Pekan Terakhir Premier League 2020/21: Tiga Klub, Dua Spot UCL, dan Perebutan Golden Boot

Analisis

by Redaksi 7

Redaksi 7

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Pekan Terakhir Premier League 2020/21: Tiga Klub, Dua Spot UCL, dan Perebutan Golden Boot

Juara Premier League 2020/21 dan klub yang terdegradasi telah dipastikan. Namun, masih banyak yang dipertaruhkan di gameweek terakhir Premier League. 10 pertandingan pemungkas EPL akan digelar secara bersamaan pada Minggu (23/5/2021) pukul 22.00 WIB.

Perebutan tiket Liga Champions masih terbuka hingga pekan terakhir. Tiga klub, Chelsea, Liverpool, dan Leicester City memperebutkan dua tempat tersisa. Mereka hanya dipisahkan satu poin.

Di pekan 38, ketiga tim itu akan melakoni pertandingan krusial. Chelsea dijadwalkan melawat ke markas Aston Villa. Liverpool menjamu Crystal Palace. Sedangkan Leicester City menghadapi Tottenham Hotspur.

Aston Villa vs Chelsea

Chelsea menempati posisi favorit untuk lolos ke Liga Champions. Anak asuh Thomas Tuchel ada di peringkat tiga jelang pekan terakhir, unggul satu poin dari Liverpool dan Leicester. The Blues juga berbekal selisih gol yang kompetitif (+23), unggul atas Leicester (+20) dan hanya terpaut satu dari Liverpool (+24).

Meskipun demikian, Chelsea bisa dikatakan menghadapi partai tersulit dibanding dua rivalnya. Menghadapi Jack Grealish dan kawan-kawan di Villa Park tidaklah mudah. Terlebih lagi, Aston Villa akan didukung 10.000 suporter yang telah absen lebih dari setahun.

Aston Villa menunjukkan progres mengesankan pada musim ini. Setelah hampir terdegradasi pada 2019/20, The Villans tampil solid pada 2020/21. Mereka bahkan sempat bersaing di zona Eropa.

Musim ini, skuad besutan Dean Smith menorehkan rekor cukup apik kontra The Big Six. Mereka menghajar Liverpool 7-2, dua kali membekuk Arsenal, sekali membungkam Tottenham, dan menahan imbang Chelsea di Stamford Bridge.

The Blues memang berbekal rekor head to head superior atas Villa. Chelsea tercatat memenangi 10 dari 12 pertandingan EPL terakhir lawan klub asal Birmingham tersebut. Namun, klub London ini dihantui rekor buruk lawan Villa di matchday terakhir. Chelsea telah empat kali menghadapi Aston Villa di partai terakhir Liga Inggris dengan catatan tiga kekalahan dan satu imbang. Pertemuan terkini keduanya pada pekan terakhir terjadi pada 2001/02 silam, Aston Villa menang 1-3 di Stamford Bridge.

Selain karena kehadiran suporter, Aston Villa pun mendapat tambahan kekuatan dengan hadirnya sang kapten, Jack Grealish. Gelandang berusia 25 tahun ini bermain dalam tiga pertandingan terakhir Villa setelah pulih dari cedera tulang kering yang memaksanya absen sejak Februari.

Grealish berperan penting dalam kesuksesan Villa musim ini. Ia telah mengemas enam gol dan 10 asis. Pemain kelahiran Birmingham ini terlibat langsung dalam 30% gol Aston Villa di EPL kendati absen selama 12 pertandingan.

Bukan hanya Grealish yang perlu diwaspadai Chelsea. Bertrand Traore dan Anwar El Ghazi juga tampil impresif selama sang kapten cedera. Ollie Watkins pun terus tampil apik pada musim debutnya. Pada 2020/21, eks striker Brentford itu mencetak 14 gol dan lima asis bagi Villa di EPL.

Selain itu, lini belakang Aston Villa yang digawangi Emiliano Martinez sulit ditembus. Ezri Konsa dan kawan-kawan telah mencatatkan 15 nirbobol sejauh ini, hanya kalah dari Chelsea dan Manchester City (18).

Di stadion kosong pun, menghadapi Villa adalah perkara rumit. Kehadiran suporter yang membuat keunggulan kandang menjadi nyata membuat pertandingan lebih sulit bagi Chelsea, terutama saat mereka dibayang-bayangi hasil tim lain yang bermain berbarengan.

“Dalam sebuah pertandingan, mungkin akan ada banyak kejutan dan kelokan. Jadi kami mesti siap untuk apa pun, baik di pertandingan kami atau lainnya,” kata Tuchel sebelum pertandingan.

Liverpool vs Crystal Palace

Lima pekan lalu, Liverpool tertinggal empat poin dari empat besar. Kini, The Reds menempati peringkat empat dan berpeluang besar finis di zona Liga Champions. Dibanding Chelsea dan Leicester, anak asuh Juergen Klopp mendapat lawan yang lebih “ringan” di pekan terakhir.

Roberto Firmino dan kawan-kawan akan menjamu Crystal Palace di Anfield. The Reds pun mendapat dorongan lebih dengan kehadiran suporter di stadion.

Di putaran pertama lalu, Liverpool berhasil menang telak atas The Eagles. Skuad asuhan Klopp menang 0-7 di Selhurst Park. Roberto Firmino dan Mohamed Salah mengemas brace dalam laga tersebut. Di Anfield musim lalu, The Reds pun menang telak 4-0.

Top skor sementara Liverpool, Mohamed Salah juga mengusung misi tersendiri dalam laga ini. Penyerang asal Mesir itu sedang memperebutkan penghargaan Golden Boot dengan Harry Kane. Keduanya mengemas 22 gol jelang pekan terakhir.

Liverpool berhasil bangkit dari musim mengecewakan dan badai cedera yang luar biasa. Di pekan terakhir, saatnya The Reds menuntaskan tugas dengan mengunci tiket Liga Champions—di hadapan ribuan suporter mereka.

“Kami berjuang sangat keras untuk sampai di posisi ini dan kami akan memberikan segalanya. Akankah kami akan memainkan sepakbola terbaik kami? Saya tidak tahu. Apa kami akan memberikan segalanya? Pastinya,” kata Klopp.

Leicester vs Tottenham

Setelah menghabiskan sebagian besar musim di empat besar, Leicester terlempar dari zona Liga Champions. Anak asuh Brendan Rodgers menjalani 242 hari di empat besar sebelum dikalahkan Chelsea pada pekan lalu.

The Foxes tentu tak ingin pengalaman buruk musim lalu terulang. Pada 2019/20, Jamie Vardy dan kawan-kawan terlempar dari zona Liga Champions pada pekan terakhir. Mereka kalah dari Manchester United dan harus merelakan tiket UCL direbut Setan Merah.

Kini, Leicester menghadapi skenario yang mirip. Gagal dua kali beruntun di pekan terakhir akan menjadi pukulan telak bagi James Maddison dan kawan-kawan.

Juara Piala FA ini dipastikan tampil total di King Power. Namun, Tottenham bukanlah lawan mudah. Spurs pun masih butuh kemenangan di pekan terakhir Premier League.

Skuad besutan Ryan Mason masih berpeluang lolos ke Europa League. Sayaratnya, mereka wajib mengalahkan Leicester dan, pada saat bersamaan, West Ham takluk dari Southampton. Hasil minor lawan The Foxes pun dapat membuat Spurs tersingkir dari zona Europa Conference League. Everton dan Arsenal berpeluang menyalip mereka.

Selain itu, kapten Spurs, Harry Kane mengusung misi pribadi dalam laga ini. Striker berusia 27 tahun ini mengincar gelar top skor Premier League. Torehan golnya (22) sama dengan Salah. Siapa yang mencetak lebih banyak gol di pekan terakhir, ia akan meraih Golden Boot.

Kane sendiri memiliki rekor apik kontra Leicester. Ia mengemas 14 gol dari 11 laga Premier League lawan The Foxes.

Caglar Soyuncu dan kawan-kawan wajib menetralkan Kane di King Power. Duet Soyuncu dan Wesley Fofana mendapat tugas berat menjaga kapten Timnas Inggris tersebut.

Pergerakan Kane di ruang antarlini pun harus diwaspadai Leicester. Musim ini, sang pemain tak ragu turun dan mengirim umpan mematikan bagi penyerang sayap macam Son Heung-Min dan Gareth Bale. Di Premier League, Kane telah mengemas 13 asis sejauh ini.

Peran Wilfred Ndidi amat penting untuk menahan operasi striker lawan di sepertiga akhir. Pemain asal Nigeria tersebut adalah gelandang bertahan reliabel bagi Leicester. Di Premier League 2020/21, Ndidi menjadi gelandang bertahan dengan rata-rata intersep tertinggi (2,58 per pertandingan).

Di lain sisi, Leicester wajib mencetak gol untuk memastikan tiga poin. The Foxes patut berharap pada Kelechi Iheanacho yang sedang dalam tren impresif. Setelah kesulitan mencetak gol di paruh pertama, eks striker Manchester City itu tampil klinis beberapa bulan terakhir. Sejak Februari, Iheanacho mencetak 12 gol bagi Leicester.

Tiga tim yang memperebutkan tiket UCL tampil dengan tekanan besar. Chelsea, Liverpool, dan Leicester hanya dipisahkan satu poin dan siapa pun yang gagal meraih tiga poin, ia berpeluang besar terlempar ke zona Europa League.

Komentar