Stefan Bajcetic Membuat Lini Tengah Liverpool Lebih Segar

Analisis

by Bayu Aji Sidiq Pramono

Bayu Aji Sidiq Pramono

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Stefan Bajcetic Membuat Lini Tengah Liverpool Lebih Segar

Derbi Merseyside berakhir dengan kemenangan untuk Liverpool dengan skor 2-0 di Stadion Anfield, Selasa (14/2). Everton gagal membalas dua gol tuan rumah yang dicetak Mohamed Salah (36’) dan Cody Gakpo (49’). Hasil ini membawa The Reds menggeser Chelsea di peringkat sembilan klasemen sementara Liga Primer Inggris 2022/23.

Juergen Klopp melakukan sedikit penyesuaian dalam 11 pertama, terutama di lini tengah. Fabinho, Stefan Bajcetic, dan Jordan Henderson, bermain sebagai gelandang dengan posisi yang sejajar dalam formasi 4-3-3. Praktis, tiga pemain tersebut memegang peran penting baik dalam situasi menyerang, bertahan, maupun transisi. Sementara penyesuaian tim tamu hanya di posisi penyerang. Ellis Simms menggantikan posisi Dominic Calvert-Lewin yang kembali menderita cedera pada formasi 4-5-1.

Gambar 1 - Sebelas Pertama Liverpool dan Everton

Sumber : SofaScore

Liverpool mendominasi pertandingan sejak awal laga. Mereka memperoleh 59,1 persen penguasaan bola dengan akurasi umpan mencapai 86 persen. Tidak hanya itu, tuan rumah melepaskan 15 tembakan yang enam di antaranya tepat sasaran. Keberhasilan tersebut sekaligus mempersulit lawan untuk mengancam gawang Alisson Becker. Tercatat kiper asal Brazil tersebut hanya menghadapi satu tembakan ke gawang dari lawan.

Terbebasnya Stefan Bajcetic

Keberhasilan Liverpool mendominasi pertandingan berasal dari lini tengah yang sangat kuat mengendalikan penguasaan bola dan menguasai ruang. Penempatan posisi, timing, dan kemampuan membaca celah berhasil menghindarkan mereka dari duel fisik yang menjadi keunggulan Abdoulaye Doucoure, Idrissa Gueye, dan Amadou Onana. Satu hal yang menarik perhatian dari lini tengah Liverpool adalah penampilan hampir 90 menit dari Bajcetic. Hal ini menunjukkan bahwa Klopp puas dengan penampilannya meski ia masih 18 tahun.

Ia berperan sebagai salah satu distributor yang lebih banyak beroperasi di area kiri. Bajcetic berhubungan langsung dengan Andrew Robertson dan Darwin Nunez karena posisi mereka cukup dekat. Ketika bertahan, Bajcetic mendukung tugas Fabinho sebagai gelandang bertahan sekaligus membantu Robertson jika lawan mencoba menembus pertahanan dari sisi kanan.

Pada laga ini, Bajcetic menjalankan peran tersebut dengan sangat percaya diri meski bermain bersama dua seniornya. Terbukti ia menjadi gelandang Liverpool yang paling banyak melepaskan umpan kunci (dua kali). Jumlah tersebut sama dengan yang diciptakan Gakpo dan Nunez. Ia juga menjadi gelandang Liverpool yang paling sering melakukan intersep (dua kali).

Hal ini menunjukkan bahwa Bajcetic memberikan kontribusi kepada tim nya baik dalam berbagai situasi. Salah satu faktor keberhasilan tersebut adalah kehadiran Fabinho di belakang Bajcetic. Pada dua laga sebelumnya, Bajcetic bermain di posisi Fabinho sebagai gelandang bertahan. Bajcetic bertanggung jawab sebagai pemutus serangan lawan sekaligus mendukung distribusi bola untuk Thiago Alcantara dan Naby Keita.

Kali ini, ia bermain di posisi Thiago sehingga beban tersebut kini ditanggung oleh Fabinho yang lebih senior. Pembagian tugas tersebut membuat potensi Bajcetic keluar lebih optimal. Ia bermain lebih leluasa untuk bergerak lebih ke depan dan memberikan umpan-umpan untuk menyuplai lini depan.

Everton Terlalu Mudah Ditebak

Sejak awal pertandingan, Everton mencoba bermain agresif merebut bola. Pada momen-momen tertentu mereka mencoba menghambat proses membangun serangan tim tuan rumah. Mereka mencoba menutup jalur umpan ke sisi Trent Alexander-Arnold yang bisa dibilang sebagai aspek kreativitas serangan Liverpool.

Oleh karena itu, Sean Dyche berencana untuk “menyibukkan” Arnold dengan lebih banyak mengarahkan serangan ke sisi kanan pertahanan Liverpool. Alex Iwobi dan Vitaly Mykolenko yang beroperasi di area tersebut, beberapa kali mencoba memenangkan keunggulan jumlah pemain agar Arnold kerepotan.

Sayangnya, rencana Dyche telah banyak diterapkan oleh lawan-lawan Liverpool sebelumnya. Oleh karena itu, Klopp tidak kesulitan untuk menemukan formula paling tepat agar bisa keluar dari situasi tersebut. Salah satu caranya adalah dengan menginstruksikan Fabinho dan Henderson untuk mendukung Arnold sekaligus membiarkan Salah untuk tetap di posisinya untuk mengincar celah yang ditinggalkan Mykolenko.

Formula dari Klopp itulah yang membuat rencana Dyche untuk menyibukan Arnold, justru menjadi bumerang untuk Everton.

Komentar