Ke Mana Cabaye Akan Berlabuh?

Berita

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Ke Mana Cabaye Akan Berlabuh?

Baru semusim menjalani debut di Newcastle United, nama Yohan Cabaye mulai diperbincangkan. Sejumlah klub dikabarkan bahu membahu untuk mendapat tanda tangan pemain kelahiran 1986 ini.

Ditransfer dari Lille pada 2011, tak perlu waktu lama bagi Cabaye untuk menurunkan jangkar di lini tengah. Posisinya tak goyah meski Newcastle punya Hatem Ben Arfa, Danny Guthrie, Dan Gosling, Cheik Tiote, Gabriel Obertan, dan Jonas Gutierrez. Di musim pertamanya, Cabaye selalu dipercaya Alan Pardew di lini tengah dengan jumlah penampilan 37 kali dan lima gol.

Penampilannya tersebut membawa Newcastle meroket ke peringkat lima klasemen Liga Inggris musim 2011/2012, di atas Chelsea dan Everton.

Di musim selanjutnya, catatan golnya bertambah menjadi enam gol. Duetnya dengan Vurnon Anita di lini tengah membuat stabilnya aliran bola dari lini belakang ke lini depan. Ia pun dipercaya sebagai kapten dalam 11 kali penampilan. Sayangnya, saat itu posisi Newcastle melorot drastis ke peringkat enam, atau dua tingkat di atas tim yang terdegradasi.

Ini yang menjadi salah satu bahan pertimbangan perginya Cabaye ke PSG pada bursa transfer musim dingin tahun 2014. Di detik-detik akhir penutupan bursa transfer, Cabaye pun setuju pindah ke PSG dengan nilai transfer yang tidak disebutkan.

Padahal, hingga setengah musim Cabaye sudah tampil 20 kali dan mencetak tujuh gol, terbanyak sepanjang karirnya di Newcastle. Kepindahannya ke PSG sekaligus ingin mengamankan pos gelandang tengah di timnas Prancis.

Sayangnya, ia tak mendapat kondisi yang sama di PSG. Cabaye mesti bersaing dengan Thiago Motta dalam formasi 4-3-3 yang diusung Laurent Blanc. Dari tujuh pertandingan yang dijalani, ia hanya bermain selama 302 menit dari 630 menit maksimal.

Penurunan yang begitu drastis ini nyatanya berdampak pada menit bermainnya di timnas Prancis. Kala mengalahkan Spanyol 1-0, pada 4 September lalu, Cabaye hanya bermain selama 22 menit menggantikan Blaise Matuidi.

Atas dasar inilah ia mulai memikirkan kemungkinan untuk hijrah dari Ligue 1. Kepada media Prancis L’Equipe ia menerima jika harus menjadi pemain pengganti. Ia pun akan berusaha keras dalam sesi latihan untuk memperlihatkan yang terbaik pada pelatih.

“Ketika aku ada di atas lapangan, aku merasa tidak sempurna dan aku terlalu meninggalkan lapangan terlalu cepat. Namun, aku tahu tim pelatih mesti membuat keputusan dan aku menghargai hal tersebut,” tutur Cabaye.

Cabaye pun tak bicara pada Blanc soal ketidakpuasannya tersebut. Menurutnya, ini bukanlah hal yang baru dari apa yang telah ia lalui. Secara jelas, Cabaye menuturkan ketidaksenangannya atas kondisi ini.

“Ini adalah situasi yang baru untukku, tapi aku tak akan mengeluh. Ini pertama kalinya aku tidak bermain secara reguler untuk klub,” Cabaye melanjutkan, “Bersama dengan timnas Prancis, jika suatu saat pelatih timnas memutuskan untuk jarang memainkanku, karena aku tak bermain cukup banyak di klub, maka aku akan mengambil keputusan dengan agen.”

Hal ini pula yang membuat Arsenal dan Liverpool dikabarkan semakin dekat dengan sang pemain. Cabaye pun tak menampik jika ia ingin kembali bermain di Inggris.

“Aku merindukan Inggris? Ya. Terkadang aku memikirkannya, tapi dengan cepat aku menghapusnya karena bisa menggaggu. Kini aku di Parc des Princes, yang aku butuhkan adalah mencari suasana yang tepat.”

Liga Inggris memberikan suasana tersendiri bagi setiap pesepakbola. Ada romantisme yang sulit dihilangkan. Ini yang diakui Mario Balotelli sehingga ia memilih kembali hijrah ke Liga Inggris.

Januari depan akan menjadi waktu yang menentukan. Siapa kandidat terkuat yang akan menampung tenaga Cabaye? Mungkinkah ia kembali ke Newcastle, atau malah pindah ke Arsenal yang tengah didera badai cedera?

Sumber gambar: madeinparisiens.com

Komentar