Menilik Bagaimana Kekuatan Timnas Indonesia Untuk Melawan Curacao

Taktik

by redaksi

Menilik Bagaimana Kekuatan Timnas Indonesia Untuk Melawan Curacao

Tim Nasional Indonesia akan menghadapi Curacao dalam helatan FIFA Matchday di Gelora Bandung Lautan Api pada 24 September dan Stadion Pakansari pada 27 September. Pada laga tersebut, Jordi Amat dan Sandy Walsh digadang-gadang sudah bisa memperkuat Indonesia karena permohonan pemberian kewarganegaraannya disetujui pada rapat paripurna DPR RI, Selasa (20/09/2022). Kedua pemain itu tinggal menunggu surat keputusan dari Presiden Indonesia untuk mengucap sumpah kewarganegaraan.

Oleh karena itu, kedua pemain naturalisasi tersebut masih belum bisa membela Indonesia saat melawan Curacao. Sementara untuk peta kekuatan calon lawannya, Shin Tae-Yong mengaku masih belum mengetahuinya secara dalam.“Kita masih belum mengetahui bagaimana tentang Curacao, menjelang pertandingan mungkin Selasa akan dianalisa terlebih dahulu, kemudian di hari Rabu baru akan diberikan warna taktiknya seperti apa,” ujarnya.

Kali ini, Shin Tae-yong memanggil wajah-wajah baru seperti Muhammad Ramadhan Sanantha (PSM Makassar) dan Muhammad Ferrari (Persija Jakarta). Dengan begitu, timnas senior baru kedatangan pemain yang baru saja membawa Indonesia lolos Piala Asia U19 2023, yaitu Ferrari dan Marselino Ferdinan.

Dari 23 pemain yang dipanggil untuk menjalani laga melawan Curacao, Shin tidak memanggil Alfeandra Dewangga. Padahal dalam beberapa pertandingan sebelumnya, Dewangga selalu diandalkan mengisi lini belakang Indonesia.

Skema Tiga Bek Menjadi Unggulan Shin Tae-yong

Dalam beberapa kesempatan, Shin kerap mengubah-ubah formasinya, yaitu 4-3-3, 3-4-3, 3-5-2 atau 5-3-2 sesuai dengan kebutuhan permainan dan strategi yang ingin ditujunya.

Pada awal kedatangan Shin Tae-yong ke Indonesia ia melakoni debut dalam helatan Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia, saat itu ia menggunakan skema empat bek dengan memasang Asnawi Mangkualam (kanan), Rizki Ridho (tengah), Arif Satria (tengah) dan Pratama Arhan (kiri). Namun hal itu dirasa kurang cocok dengan tinggi badan yang dimiliki oleh para pemain di Indonesia sehingga ia merubah skemanya menjadi tiga bek.

Pertama kali ia menggunakan skema tiga bek ketika Indonesia bertemu Kuwait di Kualifikasi Piala Asia 2022, Shin memasangkan Rizki Ridho, Fachruddin dan Elkan Baggot. Dari kesempatan itu lah Shin mendapatkan kecocokan pola pemain belakang yang pas untuk diterapkan kepada skuadnya.

Di laga itupun Indonesia berhasil menang atas Kuwait dengan skor 2-1. Dengan skema tiga bek Shin akan sedikit menitik beratkan kepada bek sayapnya, karena kerja kedua bek sayap ini bukan hanya menyisir dari sisi lebar lapangan saja tetapi juga harus bisa menjadi seorang gelandang untuk membantu alur bola ketika menyerang.

Dalam beberapa kesempatannya bersama tim nasional di berbagai level dan di semua turnamen yang telah dijalaninya, Shin Tae-yong lebih sering menggunakan tiga bek sebagai tembok pertahanannya. Ini sebagai format untuk pertahanan Indonesia karena kekurangan di segi fisiknya.

Dengan adanya tiga bek ini akan mampu mengakomodasi pola serangan kesebelasannya yang sering dimulai dari lini belakang. Maka dari itu Shin Tae-yong mencari kriteria pemain yang memiliki peran sebagai ball-playing defender, sosok Irianto lah yang dirasa cocok oleh Shin untuk mengisi pos lini belakang skuadnya. Nyaman dalam menguasai bola dan mampu mengalirkan dari lini belakang ke lini depan dalam membangun serangan.

Semua pemain yang dimiliki oleh Shin Tae-yong secara postur tubuh mereka cukup untuk mengganggu dan serangan Curacao di area udara. Karena memiliki tinggi badan diatas 173 cm, terutama Elkan Baggott yang memiliki tinggi badan hingga 193 cm. Hal tersebut menjadi poin positif untuk lini belakang Indonesia dalam menghalau serangan-serangan melalui bola atas.

Distribusi aliran bola yang baik juga menjadi kunci dalam membangun serangan dari lini pertahanan, Elkan walaupun memiliki kekurangan secara kecepatan tapi ia memiliki kemampuan umpan jauh yang bisa terbilang bagus, bersama klubnya Gillingham FC ia mencatatkan akurasi operan sebesar 60% dari sembilan laga yang telah dijalani.

Hal tersebut bisa menjadi opsi aliran bola untuk melakukan serangan ketika lawan menerapkan pressing ke setiap pemain di lini tengah, bisa saja nanti ketika dalam pertandingan para pemain Curacao melakukan tekanan di lini tengah skuad Shin Tae-yong dengan tujuan merebut bola secepat mungkin dan langsung mengalirkan bola ke area serangan tanpa harus membangun serangan terlebih dahulu dari lini belakang.

Di situasi seperti ini lah opsi operan dari lini belakang bisa menjadi jalan untuk keluar dari tekanan dan melakukan inisiasi serangan. Karena skema tiga bek Shin Tae-yong akan memiliki kecenderungan serangan berada di poros lebar lapangan. Dalam hal ini kinerja kedua bek sayap akan menjadi salah satu opsi keberhasilan serangan yang dilakukan oleh timnas Indonesia.

Pratama Arhan dan Asnawi Mangkualam sudah terbiasa dengan pola serangan yang bertumpu di kaki mereka. Saat menjalani tugasnya bersama tim nasional di beberapa helatan, mereka aktif membangun serangan dari sisi lebar lapangan.

Itulah keunggulan skema tiga bek, pola serangan tidak hanya melalui lini tengah atau sisi lebar lapangan bagian depan saja (sayap) tapi juga bisa memanfaatkan di lebar lapangan bagian bawah (bek sayap). Saat melakukan pola bertahan pun mereka akan ikut turun menjadi lima pemain sekaligus di area belakang.

Melihat dari pertandingan Curacao di Liga Negara CONCACAF ruang yang bisa dieksplorasi oleh skuad Garuda adalah disisi lebar lapangan yang memaksimalkan akselerasi. Hal ini sangat mungkin bisa dilakukan karena skuad Shin memiliki Witan dan Egy di sisi lebar lapangan dan juga kedua bek sayap dibelakangnya.

Lini Belakang

Kemungkinan di laga pertama melawan timnas Curacao nanti Shin akan menurunkan tiga beknya, Irianto, Elkan dan Fachruddin, ketiga pemain ini memiliki postur tinggi yang bisa mengimbangi para pemain Curacao nanti.

Dalam pola bertahan pun bek sayap nantinya akan ikut turun sejajar dengan tiga bek lainnya, selain untuk memperkuat pertahanan juga untuk membangun serangan cepat melalui kedua bek sayap ini. Kedua bek sayap di skuad Indonesia ini memiliki kecepatan yang bisa dimaksimalkan untuk membangun serangan seperti Pratama Arhan, Asnawi atau Koko Ari dan bahkan Yakob Sayuri jika dimainkan di posisi ini.

Curacao dengan postur para pemainnya yang lebih tinggi dibandingkan pemain Indonesia kemungkinan akan memainkan bola-bola atas untuk membongkar pertahanan Indonesia. Catatannya tinggal bagaimana lini pertahanan Indonesia mampu melakukan koordinasi di lini belakang agar tidak mudah dibongkar oleh serangan Curacao.

Lini Tengah

Untuk posisi di area tengah sangat memungkinkan untuk Shin menurunkan kedua pemain andalannya, Ricky Kambuaya dan Marc Klok. Kedua pemain ini mampu menjadi penyeimbang di lini tengah timnas Indonesia ketika melakukan pola bertahan, menyerang dan saat transisi.

Secara koordinasi pun kedua pemain bisa diandalkan karena bermain di klub yang sama, hal ini yang menjadi kekuatan lini tengah Indonesia dalam segi koordinasi antar pemain. Selain opsi Kambuaya dan Klok, Shin juga bisa memasangkan duet pemain mudanya di lini tengah, jika itu terjadi maka Marselino dan Syahrian Abimanyu yang akan menjembatani permainan Indonesia.

Lini Depan

Pada skuad yang berada di posisi penyerang ini terdapat nama baru seperti Sanantha. Kemungkinan ia akan menjadi jawaban atas keresahan Shin Tae-yong dalam mencari penyerang yang berkualitas di Indonesia ini.

Di kompetisi domestik Sanantha bermain begitu apik ketika menjadi juru gedor PSM Makassar, ia mampu bermain reguler. Kualitasnya terlihat ketika PSM mampu menenggelamkan Persib dengan skor 5-1, ia ikut menyumbang dua golnya dalam kemenangan PSM itu.

Hal ini bisa menjadi tambahan kualitas untuk Indonesia dalam mencetak gol, tipikal sosok target man modern yang tidak hanya menunggu bola menghampiri, Sanantha juga tak malas untuk mencari bola ke area lainnya. Jika Sanantha dimainkan di laga nanti, ia akan disokong oleh dua sisi sayap yang memiliki kecepatan, Witan di sebelah kiri dan Egy di sebelah kanan.

Optimalisasi Peluang Dari Bola Mati

Dengan skuad yang saat ini sudah berlatih bersama, Shin Tae-yong memiliki opsi lain untuk mencari kemenangan di laga melawan Curacao dengan skema bola mati. Tentu hal ini menjadi aspek penting ketika skuadnya mengalami kebuntuan dalam melakukan serangan.

Skuad timnas Indonesia memiliki pemain dengan kemampuan umpan dari bola mati yang mumpuni seperti Pratama Arhan hingga Klok, selain memiliki para pemain yang memiliki kualitas umpan yang baik. Anak asuh Shin Tae-yong juga memiliki pemain-pemain jangkung yang siap untuk menerima umpan dari tendangan bola mati.

Selain umpan langsung dari tendangan bola mati, melakukan skema variasi tendangan bola mati juga bisa menjadi kesempatan Indonesia untuk meraih kesempatan untuk mencetakkan gol. Melalui skema tersebut akan mengacaukan koordinasi antar pemain mereka, pergerakan yang terjadi oleh pemain Indonesia nantinya akan menciptakan ruang yang terbuka agar bola bisa dialirkan menjadi sebuah peluang.

Cara ini bisa menjadi cadangan amunisi untuk mencari poin di laga melawan Curacao atau bahkan menjadi amunisi utama untuk meraih kemenangan.

Prediksi 11 Pemain Pertama

Kiper: Nadeo Argawinata

Belakang: Fachruddin, Elkan Baggott dan Rachmat Irianto

Tengah: Pratama Arhan, Marc Klok, Ricky Kambuaya dan Yakob Sayuri

Depan: Witan Sulaeman, Dimas Drajad dan Egy Maulana Vikri

Komentar