Pratinjau Filipina vs Indonesia: Waspadai Lini Tengah Filipina

Analisis

by Ifsani Ehsan Fachrezi

Ifsani Ehsan Fachrezi

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Pratinjau Filipina vs Indonesia: Waspadai Lini Tengah Filipina

Masih ada yang berharap Timnas Indonesia lolos fase grup? Jawaban tentu beragam dengan dua kemungkinan: ya atau tidak. Ya, untuk si optimistis dengan adanya perubahan dari segi permainan Timnas Indonesia berdasar dari dua pertandingan sebelumnya. Tidak untuk si pesimistis dengan permainan yang ditampilkan Indonesia di pertandingan sebelumnya. Optimistis maupun pesimistis, keduanya masih perkiraan yang realistis.

Dua kemungkinan itu selalu ada dan selalu terjadi. Pertandingan ketiga melawan Filipina merupakan pertandingan penentu nasib Indonesia di babak penyisihan grup SEA Games 2021, Vietnam.

Dua lawan terakhir Indonesia memiliki posisi di atas jika melihat klasemen sementara Grup A SEA Games 2021. Myanmar peringkat satu dan Filipina peringkat tiga. Indonesia terpaut tiga poin dari Myanmar sang pemuncak, dan satu poin dari Filipina. Maka dari itu, setidaknya enam poin bisa dimaksimalkan oleh Indonesia dari sisa pertandingan untuk menyalip posisi Myanmar sebagai pemuncak, bahkan bisa dibilang aman untuk lolos.

Indonesia belum menemukan sentuhan terbaik

Masih belum ada perkembangan signifikan dari segi pola permainan dari Indonesia jika melihat hasil akhir yang buruk melawan Vietnam di pertandingan pertama. Menang di pertandingan kedua melawan Timor Leste nyatanya belum membuat publik Indonesia terpukau. Bahkan pelatih Indonesia, Shin Tae-yong mengaku belum puas, meski asuhannya menang telak 4-1.

Bermain terbuka dan menyerang membuat Timor Leste kewalahan, total 28 percobaan tendangan, 11 mengarah ke gawang dan empat berbuah gol. Sebuah perkembangan memang jika melihat lawan sebelumnya, Vietnam, yang ketika itu Indonesia dibuat tidak berkembang dari segi permainan maupun menciptakan peluang.

Permainan berani dan terbuka harus terus dilakukan oleh Indonesia ketika melawan Filipina guna mencuri keunggulan. Dari segi komposisi pemain, kembali hadirnya Asnawi Mangkualam menjadi angin segar, meskipun pada akhirnya salah satu pilar Indonesia, Saddil Ramdani urung tampil karena urusan klub. Namun, melimpahnya kedalaman penyerang menjadi opsi lain yang bisa dipakai STY.

Trisula penyerang cepat menjadi jawaban bagaimana Indonesia bisa melibas Filipina. Irfan Jauhari, Egy Maulana, dan Witan Sulaeman menjadi opsi utama lini serang Indonesia melawan rapinya barisan pertahanan Filipina.

Menelaah kekuatan dan kelemahan The Azkals

Berdasarkan tiga pertandingan yang telah dilakoni oleh Filipina, gaya bermain mengandalkan visi operan menjadi kunci bagaimana mereka membongkar pertahanan lawan. Bisa ditinjau dari pertandingan lawan Timor Leste, Filipina mengandalkan lini tengah dalam membangun serangan. Dari kaki trio lini tengahnya, Sandro Reyes, Kekkonen Oskari, dan pemain senior Stephan Schrock menjadi awal terjadinya keunggulan Filipina.

Dua asis dari kaki Schrock dan satu gol dari Kekkonen berkat kesempatannya dalam membuka peluang. Selain permainan visioner dari lini tengah, transisi bertahan dari Filipina patut menjadi sorotan. Memasang garis pertahanan yang tinggi dari barisan pertahanannya membuat lawan terjebak perangkap offside.

Namun, gaya bertahan yang sukses menahan imbang Vietnam itu seketika bobol oleh kecerdikan dan kecepatan pemain Myanmar. Memasang garis pertahanan tinggi beresiko lawan masuk dengan cepat melalui operan terobosan jika garis pertahanan telat menarik garis offside. Salah satunya Gol cepat cepat dari Myanmar. Berawal dari kesalahan lini tengah, bola dikirimkan cepat melalui operan terobosan pemain nomor punggung delapan Myanmar, Myat Kaung kepada pemain nomor punggung 10, Win Naing Tun yang sebelumnya telah berlari meminta bola.

Beberapa kali Myanmar lolos dari jebakan semacam ini dan masih diuntungkan oleh beberapa penyelamatan dari penjaga gawang Filipina, Kammeraad. Stamina menjadi beban tersendiri bagi Filipina, mengingat rangkaian padat dijalaninya dari pertandingan pertama. Di pertandingan tersebut Filipina harus tertunduk lemas setelah kalah 2-3 dari Myanmar.

Komposisi pemain menghadapi Filipina

Ini menjadi celah tersendiri bagi Indonesia untuk mencuri keunggulan dan mengamankan tiga poin. Memasang penyerang cepat adalah solusi untuk melakukan tempo tinggi lalu menekan lawan agar cepat untuk melepaskan bola. Berbahaya jika para pemain Filipina, apalagi lini tengah dengan nyaman menguasai permainan.

Memasang tiga penyerang cepat, memanfaatkan operan terobosan, dan pandai memanfaatkan second line menjadi kisi-kisi bagaimana menumbangkan Filipina. Memasang Rachmat Irianto, Syahrian Abimanyu, dan Ricky Kambuaya sangat memungkinkan terjadi, mengingat Kambuaya dan Abimanyu memiliki visi operan yang mumpuni. Irianto bertugas menjaga keseimbangan dan kedalaman.

Lini depan dihuni oleh Irfan, Egy, dan Witan harus mampu membuat pertahanan Filipina porak poranda dengan agresivitas mereka. Ketiganya bisa bertukar posisi atau bergerak dinamis mencari ruang di area second line.

Barisan pertahanan masih mempertahankan komposisi Alfeandra Dewangga full back kiri, tengah oleh Rizky Ridho dan Fachruddin, dan kanan oleh Asnawi. Hal yang sangat dihindari ketika Filipina menyerang yakni dari sektor sayap yang kemudian melepaskan umpan. Bahkan, sepak pojok akan menjadi salah satu senjata andalan Filipina yang mulai kehabisan stamina dan memanfaatkan postur mumpuni dari penggawanya.

Komentar