Tunggakan Gaji Musim Lalu Oleh Klub: Warisan Problem Liga 2 di Depan Mata

Nasional

by Arienal A Prasetyo

Arienal A Prasetyo

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Tunggakan Gaji Musim Lalu Oleh Klub: Warisan Problem Liga 2 di Depan Mata

Meski akan dimulai pada 10 September 2023 mendatang, Liga 2 musim 2023/2024 tampak belum siap untuk dijalankan. Beberapa masalah dari Liga 2 musim lalu yang dihentikan belum sepenuhnya terselesaikan.

Persoalan utama adalah penunggakan gaji pemain. Setelah Liga 2 musim 2022/2023 dibatalkan, Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) mendapatkan aduan tunggakan gaji yang dilakukan oleh beberapa klub. Sampai sekarang, masih banyak klub yang belum membayarkan sisa gaji mereka.

Persikab Kabupaten Bandung, misalnya. Menurut CEO APPI Hardika Aji, baru sekitar 40-45% gaji pemain Persikab dibayarkan. Itu baru satu tim, karena APPI mendapat aduan dari pemain di beberapa klub.

M Agus Riza Hufaida, legal officer APPI menjelaskan aduan-aduan itu belum sepenuhnya terselesaikan.

“Kasus masuk ada yang sudah diproses, biasanya kita somasi dulu, klarifikasi dulu. kalau nggak ditanggepin baru kita ke NDRC [National Despute Resolution Chamber]. Kalau NDRC sudah putus, kita menang, berkekuatan hukum tetap, klub nggak melaksanakan (pembayaran). Jadi ada klasifikasi pertama kasus yang seperti itu. Itu tidak ada ampun lagi,” terang Riza (29/8/2023).

Riza melanjutkan, ada juga kasus yang sudah masuk, tapi prosesnya masih ditangani oleh NDRC sehingga belum berkekuatan hukum tetap karena klub mengajukan banding. Ada juga klub yang prosesnya sudah diproses NDRC, tapi belum putus. Riza juga menjelaskan ada juga yang masih dalam tahap somasi atau klarifikasi.

Riza pun menyayangkan ada klub yang tidak mengeluarkan surat keluar pemain, bahkan ada pemain yang diancam jika ia tidak mencabut tuntutan ke APPI, maka klub tidak akan mengeluarkan surat keluar.

“Sekarang banyak klub yang menahan surat keluar pemain, padahal kontraknya selesai dan dia belum dibayar. Malah ada yang mengancam. ‘Nih, kamu tanda tangan surat pencabutan ke APPI, kalau surat keluarmu mau diterbitkan oleh klub.’ Menurut saya tidak fair dan mengintimidasi. Padahal pemain sudah putus kontrak, udah nggak ada kontrak di sana, upahnya juga belum dibayar, sekarang malah surat keluarnya ditahan dan dikeluarkan kalau dia menyatakan udah nggak ada sengketa dengan pemain. Saya kira banyak pemain yang berpikir ulang kalau seperti ini.”

Selain itu, Riza menyebut bahwa ada sekitar lima puluh pemain yang gajinya belum dibayarkan, khususnya dari klub Persikab dan PSKC Cimahi. “Belum Kalteng, Persijap, dan masih banyak. Jumlah pastinya sedang direkap.”

Di musim 2022/2023, Persikab dan PSKC memiliki CEO yang sama, yakni Eddy Moelyo. Kami mencoba mengonfirmasi penunggakan gaji tersebut, dan Eddy menyanggah masih ada tunggakan gaji di klubnya. “Kita sudah bayar semuanya penuh kepada pemain tidak ada pemain satu pun Persikab yang komplain. Sudah terselesaikan semua,” katanya kepada redaksi Pandit Football (29/8/2023).

Hal ini bertolak belakang dengan pernyataan CEO APPI Hardika Aji. Ia mengatakan bahwa gaji pemain klub berjuluk Laskar Dalem Bandung itu belum sepenuhnya terbayarkan. “Sudah ada (pembayaran) tapi nggak full. Baru 40 atau 45% dari tunggakan,” terang Aji.

Yang pasti, kasus Persikab ini bukan satu-satunya kasus yang sedang ditangani APPI. Lalu, bagaimana jika ada tim yang gagal membayar sisa gaji pemainnya sementara liga akan segera dimulai?

Menanggapi hal ini, Direktur Operasional PT LIB Asep Saputra mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan PSSI.

“Nanti ada bagian di kita (LIB) di bagian legalnya kita, player registration kita udah koordinasi dengan bagian status playernya PSSI. Termasuk melakukan cross check juga, apakah ada yang notifikasi, sifatnya baik dari NDRC, baik itu sifatnya dari FIFA. Itu memang sudah berjalan. Tapi kita masih data sinkronisasi kaitannya dengan yang saya sampaikan. Pastinya kita kerja sama dengan PSSI karena bicara itu kaitannya nanti soal membership pasti ada komunikasi dengan PSSI, kaitannya aspek liga juga sama soal klub dan badan hukum yang lain-lain kan,” terang Asep (23/8/2023).

Lebih lanjut, Asep menjelaskan bahwa ia belum bisa berspekulasi tentang kasus penunggakan gaji, namun ia akan menganalisis kasusnya berdasarkan kasus yang ada, sebelum menentukan seperti apa langkah yang akan diambil.

Berkaca dari Liga 2 musim 2021, sebanyak enam klub yang belum membayarkan gaji kepada pemainnya tetap diperbolehkan mengikuti kompetisi. Namun, mereka tidak akan mendapat dana subsidi sebesar 800 juta jika mereka belum melunasi gaji yang mereka tunggak.

“Di Liga 2 kami kasih subsidi 800 juta per klub. Mereka yang masih menunggak gaji kami mediasi dengan APPI dan PSSI menjamin bahwa klub itu tidak akan dapat subsidi sebelum menyelesaikan tunggakannya, tapi mereka masih bisa ikut kompetisi,” kata Wakil Ketua Umum PSSI saat itu, Iwan Budianto (28/9/2021) dilansir dari CNN Indonesia.

Komentar