Piala Eropa 2020: Mengapresiasi Daley Blind

Analisis

by Redaksi 7

Redaksi 7

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Piala Eropa 2020: Mengapresiasi Daley Blind

Timnas Belanda menjadi salah satu penampil terbaik sepanjang fase grup Piala Eropa 2020. Skuad asuhan Frank de Boer berhasil menyapu bersih kemenangan, mengumpulkan sembilan poin dan menjadi juara Grup C. Hanya ada dua tim lain yang menorehkan rekor 100% seperti Belanda, yakni Italia dan Belgia.

De Oranje mencetak delapan gol dan hanya kemasukan dua sepanjang babak grup. Kapten timnas, Giorginio Wijnaldum tampil impresif mengemas tiga gol. Memphis Depay dan Frenkie de Jong juga tampil brilian. Di lini belakang, bek veteran Belanda, Daley Blind berperan menonjol sebagai ball-playing defender serta pemimpin.

Peran Blind tak bisa dikesampingkan dalam konstruksi serangan Belanda yang tampil dominan di fase grup. Ia cocok menjadi bek tengah-kiri dalam skema tiga bek yang diterapkan Frank de Boer. Pernah menjalani peran sebagai wing-back dan gelandang, pemain berusia 31 tahun itu memiliki atribut yang diperlukan untuk menginisiasi serangan dari belakang.

De Boer menginginkan anak asuhnya bermain dari lini belakang. Untuk itu, ia memerlukan bek tengah yang tak hanya pandai melindungi pertahanan, tetapi juga nyaman membawa bola dan kapabel memainkan operan. Tiga bek utama Belanda—Blind, Stefan de Vrij, dan Matthijs de Ligt—mampu mengemban tanggung jawab itu.

Dibanding dua rekannya, Blind memiliki kualitas tersendiri yang membuatnya berbeda. Eks Manchester United itu memiliki jangkauan umpan dan visi progresif yang lebih unggul. Hal ini bisa dimaklumi jika mengingat trek karier Blind yang pernah bermain di beberapa posisi. Sedangkan De Ligt dan De Vrij merupakan bek tengah natural yang menghabiskan karier mereka di posisi tersebut.

Ketika membela tim muda Ajax Amsterdam, Blind sering diturunkan sebagai gelandang bertahan. Sang pemain mendapatkan debut tim senior pada 2008/09. Untuk memberinya menit bermain, manajemen Ajax meminjamkannya ke FC Groningen selama 2009/10. Blind bermain sebagai bek kanan di klub ini.

Frank de Boer, mengambil alih pos pelatih kepala Ajax pada 2010. Ia mempromosikan Blind ke tim utama. Pada awalnya, eks pemain Barcelona itu memasangnya di pos bek kiri. Blind juga terkadang dimainkan sebagai gelandang bertahan.

Penampilan impresif bersama Ajax membuat Timnas Belanda memanggilnya sejak 2013. Kiprah Blind di pentas internasional semakin mekar saat ia bermain di Piala Dunia 2014. Ia bermain dalam semua pertandingan Belanda di turnamen tersebut, kebanyakan sebagai wing-back kiri.

Blind membantu De Oranje lolos ke semifinal dan meraih tempat ketiga. Ia menorehkan penampilan fenomenal di partai pertama fase grup, saat Belanda menghadapi juara bertahan, Spanyol. Sang pemain mencetak dua asis dalam laga tersebut. Asis pertama diberikan kepada Robin van Persie, sebuah umpan jarak jauh yang diselesaikan dengan sundulan sambil melayang.

Dari situ, Daley Blind mengenalkan kemampuannya kepada dunia. “Pertandingan itu [lawan Spanyol] mungkin telah mengubah hidup saya. Seluruh dunia melihat, nama saya di mana-mana dan pertandingan itu mungkin membuat Manchester United lebih tertarik,” kata Blind kepada Telegraaf.

Manchester United kemudian merekrutnya pada 2015/16. Blind menghabiskan tiga musim bersama Setan Merah sebelum kembali ke Ajax.

Delay Blind, tapi....

Mulanya, gaya permainan Blind yang “lambat” sering mendapat cemoohan. Sebagai bek kiri, ia bukanlah pemain dengan kecepatan menonjol. Ia juga jarang buru-buru melakukan penetrasi. Blind cenderung sabar menguasai bola, menunggu satu-dua lawan mendekat hingga ia menemukan opsi umpan yang lebih baik.

Kecenderungan itu membuatnya diolok-olok bahkan oleh suporter sendiri. Ia mendapat julukan “Delay Blind”, atau Blind yang suka memperlambat.

Akan tetapi, kelambatannya belum tentu sebuah kekurangan. Kecenderungan ini menjadi tipikalnya. Sabar dan tenang membawa bola membuatnya bisa tampil maksimal sebagai gelandang bertahan atau bek tengah.

Daley Blind utamanya tampil sebagai bek tengah sekembalinya ke Ajax, mematangkan diri di posisi ini. Keputusan De Boer beralih ke sistem tiga bek pun menjamin peran Blind di Timnas Belanda. Ia dapat menambah kualitas De Oranje dalam membangun serangan dari lini belakang.

Di Piala Eropa 2020, baik Blind, De Ligt, ataupun De Vrij sama-sama terlibat aktif dalam sirkulasi bola. Mereka menorehkan frekuensi umpan yang cukup tinggi. Bedanya, Blind menawarkan opsi lebih unggul untuk menggulirkan bola ke area serangan.

Sepanjang fase grup turnamen, Blind mengirimkan 27 umpan jauh dengan tingkat akurasi 70,4%. De Ligt dan De Vrij mengirimkan umpan jauh dengan jumlah dan akurasi yang tak jauh berbeda. Bedanya, Blind mengirim banyak umpan jauh ke depan sedangkan dua rekannya cenderung membuat umpan lateral.

Kemampuan umpan Blind membuat Belanda memiliki opsi untuk memintas lini pertahanan lawan dengan umpan langsung (direct). Sang pemain telah mengirim 37 umpan progresif dan 34 umpan ke sepertiga akhir, terbanyak di skuad Belanda, dari tiga pertandingan fase grup. Para penyerang De Oranje mengandalkan distribusi bola darinya untuk memasuki fase menyerang.

Jangkauan umpan Blind dipadukan dengan visi dan ketenangan serta kesabaran saat menguasai bola. Ia tak ubahnya playmaker yang menjaga ritme dari lini belakang Belanda. Saat menguasai bola, Blind cenderung menanti rekan-rekannya mencari ruang yang lebih optimal. Ia baru melepaskan umpan ketika melihat rekan di posisi menguntungkan.

Meskipun cenderung bergerak lambat, Daley Blind jarang terjebak skema pressing lawan. Ia memiliki kemampuan mengambil keputusan dan ketenangan yang dibutuhkan. Bek Ajax ini mencatatkan sentuhan terbanyak di Timnas Belanda, tetapi belum pernah kehilangan bola akibat tekel lawan. Statistik ini mengindikasikan kematangan sebagai ball-playing defender.

Hingga fase gugur, Blind memang belum mengemas asis. Namun, bukan berarti ia tak lagi bisa membuat umpan final. Sang pemain masih bisa mengirim umpan matang seperti yang dilakukannya di Piala Dunia 2014 silam. Ia menunjukkannya saat Belanda melibas Makedonia Utara, 21 Juni kemarin.

Waktu itu, saat Belanda sudah unggul 0-3, Blind menerima bola di dekat garis tengah lapangan. Ia melihat Quincy Promes yang siap menyerang sisi kiri kotak penalti. Blind mengirim umpan akurat yang berhasil diterima Promes. Sayangnya, winger Ajax itu justru mengirim umpan silang lemah yang bisa diantisipasi kiper lawan.

Umpan jauh seperti di atas mungkin akan kembali ditunjukkan Blind di pertandingan-pertandingan mendatang. Sepanjang fase grup, ia telah mengirim tiga umpan langsung ke kotak penalti, semuanya dari jarak jauh.

Kemampuan teknis telah dipadukan Daley Blind dengan kematangan. Meskipun sempat dihambat cedera engkel dan masalah jantung, Blind bisa terus bermain dan berkembang di level tertinggi. Setahun belakangan, ia menjadi sosok tak tergantikan di lini belakang Frank de Boer.

Komentar