Dortmund: Sudah Jatuh, Tertimpa Tangga

Berita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Dortmund: Sudah Jatuh, Tertimpa Tangga

Borussia Dortmund unggul cepat di menit ke lima. Perpisahan manis untuk Jürgen Klopp tepat di depan mata. Sial bagi Dortmund, semua itu lenyap dalam enam belas menit saja. Dortmund gagal menjadi juara dan Klopp tak kuasa menyembunyikan rasa kecewa. Lebih sial lagi, kekalahan ini membuat Dortmund membantu FC Schalke 04 – kesebelasan pesaing mereka – menatap jalan yang lebih mulus di kejuaraan tingkat Eropa.

“Saya tidak iri kepada Dieter Hecking dan kesebelasannya (VfL Wolfsburg) karena telah memenangi pertandingan ini,” ujar Klopp seusai laga. “Mereka pantas mendapatkannya.” Awalnya Klopp terdengar rela, namun ia nyata-nyata kecewa. Final DFB-Pokal kali ini adalah pertandingan terakhirnya sebagai pelatih kepala Borussia Dortmund.

Setelah tujuh tahun dan lima piala bergengsi, Klopp memilih pergi. Ia bisa saja mempersembahkan gelar keenam sebagai salam perpisahan, namun para pemain Dortmund mengacaukannya. “Saya membutuhkan waktu untuk melupakan kekalahan ini dan saya jelas tidak akan melakukannya (sekarang) di depan kamera,” tambah Klopp.

Tendangan voli Pierre-Emerick Aubameyang – memanfaatkan umpan Shinji Kagawa – berhasil membuat penjaga gawang Wolfsburg, Diego Benaglio, tak berdaya. Gol tersebut membuat para pendukung Dortmund yang datang ke Olympiastadion bersorak girang. Gol pembuka jelas besar artinya. Namun gol Aubameyang, pada akhirnya, tak berarti apa-apa. Petaka Dortmund dimulai di menit ke-22.

Naldo The Dead Ball Terror menghadapi bola dan pagar betis Dortmund, dua puluh lima meter dari gawang kawalan Mitchell Langerak. Penjaga gawang berkebangsaan Australia tersebut mampu menghalau tendangan keras Naldo. Hanya saja, Langerak tidak mengarahkan bola ke posisi yang baik. Luis Gustavo berada di posisi yang cukup baik untuk mengambil keuntungan dari kegagalan Naldo.

Gol Gustavo, gol pertama Wolfsburg di final DFB-Pokal sepanjang keikutsertaan mereka di kejuaraan ini, membuat kedudukan kembali sama kuat. Sebelas menit berselang, giliran Kevin De Bruyne yang mencetak gol. Pemain berkebangsaan Belgia tersebut merayakan keberhasilannya mencetak gol dengan mengecup angka 19 di dalam lambang hati berwarna hijau yang terletak di bagian dada sebelah kiri di seragam bertanding Wolfsburg hari itu; lambang khusus untuk mengenang Junior Malanda yang tewas dalam kecelakaan mobil pada Januari lalu.

“Kami terus bermain untuknya (Malanda) sejak jeda musim dingin,” ujar De Bruyne selepas laga sembari berusaha menahan tangis. “Ia tetap bersama kami dan ia pasti berharap kami memenangi pertandingan ini.” Gol De Bruyne bukan yang terakhir di final DFB-Pokal kedua Wolfsburg sepanjang sejarah Wolfsburg ini. Enam belas menit setelah gol Gustavo, Bas Dost ikut meramaikan daftar nama pencetak gol.

Ivan Periši?, yang gagal menyamakan kedudukan tak lama setelah gol Aubameyang, membayar kegagalannya dengan sebuah umpan silang yang memanjakan. Dost menyundul umpan silang eks pemain Dortmund tersebut dan memperlebar jarak keunggulan Wolfsburg. Saat turun minum, Wolfsburg yang tertinggal di menit kelima membawa keunggulan 3-1 ke ruang ganti.

Tidak ada lagi gol yang tersaji sepanjang sisa pertandingan. Wolfsburg berhasil mempertahankan keunggulan untuk meraih gelar juara DFB-Pokal mereka yang pertama. Keberhasilan ini juga sekaligus menjadi yang pertama bagi pelatih kepala Wolfsburg, Dieter Hecking. Walau ia sendiri – sembari bergurau, tentu saja – enggan mengakuinya. “Ini bukan gelar juara pertama saya,” ujar Hecking. “Saya menjuarai kompetisi regional ketika berusia 12 tahun kalau tidak salah.”

Begitulah Wolfsburg mengacaukan pesta perpisahan Klopp. Seolah itu tidak cukup buruk bagi Dortmund, kekalahan ini membuat jalan Schalke ke Europa League menjadi lebih mudah. Jika saja Dortmund menjuarai DFB-Pokal, mereka akan lolos otomatis ke fase grup Europa League 2015/16, sementara Schalke harus melewati kualifikasi putaran ketiga. Namun karena Dortmund kalah dan tiket Europa League tidak lagi dilimpahkan ke runner-up kejuaraan domestik jika kesebelasan pemenang sudah lolos ke Champions League, tiket terakhir Europa League jatuh ke penghuni peringkat ketujuh.

Dalam hal ini bolehlah Dortmund beruntung karena penghuni peringkat ketujuh adalah mereka sendiri. Namun tiket lolos langsung ke fase grup, yang bisa saja menjadi milik Dortmund (jika mereka juara DFB-Pokal), dilimpahkan ke Schalke karena Dortmund berada di peringkat yang lebih rendah.

Komentar