Chelsea vs Manchester United: Mampukah Tuchel Putus Dominasi Setan Merah?

Analisis

by Redaksi 7

Redaksi 7

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Chelsea vs Manchester United: Mampukah Tuchel Putus Dominasi Setan Merah?

Chelsea vs Manchester United selalu menjadi laga panas nan sarat gengsi sejak era Premier League. Pada periode ini, proyek ambisius Roman Abramovich membuat The Blues merajai liga domestik. Selain United yang meraih 13 trofi, Chelsea adalah tim dengan trofi liga terbanyak (lima gelar) di era Premier League.

Akan tetapi, ceritanya sedikit berbeda tiga tahun terakhir. Di liga, Chelsea tak pernah menang atas Setan Merah sejak 2018. Dari enam pertandingan, klub asal London ini tiga kali imbang dan tiga kali kalah dari Manchester Merah.

Di ajang Piala FA, Chelsea bernasib lebih baik dengan memetik dua kemenangan dalam tiga tahun terakhir, termasuk menang 1-3 di semifinal Piala FA, Juli 2020 silam. Jika menghitung pertandingan semua kompetisi, rekor pertemuan The Blues cukup mengkhawatirkan: dua menang, tiga imbang, dan lima kali kalah dalam 10 pertemuan terakhir kontra United.

Publik Stamford Bridge tentu mengharapkan timnya segera mengakhiri rekor buruk dari tim Manchester tersebut. Apalagi, Chelsea butuh tiga poin untuk menghadapi persaingan berat di zona Eropa. Saat ini, Mason Mount dan kawan-kawan masih menempati peringkat lima dengan 43 poin, terpaut dua angka dari West Ham di empat besar.

Sementara itu, Manchester United memiliki catatan yang lebih baik sejauh ini. Setan Merah menempati peringkat dua. Mereka unggul selisih gol atas Leicester di peringkat tiga. Meski tertinggal 10 poin dari pemuncak klasemen (Manchester City), United memiliki kans yang sangat terbuka untuk finis di zona Liga Champions.

Pada Minggu (28/2/2021), manajer baru Chelsea, Thomas Tuchel berharap mampu memutus rekor buruk dan mengganggu kenyamanan Setan Merah di papan atas. Eks pelatih Paris Saint-Germain itu menorehkan sederet hasil positif sejak menukangi The Blues. Tammy Abraham dan kolega tak pernah kalah dalam delapan pertandingan terkini di semua kompetisi.



Di Premier League, Tuchel meraih empat kemenangan dan dua imbang dalam enam laga awal. Hasil tersebut membawa The Blues merangsek ke lima besar. Tengah pekan lalu, Chelsea pun sukses mengalahkan pemuncak klasemen La Liga, Atletico Madrid dalam pertandingan babak 16 besar Liga Champions kala bertandang di Bucharest. Cesar Azpilicueta dan kawan-kawan menang 0-1 dan sama sekali tak kecolongan tembakan tepat sasaran.

Faktor yang sering disorot terkait kesuksesan di awal rezim Tuchel adalah solidnya pertahanan. Dari delapan pertandingan, Chelsea hanya kebobolan dua gol. Bahkan hanya ada satu pemain lawan yang berhasil menjebol gawang Chelsea (Takumi Minamino), satu gol lain adalah gol bunuh diri Antonio Rudiger. Sepanjang sejarah The Blues, hanya Jose Mourinho yang memiliki rekor kebobolan lebih baik dari delapan pertandingan awal, yakni hanya sekali kebobolan.

Kehadiran Tuchel memberi banyak kesempatan bagi pemain yang selama ini dipinggirkan di era Lampard. Di antaranya adalah Antonio Rudiger, Andres Christensen, Marcos Alonso, serta Cesar Azpilicueta. Empat pemain ini berperan penting dalam pertahanan solid Chelsea yang biasa bertahan dengan lima bek.

Jelang menjamu Setan Merah, pelatih asal Jerman ini pun memiliki pengalaman berharga di Liga Champions 2020/21. Di fase grup, saat masih menangani PSG, Tuchel menghadapi anak asuh Ole Gunnar Solskjaer. Mereka sempat kalah di Parc des Princes sebelum menang 1-3 di Old Trafford dan mengunci kualifikasi ke fase gugur.

“Akan membantu jika Anda tahu gaya, kekuatan, dan kelemahan mereka. Kami punya pengetahuan yang amat baik tentang gaya bermain mereka dan ruang-ruang yang ingin mereka serang, juga kekuatan mereka secara individual dan sebagai kelompok. Hal tersebut membantu untuk persiapan,” kata Tuchel dalam konferensi pers pralaga.

Bahaya dari Sayap

Meninjau delapan laga awal Tuchel, publik The Blues boleh optimistis timnya bisa mengalahkan Manchester United. Namun, Bruno Fernandes dan rekan-rekan adalah tim berbahaya yang akan memberi ujian berat ke pertahanan Chelsea. Di Premier League 2020/21, mereka adalah tim tersubur hingga pekan 25 dengan 53 gol.

Setan Merah pun berbekal rekor tandang yang apik jelang melawat ke Stamford Bridge. United tak pernah kalah dalam 19 laga tandang terkini di ajang Premier League. Dari 19 pertandingan itu, anak asuh Solskjaer meraih 13 kemenangan, termasuk menang 0-2 atas Chelsea di Stamford Bridge, Februari 2020.

Untuk memperpanjang rekor tersebut, Solskjaer diprediksi kembali mengandalkan sayap kiri di Stamford Bridge. Selain penampilan ciamik Bruno Fernandes di belakang striker, kombinasi Luke Shaw dan Marcus Rashford mampu menebar ancaman.

Luke Shaw bangkit menjadi full-back berbahaya di paruh kedua 2020/21. Sejak awal Februari, eks pemain Southampton ini mengemas empat asis. Sebelumnya, sejak awal musim hingga Januari 2021, Shaw hanya menyumbang satu asis untuk United.

Kemampuan umpan silang Shaw wajib diwaspadai Cesar Azpilicueta dan kawan-kawan. Dari sekian full back yang rajin mengirim umpan silang di Premier League musim ini (paling tidak 15 umpan), Shaw mencatatkan akurasi umpan terbaik kedua. Catatan 29% umpan silang suksesnya hanya diungguli oleh bek kanan Brighton, Joel Veltman.

Di pos penyerang sayap, pergerakan Marcus Rashford juga berpotensi memberi The Blues masalah. Pemuda 23 tahun ini mengemas satu gol dan satu asis kala membungkam Newcastle United pekan lalu. Rashford sendiri telah mengemas lima gol dan dua asis lawan Chelsea sepanjang kariernya.

Kombinasi Shaw dan Rashford akan menjadi ujian berat bagi sisi kanan pertahanan Chelsea. Pos wing-back yang berpeluang diisi Reece James atau Callum Hudson-Odoi, serta Cesar Azpilicueta di pos bek tengah bagian kanan, harus bersiap menghadapi serangan sayap United.

Komentar