Menanti Gelombang Serangan Baru Borussia Dortmund

Analisis

by Redaksi 7

Redaksi 7

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Menanti Gelombang Serangan Baru Borussia Dortmund

Borussia Dortmund menatap musim 2021/22 dengan pembaruan besar di tubuh klub. Eks pelatih Borussia Moenchengladbach, Marco Rose akan menangani die Borussen, menggantikan Edin Terzic yang berstatus interim. Pelatih berusia 44 tahun itu menerima tantangan untuk mengkudeta dominasi Bayern Muenchen.

Bundesliga sendiri menyaksikan perpindahan pelatih besar-besaran jelang musim depan. Terdapat delapan klub yang berganti pelatih, tujuh di antaranya adalah klub yang finis di pos delapan besar pada 2020/21, termasuk juara Bayern Muenchen dan runner-up RB Leizpig. Dari kontestan papan atas Bundesliga, hanya Union Berlin yang tak berganti pelatih.

Para pelatih baru itu membuat persaingan titel semakin menarik. Bersama Julian Nagelsmann, Bayern hendak mempertahankan sembilan tahun dominasi. Sementara kerja Nagelsmann di RB Leizpig akan diteruskan Jesse Marsch—pelatih dari klub Red Bull yang lain. Di lain pihak, Dortmund yang melakoni musim mengecewakan pada 2020/21 berupaya membangun harapan baru dengan kedatangan Marco Rose.

Portfolio Rose sendiri telah teruji di Jerman. Ia membawa Borussia Moenchengladbach finis di peringkat empat pada 2019/20. Musim lalu, sang pelatih membawa die Fohlen lolos ke fase gugur Liga Champions untuk pertama kalinya pasca era European Cup. Sebelumnya, Rose telah meraih tiga trofi dalam dua musim bersama RB Salzburg yang kelewat dominan di Austria. Ia juga membawa tim muda Salzburg menjuarai UEFA Youth League pada 2016/17.

Di musim perdana Rose, menarik untuk menantikan bagaimana ia memimpin Erling Haaland dan kawan-kawan. Sang pelatih wajib memastikan anak asuhnya mengerti dan mampu mengimplementasikan gagasannya seperti di Gladbach. Jika ingin menyaingi Bayern, Dortmund tentu tak boleh menyia-nyiakan poin di awal Bundesliga.

Kepergian Sancho dan Kedatangan Malen

Selain kedatangan pelatih baru, Dortmund mesti menghadapi musim tanpa salah satu pemain terbaiknya, Jadon Sancho. Winger Inggris tersebut direkrut Manchester United. Sancho mengemas 50 gol dan 64 asis sejak mendapatkan debut senior pada Oktober 2017.

Kepergian Sancho segera direspons Dortmund dengan mendatangkan bomber anyar. Mereka menggaet Donyell Malen dari PSV Eindhoven. Striker Belanda tersebut menambah daya gedor Dortmund yang mencari bentuk baru di bawah pelatih anyar.

Jadon Sancho diandalkan Dortmund selama tiga musim terkini. Kepergiannya membuat klub peraih delapan titel Bundesliga ini mesti memperbarui lini serang. Dortmund boleh kehilangan pemain berbakat, tetapi mereka memiliki segudang talenta untuk menggantikan peran eks Manchester City tersebut.

Sancho sangat aktif membantu produksi gol Dortmund. Meskipun sempat kesulitan pada paruh pertama 2020/21, ia mengakhiri musim dengan torehan delapan gol serta 12 asis Bundesliga. Di skuad Dortmund, hanya Erling Haaland yang mencatatkan frekuensi keterlibatan gol lebih tinggi darinya.

Untuk menggantikan Sancho, Dortmund perlu mencari pemain kreatif yang mampu bergerak cepat dan bisa bantu membongkar pertahanan lawan dengan pergerakan dinamis. Klub yang bermarkas di Westfalenstadion ini pun tak kurang winger kreatif yang bisa dimaksimalkan Marco Rose.

Kepergian Sancho dapat menjadi momen pelecut Giovanni Reyna yang tampil impresif pada 2020/21. Masih berusia 18 tahun, pemain Amerika Serikat tersebut mampu bersaing saat diturunkan sebagai gelandang serang atau winger. Reyna mengemas empat gol dan enam asis di Bundesliga 2020/21, termasuk hat-trick asis saat menghadapi SC Freiburg pada Oktober 2020.

Untuk musim depan, Reyna pun mewarisi nomor punggung 7 yang sebelumnya dikenakan Sancho, seakan ia telah diakui menjadi pengganti winger Inggris tersebut. Namun, wonderkid kelahiran Inggris itu tentu perlu meningkatkan konsistensi permainan untuk menyamai seniornya.

Musim lalu, Reyna mengemas tiga gol dan empat asis dari 11 laga awal Bundesliga. Jumlah ini turun drastis menjadi satu gol dan satu asis dari 21 pertandingan sesudahnya. Reyna juga relatif lebih mudah kehilangan bola akibat upaya lawan (dispossessed). Meskipun begitu, untuk ukuran pemain yang baru genap 18 tahun musim lalu, permainan Reyna menjanjikan dan ia dikelilingi lingkungan tepat untuk berkembang.

Selain Reyna, Dortmund bisa berharap ke para pemain senior seperti Thorgan Hazard, Marco Reus, hingga Julian Brandt. Hazard dan Brandt berkesempatan mengklaim kembali tempat di 11 utama usai tersingkir pada 2020/21. Musim lalu, kiprah Hazard terganggu cedera sedangkan menit bermain Brandt berkurang jauh karena cukup jarang dijadikan starter.

Pemain muda macam Ansgar Knauff dan Reinier Jesus pun mengintip kesempatan untuk membela tim senior. Dua pemain ini mulai diperkenalkan die Borussen musim lalu. Reinier, pemain pinjaman asal Real Madrid, tampil 14 kali (sekali sebagai starter) dan mencetak satu gol serta satu asis di Bundesliga. Sementara Knauff tampil empat kali (semuanya dari bangku cadangan) dan mengemas jumlah gol/asis yang sama.

Knauff adalah prospek menarik untuk musim depan. Pada 2020/21, ia lebih sering dilibatkan di Dortmund II yang berlaga di 3. Liga. Meskipun hanya mendapatkan total 68 menit di Bundesliga, Knauff mampu bermain efektif dan membuat empat umpan kunci serta delapan aksi berbuah tembakan. Kameo singkatnya musim lalu merupakan sinyalemen positif bagi Rose untuk melibatkannya lebih sering di Bundesliga 2021/22.

“[Knauff] adalah seorang pemain menyerang yang sangat berbakat dengan kecepatan dan kemampuan dribel yang bagus,” kata Direktur Olahraga Dortmund, Michael Zorc pada musim lalu.

Statistik gelandang serang/winger Borussia Dortmund 2020/21 (minimum 500 menit bermain):

PemainMenitAsisxA/90mntKP/90mntPPA/90mntSCA/90mntGCA/90mnt
Jadon Sancho2062110,32,933,585,460,96
Marco Reus227960,321,981,73,630,47
Gio Reyna197650,21,551,413,140,46
Thorgan Hazard65430,391,782,192,750,41
Julian Brandt149520,171,811,874,030,54

*Catatan: xA: expected assists. KP: key passes/umpan kunci. PPA: umpan sukses ke kotak penalti. SCA: aksi berbuah tembakan, sekuens dua aksi yang secara langsung membuahkan tembakan. GCA: aksi berbuah gol. Data oleh StatsBomb via FBRef.

Dortmund telah memiliki sederet pemain kreatif yang mampu beroperasi di pos gelandang serang serta sayap. Lantas, di manakah tempat yang sesuai bagi Donyell Malen? Eks PSV Eindhoven ini agaknya akan lebih sering dilibatkan sebagai ujung tombak.

Pada awal karier seniornya, Malen memang cenderung dipasang sebagai winger. Namun, pemain berusia 22 tahun ini cenderung berperan sebagai finisher dibanding kreator. Dua musim terkini, PSV pun memasangnya di pos penyerang tengah.

Eks Arsenal tersebut semakin tajam dari tahun ke tahun. Musim lalu, ia menempati peringkat dua di tabel top skor Eredivisie dengan 19 gol. Malen juga menyumbang delapan asis. Dari 81 laga Eredivisie bersama PSV, ia mengemas 40 gol serta 18 asis.

Kedatangan Malen dapat melengkapi profil striker Dortmund yang kini diisi Erling Haaland serta dua debutan, Youssoufa Moukoko dan Steffan Tigges. Ia bisa menjadi opsi bagus untuk melapisi Haaland. Selain itu, kehadiran Malen membuat Rose lebih leluasa mengutak-atik taktiknya. Sang pemain dapat dipilih jika Rose ingin menggunakan inside forward dari posisi sayap.

“Donyell sangat cepat dan berbahaya. Jika dia punya peluang, itu biasanya akan menjadi gol. Dia masih muda, tetapi memiliki kemampuan yang benar-benar bagus,” kata Mario Goetze, eks Dortmund yang bermain bersama Malen di PSV.

Bagaimanapun, Malen serta banyak winger/gelandang serang Dortmund masih muda dan berpeluang mengembangkan karakter permainan. Di Belanda, rekrutan anyar die Borussen itu memang cenderung menjadi striker. Namun, bukan tidak mungkin bahwa Rose bisa mengembangkannya menjadi kreator serangan yang mumpuni.

Bagaimana Dortmund akan Bermain Musim Depan?

Borussia Moenchengladbach di bawah Rose dan Dortmund musim lalu memiliki suatu kesamaan. Masing-masing mengandalkan pakem 4-2-3-1 untuk melakoni sebagian besar laga Bundesliga. Edin Terzic memakai skema tersebut untuk menyegel peringkat tiga di akhir musim. Pelatih interim itu mengandalkan Haaland di depan dan menyokongnya dengan trio Sancho, Reyna, serta Reus.

Sementara itu, Rose mengandalkan Alassane Plea sebagai ujung tombak die Fohlen. Penyerang Perancis itu disokong oleh Lars Stindl dan Jonas Hofmann. Di sayap kiri, ia biasanya mengandalkan Marcus Thuram sebagai inside forward.

Perbedaan skuad Rose yang dulu dengan sekarang adalah, di Gladbach, ia tak memiliki penyerang tengah yang cukup prolifik. Kendati tampil tajam di Liga Champions, Plea hanya mengemas enam gol di Bundesliga. Catatan konversi tembakannya hanya di angka 10%. Sedangkan Haaland mencatatkan konversi tembakan sejumlah 28% di Dortmund dan mencetak 27 gol Bundesliga.



Perkiraan 11 utama Borussia Dortmund 2021/22. Kredit: lineupbuilder.com.

Musim lalu, top skor die Fohlen adalah Lars Stindl yang mengisi pos no. 10. Enam dari 14 gol Stindl diciptakan melalui titik putih. Kapten Gladbach itu juga berperan penting dalam kreasi peluang, mencetak delapan asis, hanya kalah dari Hofmann (14) di skuad Gladbach.

Peran Stindl amat penting bagi skema Rose di Gladbach. Di Dortmund, ia pun memiliki pengganti sepadan, Marco Reus. Dua pemain ini sama-sama sering dipasang di pos no.10 musim lalu dan, kebetulan, berstatus sebagai kapten tim. Bedanya, jika meninjau heatmap kedua pemain, meskipun Reus memulai laga di posisi tengah, ia cenderung bermain melebar. Sedangkan Stindl lebih aktif beroperasi di tengah lapangan.

Reus mengemas delapan gol dan enam asis di Bundesliga musim lalu. Sekilas, statistik Stindl lebih kreatif daripada Reus. Namun, kapten Dortmund ini sejatinya lebih rutin menciptakan peluang berbahaya bagi timnya.

Frekuensi umpan kunci Reus (1,98 per pertandingan) dan Stindl (2,02 per pertandingan) bisa dikatakan setingkat. Meskipun demikian, jika meninjau statistik xA kedua pemain, yang menunjukkan seberapa bagus peluang yang diciptakan umpan mereka, penggawa Dortmund tersebut lebih unggul. Reus mencatatkan 0,32 xA per pertandingan—terbaik kelima di Bundesliga, sedangkan Stindl 0,26. Lain itu, Reus mengirim 1,7 umpan ke kotak penalti per pertandingan berbanding Stindl yang mencatatkan 0,96 umpan per laga.

Di Dortmund, Rose memiliki apa pun yang dibutuhkan untuk mereplikasi (atau justru meningkatkan) permainan yang diusungnya di Gladbach. Sang pelatih bisa diharapkan untuk meneruskan “tradisi” Dortmund yang cenderung bermain agresif dengan pressing intensif.

“Dia [Rose] menginginkan kami untuk melakukan pressing tinggi dan secara energik, juga bermain dengan garis pertahanan tinggi sehingga kami bisa mencapai gawang lawan lebih cepat,” kata Reus tentang pelatih barunya.

“Anda harus bagus dalam olah bola dan selalu mengirim bola secara cepat ke belakang garis pertahanan lawan untuk mencetak gol. Itulah hal-hal yang akan membantu kami berkembang. Dia sangat teliti, dan detail-detail kecil sangat penting baginya,” lanjut pemain berusia 32 tahun tersebut.

Sejauh ini, Rose telah memimpin Dortmund dalam tiga pertandingan pramusim. Mereka menang 2-0 atas FC Giessen, tetapi kemudian kalah 3-1 dari klub promosi Bundesliga, VfL Bochum dan 2-0 dari Athletic Bilbao.

Akan tetapi, kekalahan pramusim bukanlah kekhawatiran besar. Reus menyebut bahwa rekan-rekannya dalam jalur yang tepat bersama staf kepelatihan baru. Meskipun kalah di partai persahabatan, ia menyebut bahwa sesi latihan berjalan dengan baik. “Tidak semuanya bisa terwujud dalam satu malam, ini akan membutuhkan waktu,” katanya setelah Dortmund kalah dari Athletic Bilbao.

Dortmund akan memulai partai kompetitif 2021/22 pada 7 Agustus mendatang di ajang DFB-Pokal. Mereka menghadapi Wehen Wiesbaden di ronde pertama kompetisi gugur tersebut. Di ajang Bundesliga, die Borussen akan memulai musim dengan melawan Eintracht Frankfurt pada 14 Agustus.

Klub-klub papan atas Bundesliga sedang sibuk mempersiapkan diri bersama pelatih baru. Persaingan Rose dan para pelatih tersebut patut dinanti, terutama bagaimana ia menghadapi Bayern Muenchen dan RB Leipzig musim depan.

Komentar