Tinjauan Vietnam vs Indonesia: Eksperimen Gagal Shin Tae-yong

Taktik

by Redaksi2022

Redaksi2022

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Tinjauan Vietnam vs Indonesia: Eksperimen Gagal Shin Tae-yong

Tim Nasional Indonesia gagal meraih kemenangan pada laga pertama SEA Games 2021. Indonesia ditaklukan oleh Vietnam dengan skor telak 0-3 dalam fase Grup A, di Stadion Vietri, Jumat (6/5).

Indonesia bisa dibilang memang layak kalah. Segala kesalahan-kesalahan fatal yang anak asuh Shin Tae-yong lakukan bisa dimanfaatkan dengan cermat oleh Vietnam. Tim berjuluk Pasukan Bintang Emas itu mampu mengeksploitasi kelemahan Indonesia.

Di atas kertas, Indonesia memasang 4-3-3. Saddil Ramdani, Egy Maulana, dan Irfan Jauhari berada di lini serang. Sementara Marc Klok, Rachmat Irianto, dan Ricky Kambuaya mengisi pos gelandang. Pos belakang diisi Firza Andika, Rizki Ridho, Fachrudin Aryanto, dan Rio Fahmi.

Selain serangan balik cepat, mungkin Shin Tae-yong berharap dapat lebih mengimbangi permainan Vietnam secara terbuka lewat formasi ini. Namun, nyatanya, Indonesia tak berkutik menghadapi pressing dan garis pertahanan tinggi Vietnam yang turun dengan formasi 5-3-2.

Egy dkk bukan hanya kesulitan menembus pertahanan lawan, melainkan juga kebingungan cara mencapai sepertiga akhir lapangan. Upaya bermain operan-operan pendek Indonesia dapat diantisipasi dengan baik oleh Vietnam yang selalu menempel ketat para pemain Indonesia sejak dari area tengah. Alhasil, mereka dipaksa bermain bertahan sepanjang babak pertama.

Dua bek sayap Garuda Muda, yang diisi Firza (kiri) dan Fahmi (kanan) bisa dibilang sebagai titik lemah. Minim pengalaman di level internasional, keduanya menjadi sasaran para pemain Vietnam yang cenderung mengandalkan lebar lapangan untuk menghindari para gelandang Indonesia. Satu dari dua striker Vietnam, Nguyen Van Tung, pun cenderung bermain melebar.

Strategi ini terbukti sukses mengganggu keseimbangan permainan Indonesia. Klok berkali-kali terlihat harus membantu pertahanan, utamanya Fahmi.

Sialnya, bukan hanya kesulitan menghadapi serangan Vietnam, baik Firza maupun Fahmi berkali-kali gagal membangun serangan (seperti yang diperagakan Pratama Arhan dan Asnawi Mangkualam di AFF 2020).

Ketika mendapat bola dan coba mengalirkannya ke depan, Firza dan Fahmi kerap membuat kesalahan. Penempatan posisi yang salah dan operan tak akurat membuat bola dengan mudah pindah ke Vietnam.

Vietnam memang belum mampu memecah kebuntuan hingga paruh pertama berakhir. Namun, terlihat bahwa Indonesia cukup kesulitan untuk keluar dari tekanan.

Pergantian Gagal Indonesia

Di awal babak kedua, STY mencoba melakukan perubahan. Ia memasukkan Syahrian Abimanyu dan menarik keluar Rachmat Irianto dengan harapan aliran bola ke depan akan lebih lancar.

Hal ini sempat membawa perubahan positif di menit-menit awal babak kedua. Serangan Indonesia terbilang lebih efektif, mampu menekan hingga area penalti Vietnam. Irfan Jauhari bahkan sempat mendapatkan peluang pada menit ke-52, tetapi tendangannya masih mampu diblok salah satu bek tuan rumah.

Permasalahannya, lini belakang Indonesia masih terlalu mudah dieksplotiasi dan petaka itu hadir pada menit ke-54. Semua berawal dari tendangan gawang kiper Vietnam, Nguyen Van Toan, Do Dung Hung memenangi duel udara dengan Abimanyu. Sundulannya dengan mudah dikuasai oleh Nguyen Van Tung yang berdiri bebas di sisi kiri pertahanan Indonesia. Ketika Van Tung memberi operan pendek kepada Nguyen Tien Linh, seluruh pemain Indonesia terkonsentrasi di sisi kiri dan membuat Le Van Do berdiri bebas di sisi kanan.

Pemain berusia 20 tahun tersebut menghindari penjagaan Rio Fahmi dengan mudah dan langsung memberikan umpan terobosan kepada Nham Manh Dung. Setelah lolos dari kawalan Fachrudin, Ia memberikan operan ke tengah yang mampu diselesaikan Tien Linh.

Proses terjadinya gol pertama Vietnam bisa menjadi gambaran betapa keroposnya lini pertahanan Indonesia. Perpindahan bola dari Van Tung ke Van Do merupakan bentuk nyata keberhasilan Vietnam mengeksploitasi bek sayap Indonesia yang telah ditarget sejak babak pertama.

“Gol pertama adalah offside. Mungkin ini adalah keuntungan yang diberikan karena mereka adalah tuan rumah, tetapi satu gol tersebut mengubah suasana tim dan hal ini sangat disayangkan,” ungkap STY selepas pertandingan.

STY boleh berkilah Vietnam diuntungkan di rumah sendiri, apalagi setelah Indonesia diberikan lapangan latihan yang buruk. Bagaimanapun, dalam pertandingan melawan Vietnam, sesungguhnya terlihat bahwa Garuda Muda juga masih memiliki banyak masalah teknis di atas lapangan.

Selain beberapa pergantian pemain yang tidak efektif, faktor stamina juga masih menjadi kelemahan klasik. Pelatih Vietnam, Park Hang-seo, mampu memaksimalkannya dan dua gol tambahan pun tercipta.

“Setelah menit ke-60, saya melihat para pemain Indonesia kelelahan. Saya memberi tahu para pemain saya ketika jeda bahwa mereka harus terus memberikan tekanan. Saya juga membuat beberapa perubahan dan berhasil,” ujar Hang-seo seperti yang dikutip vnexpress.

Kekalahan ini bukan akhir dari segalanya bagi Garuda Muda. Namun, jelas perlu ada perbaikan dan perubahan nyata jika ingin mencapai target medali emas.

Komentar