Setelah Jenner dan Struick Masuk, Bagaimana Masa Depan Permainan Indonesia?

Analisis

by Arienal A Prasetyo

Arienal A Prasetyo

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Setelah Jenner dan Struick Masuk, Bagaimana Masa Depan Permainan Indonesia?

Indonesia bermain tanpa gol kala menjamu Palestina pada pertandingan FIFA Matchday, Rabu (14/6/2023) di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya. Pada laga kali ini, dimainkannya dua pemain baru penyandang Warga Negara Indonesia menjalani debutnya. Rafael Struick dan Ivar Jenner dipanggil dalam skuad menghadapi Palestina yang membuat Ramadhan Sananta dan Syahrian Abimanyu tergusur.

Struick pun langsung dimainkan sejak babak pertama sebagai penyerang dalam formasi 4-4-2 sebelum digantikan Dendy Sulistyawan pada pergantian babak. Kemudian Ivar Jenner masuk menggantikan Marselino Ferdinan pada menit 70’. Formasi itu berbeda dengan FIFA Matchday sebelumnya atau di Piala AFF 2022 karena Shin Tae-Yong kerap memakai formasi 3-4-3. Meskipun Shin juga beberapa kali mengandalkan formasi 4-4-2.

Dalam laga melawan Palestina ini, Struick terlihat sering turun ketika Indonesia menguasai bola di area tengah untuk menambah opsi umpan dan memberi waktu rekannya untuk membuka ruang. Cara inilah yang menciptakan peluang bagi Dimas Drajad pada menit 21’.

Pemain yang bermain di klub ADO Den Haag itu juga bermain melebar ke sisi sayap sehingga memberi kesempatan pemain lain untuk mengisi posisi half space. Pergerakan ini justru membuat Indonesia cenderung mengandalkan formasi 4-3-3 karena Yakob Sayuri bergerak naik ke depan.

Ivar (27), mengirim umpan kepada Asnawi yang merangsek ke depan.

Pemain 20 tahun itu pun lihai dalam mencari posisi di kotak penalti lawan untuk membuka atau memberi umpan. Ia pun sempat melepaskan satu tembakan mengarah ke gawang. Sementara Jenner yang menjadi duet bagi Marc Klok di lini tengah sejak masuk dari bangku cadangan. Dua pemain ini bertugas mengisi area tengah, di mana Klok menjadi gelandang bertahan dan Jenner berada di depannya.

Ketika Palestina mengurung pertahanan Indonesia, Klok kerap masuk ke kotak penalti untuk menciptakan posisi unggul jumlah pemain, sedangkan Jenner menambal posisi Klok di tengah.


Struick dan Jenner secara umum belum menunjukkan penampilan yang terlalu impresif. Mereka belum menunjukkan kesan yang spesial karena secara umum kualitas mereka tidak berbeda jauh dengan kualitas pemain-pemain lain pilihan Shin. Hasil imbang di kandang sendiri pun membuat banyak orang jadi meragukan kualitas mereka.

Di sisi lain, Struick dan Jenner semakin menambah opsi pemain bagi Shin. Apalagi jika mereka menunjukkan permainan yang bagus di klub masing-masing. Tidak mustahil mereka akan menjadi tulang punggung Indonesia di masa mendatang karena usia mereka masih sangat muda.

Sementara itu, Sandy Walsh dan Shayne Pattynama yang juga dipanggil Shin namun belum mendapatkan debutnya. Sandy berposisi sebagai bek kanan sedangkan Shayne bek kiri. Sandy dikabarkan mengalami cedera di sesi latihan sedangkan Shayne tidak dipilih Shin saat Pratama Arhan ditarik pada menit 80’. Arhan justru digantikan oleh Edo Febriansyah.

Asnawi dan Arhan memang selalu menjadi pilihan pertama Shin. Diperkirakan bahwa Shayne akan menjalani debutnya bersama Indonesia melawan Argentina sebagai pemain pengganti. Sementara Sandy jelas harus fokus dulu untuk pemulihan cederanya. Bisa dibilang juga lini belakang Indonesia semakin mewah dengan bertambah opsinya di lini belakang.

Sebab keberadaan mereka termasuk dengan Jordi Amat yang merupakan pemain naturalisasi berpengalaman di Eropa. Juga Elkan Baggott sebagai pemain keturunan Indonesia yang terlebih dahulu mencicipi atmosfer sepak bola tanah air. Seyogyanya, Shin tidak harus pusing untuk mengotak-atik komposisi di lini belakang. Pelatih asal Korea Selatan itu bisa menggunakan formasi dua maupun bek tengah.

Kombinasi tiga bek tengah bisa diisi oleh Jordi, Elkan, dan ditambah Fachrudin Aryanto yang memiliki banyak pengalaman di Indonesia dan ajang Asia Tenggara. Prospek bek asli Indonesia pun ditunjang oleh Rachmat Irianto dan Rizky Ridho yang baru meraih medali emas Sea Games 2023. Tentu saja keberadaan mereka semua harus menjadi persaingan yang kompetitif sehingga selalu bermain ngotot di setiap laganya.

Setelah Juni, FIFA Matchday akan kembali digelar pada 4-12 September. FIFA Matchday September harus dimanfaatkan oleh Shin untuk memaksimalkan skuad untuk menghadapi rentetan agenda penting.

Oktober akan menjadi bulan yang krusial. Pasalnya, Indonesia akan berlaga di putaran pertama Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang termasuk ke dalam agenda FIFA Matchday.

Putaran pertama ini diikuti oleh tim-tim yang berada di peringkat 26 hingga 47 AFC (berdasarkan ranking FIFA). Indonesia berada di peringkat 28 Asia dan akan menghadapi salah satu negara yang kualitasnya bisa dibilang masih berada di bawah Garuda dalam dua leg.

Jika lolos putaran pertama, Indonesia akan melaju ke putaran kedua yang diikuti 36 negara yang dibagi ke dalam 9 grup. Juara dan runner up grup akan melaju ke putaran ketiga, sekaligus lolos otomatis ke Piala Asia 2027.

Di putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 sebenarnya memberi Indonesia kesempatan untuk berlaga melawan negara lain yang tentu saja lebih kuat. Indonesia bisa satu grup dengan salah satu dari enam wakil Asia yang lolos ke Piala Dunia 2022, dan peserta lain yang secara peringkat masih di atas Indonesia. Putaran kedua ini akan dimulai pada 16-21 November mendatang dalam dua matchday, sekaligus menjadi FIFA Matchday terakhir sebelum Indonesia berlaga di Piala Asia, 12 Januari hingga 10 Februari 2024 mendatang.

Komentar