Barito Putera: Langganan Zona Degradasi Lagi?

Analisis

by Arienal A Prasetyo

Arienal A Prasetyo

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Barito Putera: Langganan Zona Degradasi Lagi?

Barito Putera menjadi salah satu tim yang selalu menghuni papan bawah klasemen Liga 1. Uniknya, mereka selalu berhasil selamat dari jurang degradasi.

Tim berjuluk Laskar Antasari siap mengarungi Liga 1 musim 2023/2024. Mereka merekrut banyak pemain baru dan tetap mempertahankan pelatih yang mengangkat performa mereka di musim lalu, yakni Rahmad Darmawan.

RD, sapaan akrab Rahmad Darmawan, tampaknya berjodoh dengan Barito. Pada musim 2021/2022, RD berhasil mengantarkan Barito lolos dari jurang degradasi setelah di pertandingan terakhir berhasil menahan imbang Persib Bandung dengan skor 1-1.

Musim kemarin pun RD mampu mengangkat performa Rizky Pora dkk sehingga di akhir klasemen menempati posisi 15 dengan poin 38, selisih empat poin dari PSS yang menempati posisi 16. Barito meraih sepuluh kemenangan, delapan kali seri dan 16 kekalahan.

Baca Juga:

Di Bawah Asuhan Gilbert Agius, Rekor Mahesa Jenar Kurang Bagus

Di musim ini, Barito diperkuat cukup banyak pemain yang menjadi tumpuan musim lalu. Gelandang asal Filipina, Mike Ott, masih dipertahankan. Gelandang lain, yakni Bayu Pradana masih memperkuat Laskar Antasari bahkan sampai 2025 mendatang. Renan Alves, bek asal Brasil yang sudah memperkuat Barito sejak musim lalu pun masih dipertahankan.

Mereka juga masih mempertahankan bek sayap kanan yang mengantarkan Indonesia meraih medali emas SEA Games 2023, Bagas Kaffa. Pemain senior Rizky Porra pun tetap memakai kostum kuning kebanggan Barito.

Di samping itu, tim yang berdiri pada 1988 ini juga mendatangkan cukup banyak pemain berpengalaman. Di sektor penjaga gawang, mereka mendatangkan Ega Rizki dari PSS Sleman dan Dhika Bhayangkara dari Persita Tangerang.

Di sektor bek, mereka mendatangkan Frendy Saputra dari Dewa United. Selain itu, Hasyim Kipuw pun didatangkan untuk menambah kedalaman lini belakang. Penambahan di lini belakang ini menjadi kewajiban bagi anak asuh RD karena di musim lalu mereka kebobolan 55 gol dan menjadi tim dengan catatan rekor kebobolan terburuk ketiga setelah RANS Nusantara FC dan PSS Sleman.

Lini belakang Barito makin banyak dihuni pemain berkualitas setelah Carli de Murga, pemain asal Filipina, resmi diperkenalkan. Pengoleksi 49 caps bersama timnas Filipina itu didatangkan dari Kelantan FA dan diharapkan akan menjadi tandem yang mumpuni saat dipasangkan dengan Renan atau Frendi.

Beralih ke sektor tengah, Barito memulangkan pemain yang sudah tidak asing lagi bagi sepakbola Banjarmasin, yakni Makan Konate. Sebelum malang melintang di berbagai klub di Indonesia, pemain asal Mali itu menjadikan Barito sebagai klub keduanya di Indonesia setelah PSPS Pekanbaru. Pengalaman pemain berusia 31 tahun tersebut tentu sangat dibutuhkan bagi Barito. Kombinasi Konate, Ott, dan Bayu akan menjadi penyuplai serangan dan filter yang tangguh bagi lini belakang.

Dari sektor penyerangan, RD mempunyai senjata tambahan dalam diri Murilo Mendes, pemain asal Brasil yang sebelumnya memperkuat Farncavilla di Serie C Brasil. Dilansir dari transfermarkt, musim lalu pemain berusia 28 tahun itu mencetak tujuh gol dan dua asis dalam 29 kali penampilan. Pemain yang juga pernah memperkuat Brasil U-17 pada 2012 itu diharapkan mampu menjadi juru gedor bagi Laskar Antasari. Mendes akan menjadi tandem bagi Gustavo Tocantins yang sudah memperkuat Barito sejak paruh kedua musim lalu dan mencetak delapan gol.

Di sisi lain, Barito pun kembali menarik Bagus Kahfi yang kesulitan mendapat jam terbang di luar negeri. Bagus harus bersaing dengan Mendes dan Tocantins untuk bisa merebut posisi utama.

Untuk menghadapi musim baru, RD membawa anak asuhnya menjalani pemusatan latihan di Yogyakarta dan diakhiri dengan menjalani laga uji coba melawan PSS Sleman yang berkesudahan 1-1.

Selain laga yang menyedot perhatian karena beberapa kali terjadi duel keras, laga ini menunjukkan bagaimana Barito mulai mampu menemukan permainan yang mereka harapkan. Lini tengah yang solid dan kolektivitas tim menjadi hal yang paling menonjol.

Di musim 2023/2024, Barito mempersiapkan tim dengan cukup matang meski mereka belum memenuhi kuota enam pemain asing. Namun demikian, harapan untuk tidak menjadi langganan zona degradasi selalu muncul. Apakah akan terjadi di musim ini?

Komentar