dini dan kabarnya pun hilang ditelan bumi.

Maman Abdurrahman

Nama Maman mulai terkatrol saat membela PSIS Semarang di pertengahan 2000-an hingga akhirnya dicomot oleh Persib. Keadaan itu pula yang bikin ia sering dipanggil ke timnas dalam rentang 2006 sampai 2010. Sebagai bek tengah, Maman dikenal kokoh dan sulit dilewati. Selepas kontraknya tak diperpanjang Persib, Maman mengadu nasib ke Sriwijaya FC, Persita Tangerang, dan terakhir, tercatat sebagai salah satu pemain Persija yang menjuarai Liga 1 musim 2018.

Hamka Hamzah

Layaknya Maman, Hamka dikenal sebagai bek tengah yang tak pilih tanding. Ketangguhannya dalam menjaga area pertahanan sudah tak perlu diragukan sehingga tim-tim besar di Indonesia berkenan untuk menggunakan jasanya. Tatkala memperkuat timnas di Piala AFF 2010, Hamka berstatus sebagai pemain Persipura Jayapura dan berhasil mengecup titel Liga Super Indonesia 2010/2011 di sana. Ia akhirnya hijrah ke Mitra Kutai Kartanegara, berpetualang di Liga Malaysia bareng PKNS, mudik lagi ke Indonesia buat membela panji Borneo FC, Arema Cronus, PSM Makassar, Sriwijaya FC pada musim-musim berikutnya dan kini mengenakan kostum Arema FC (perubahan nama dari Arema Cronus).

Zulkifli Syukur

Penampilan bagusnya saat berkostum Arema Indonesia sekaligus membawa tim tersebut juara Liga Super Indonesia 2009/2010 membuat Zulkifli dipanggil ke Piala AFF 2010. Performanya di turnamen itu sendiri cukup baik sehingga kesebelasan-kesebelasan top tanah air, berminat mengamankan jasanya. Benar saja, setelah meninggalkan Malang, Zulkifli sempat merumput dengan seragam Persib, Mitra Kukar, Borneo FC hingga per 2016 silam mudik ke kota kelahirannya, Makassar, guna membela PSM sampai sekarang.

Muhammad Ridwan

Pria asli Semarang ini mulai bersinar ketika membela klub asal kota kelahirannya tersebut, utamanya di pertengahan 2000-an. Aksi paripurnanya di atas lapangan, khususnya saat menyisir area sayap, lantas mengantarnya ke Pelita Jaya, Sriwijaya FC, Persib, kembali ke Sriwijaya FC, dan mudik lagi ke PSIS. Prestasinya pun tergolong apik sebab Ridwan pernah memenangi Liga Super Indonesia sebanyak dua kali, masing-masing bersama Sriwijaya FC dan Persib. Pada musim 2018, ia masuk dalam jajaran pelatih PSIS U-19.

Firman Utina

Jebolan tim muda Persma Manado ini kondang sebagai gelandang serang berkemampuan komplet dan eksplosif. Kemampuan apiknya ini juga yang mengantar Firman mengenakan baju timnas sejak tahun 2001. Layaknya pesepakbola Indonesia lainnya, Firman termasuk sering bergonta-ganti kesebelasan. Semenjak pergi dari tanah kelahirannya di Sulawesi Utara, Firman tercatat pernah bermain untuk Arema Malang, Persita, Pelita Jaya, Persija, Persib, Sriwijaya FC, dan Bhayangkara FC. Manisnya, ia juga menggondol sejumlah gelar bersama tim-tim itu semisal Liga Super Indonesia 2011/2012, 2014, dan Liga 1 2017 plus Copa Indonesia 2005 dan 2006. Saat ini, Firman tercatat sebagai salah satu penggawa dari tim Liga 2 yang baru saja promosi ke Liga 1, Kalteng Putra.

Ahmad Bustomi

Kendati lahir di Jombang, karier sepakbola Bustomi justru merekah di kawasan Malang. Awalnya, ia menimba ilmu di Persikoba Batu sebelum dicaplok Persema Malang yang meyakini bahwa ia pemain berkualitas. Selepas itu, dirinya bergabung dengan Arema Indonesia dan menjadi langganan timnas. Usai bermain di sana, ia lantas hengkang ke Mitra Kukar, balik lagi ke Arema FC sampai akhirnya merumput kembali dengan baju Mitra Kukar sejak 2017 lalu. Bersama Arema, di musim 2009/2010 silam, Bustomi sempat menikmati manisnya gelar Liga Super Indonesia. Di Mitra Kukar, iadi gagal berprestasi dan menjadi bagian tim yang terdegradasi ke Liga 2 2019.

Oktovianus Maniani

Pemuda kelahiran Jayapura ini mulai melejit ketika memperkuat PSMS dalam kurun 2008 sampai 2009. Memiliki posisi natural sebagai winger, Okto begitu cepat dan lincah dalam menyisir tepi lapangan. Kelebihan inilah yang bikin dirinya masuk ke timnas. Namun anehnya, karier Okto selepas tampil di Piala AFF 2010 justru kurang mengilap. Dirinya acap bergonta-ganti kesebelasan, mulai dari Persitara Jakarta Utara, Sriwijaya FC, Persiram Raja Ampat, Persiter Ternate, Barito Putera, Perseru Serui, Borneo FC, Carsae (Liga Timor Leste), Persiba Balikpapan, Madura FC, dan musim 2018 membela Perserang Serang. Okto pun sempat berakting di hadapan kamera manakala ikut serta dalam sebuah sinetron berjudul Madun.

Yongki Aribowo

Tampil apik bersama Persik dan Arema Indonesia di usianya yang masih muda, bikin Yongki digadang-gadang sebagai penyerang masa depan Indonesia dan turut serta di Piala AFF 2010. Namun ekspektasi membubung yang bersemayam di benak pencinta sepakbola nasional remuk redam karena Yongki tak jua sanggup memperlihatkan kapabilitas terbaiknya, entah saat membela Borneo FC maupun Barito Putera. Kaki dan kepalanya tidak tajam sehingga rasio golnya cukup rendah. Usai meninggalkan Pulau Kalimantan, di awal musim kompetisi 2018, Yongki bergabung ke tim Liga 2, Aceh United. Meski sempat menjejak fase 8 besar, Yongki tak mampu membawa kesebelasannya promosi ke Liga 1.

Cristian Gonzales

Gonzales adalah pemain naturalisasi pertama yang memperkuat timnas di Piala AFF 2010. Namanya mulai melambung di jagad sepakbola Indonesia tatkala memperkuat PSM dan Persik Kediri. Ketajamannya di depan gawang lawan memang eksepsional. Tak perlu kaget kalau ia selalu dilirik tim-tim papan atas Indonesia. Buktinya, Persib, Persisam Putra Samarinda (sekarang Bali United), Arema FC, dan Madura United jadi tempat Gonzales bernaung sekaligus memamerkan kemampuannya mencetak gol. Saat ini, di usianya yang telah menginjak 42 tahun, Gonzales masih aktif bermain dan memperkuat kampiun Liga 2 musim 2018, PSS Sleman.

foto: Instagram Ahmad Bustomi

Komentar