Skema Tiga Bek akan Menghambat Usaha Spanyol Menciptakan Peluang

Piala Dunia

by Bayu Aji Sidiq Pramono

Bayu Aji Sidiq Pramono

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Skema Tiga Bek akan Menghambat Usaha Spanyol Menciptakan Peluang

Perjalanan Jepang di Grup E dalam ajang Piala Dunia Qatar 2022 ditutup dengan laga berat melawan Spanyol. Pertandingan yang menentukan bagi kedua tim ini akan digelar di Khalifa International Stadium pada hari Jumat (2/12) pukul 02.00 WIB. Duel antara dua tim dari dua benua yang berbeda akan dipimpin oleh wasit asal Afrika Selatan, Victor Gomes.

Hasil dari pertandingan ini akan menentukan nasib kedua tim, angkat koper lebih cepat atau terus menaruh harap. Spanyol hanya membutuhkan hasil seri untuk memastikan langkahnya ke babak 16 besar. Sementara Jepang wajib menang agar nasibnya tidak bergantung pada tim lain (hasil pertandingan Kosta Rika dan Jerman).

Mengingat pentingnya pertandingan ini, Jepang justru memiliki sedikit masalah dalam kebugaran pemain. Hiroki Sakai kemungkinan besar absen pada pertandingan ini akibat cedera. Pemain berusia 32 tahun tersebut ditarik pada menit ke-75 kala Jepang mencuri kemenangan dari Jerman (23/11).

Di kubu lawan, Luis Enrique tidak memiliki masalah tersebut. Kemungkinan besar Enrique tidak mengubah komposisi pemain dan formasi dasar. Dengan komposisi tersebut, Enrique mengincar dominasi penguasaan bola yang sejauh ini masih berhasil dipertahankan. Tidak hanya itu, mereka menciptakan banyak peluang dengan melibatkan Pedri dan Gavi di dekat Sergio Busquets dan eksplosivitas sisi sayap dari kaki Dani Olmo dan Ferran Torres.

Gambar 1 - Potensi Sebelas Pertama Jepang dan Spanyol

Tapi bagi Jepang, sungguh tidak bijaksana jika Hajime Moriyasu tidak melakukan perubahan pada timnya. Dua laga berturut-turut selalu kebobolan lebih dulu. Hal ini seharusnya cukup untuk membuatnya sadar bahwa rencana yang ia terapkan tidak berjalan dengan efektif. Terlebih, lawan Samurai Biru adalah juara Piala Dunia tahun 2010 dan salah satu tim yang diunggulkan. Sama sekali tidak bisa diremehkan.

Tiga Bek Sejak Menit Pertama

Pada dua pertandingan sebelumnya, Jepang konsisten dengan formasi dasar 4-2-3-1. Tapi, keputusan tersebut belum menunjukan hasil positif sebab belum ada gol yang tercipta dari taktik yang berdasar pada formasi tersebut. Tandanya, sudah waktunya Moriyasu melakukan perubahan pada 11 pertamanya.

Opsi paling masuk akal adalah dengan memulai pertandingan menggunakan skema tiga bek. Skema ini sudah menunjukan hasil nyata ketika Jepang membalikan keadaan saat tertinggal satu gol dari Jerman. Selain itu, skema ini mengakomodasi kekuatan utama Jepang yang memiliki banyak pemain dengan keunggulan kecepatan. Terlebih, Spanyol yang mengincar penguasaan bola bisa dihukum dengan serangan balik cepat melalui pemain sayap.

Untuk melengkapi perubahan taktik tersebut, Moriyasu juga bisa memasang Takuma Asano sebagai ujung tombak. Daizen Maeda dan Ayase Ueda lebih dulu mendapatkan kesempatan tampil dari menit pertama, tapi belum mampu membalas kepercayaan tersebut melalui kontribusi di lapangan. Tidak heran jika dua pemain tersebut hanya bermain kurang dari 60 menit. Berbeda dengan Asano yang hanya tampil dari bangku cadangan justru menyumbang satu gol dengan catatan 3,5 shots per game. Sehingga tidak ada salahnya menurunkan mantan pemain Arsenal itu dari menit pertama.

Jika meninjau lebih luas, Spanyol belum pernah menghadapi tim yang menggunakan skema tiga bek. Sebagai pelatih, Enrique tentu telah menyiapkan berbagai taktik untuk menghadapi tim dengan bermacam-macam gaya bermain, termasuk tim yang menggunakan skema tiga bek. Tapi, persiapan tersebut belum terbukti di lapangan. Maka dari itu, jika Moriyasu berani menggunakan tiga bek sejak menit pertama akan menambah daya kejut kepada La Furia Roja.

Penyesuaian taktik secara makro seperti ini tentu menimbulkan risiko. Salah satu risiko yang paling berbahaya adalah beban lini tengah yang sangat berat. Endo dan Kamada akan berhadapan langsung dengan trio Busquets, Pedri, dan Gavi yang sangat solid di lini tengah. Kemungkinan besar Jepang akan kalah dalam hal penguasaan bola sekaligus memberikan kesempatan lebih banyak kepada Spanyol untuk berkreasi. Oleh karena itu, tiga bek yang dipasang Moriyasu harus seimbang baik dalam hal fisik, kecepatan, dan kemampuan untuk berduel.

Memelihara Eksplosivitas Sayap

Sejak pertandingan pertama, kekuatan Jepang berada di sisi sayap yang kaya akan pemain cepat. Kaoru Mitoma, Takefusa Kubo, Hiroki Ito, Ritsu Doan, dan Takumi Minamino adalah daftar pemain yang mengandalkan kecepatan untuk mengancam pertahanan lawan. Salah satu cara untuk mengakomodasi senjata tersebut adalah dengan bermain skema tiga bek seperti yang dijelaskan pada bagian sebelumnya.

Taktik tersebut tidak akan berjalan efektif jika hanya muncul pada momen-momen tertentu saja. Moriyasu perlu memastikan bahwa dalam 90 menit, eksplosivitas di sisi sayap tetap terpelihara. Poin ini penting karena kemungkinan besar kecepatan mereka mampu diantisipasi Spanyol mengingat Enrique memiliki bek sayap yang berpengalaman seperti Jordi Alba, Cesar Azpilicueta, dan Dani Carvajal.

Walaupun demikian, bek sayap Spanyol tidak lagi berusia muda. Harapannya, semakin lama laga berjalan stamina mereka terkuras. Jika Enrique memutuskan untuk mengganti dua bek sayap, ia tidak memiliki pengganti yang mumpuni. Alejandro Balde terlalu muda untuk memikul beban tersebut. Praktis hanya Alba, Azpi, dan Carvajal yang memiliki kemampuan dan mental yang stabil. Pilihan lainnya menggeser Eric Garcia ke bek sayap jika mantan pelatih Barcelona tersebut tidak memiliki pilihan lain.

Pada saat bek sayap senior Spanyol mulai kelelahan, itu lah kesempatan bagi Jepang untuk memanfaatkan kondisi tersebut dengan terus menyerang melalui sayap. Oleh karena itu, penting bagi Jepang untuk terus memelihara eksplosivitas sisi sayap.

Caranya adalah dengan berani dan bijak dalam menurunkan pemain berkecepatan tinggi. Jika Mitoma dan Ito bermain sejak menit pertama, maka Moriyasu bisa memasukan Kubo dan Minamino pada babak kedua apabila terlihat ada penurunan intensitas di sayap. Pilihan lainnya adalah menurunkan Nagatomo yang lebih senior jika sang pelatih membutuhkan peran pemain berpengalaman.

Manfaatkan Kesempatan Jadi Kejutan


Meski Spanyol lebih diunggulkan, Jepang berpeluang besar mengejutkan La Furia Roja bahkan memulangkan mereka. Kesempatan terbesar ada di bek sayap Spanyol yang telah melewati masa emasnya. Hajime Moriyasu perlu lebih berani menerapkan skema tiga bek dari awal laga dan mempertahankan eksplosivitas area sayap.

Komentar