Tammy Abraham dan Kebanggaan Akademi Chelsea

Analisis

by Evans Simon

Evans Simon

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Tammy Abraham dan Kebanggaan Akademi Chelsea

Barisan pemain muda Chelsea tampil trengginas. Mereka menang 5-2 atas Wolverhampton Wanderers di Stadion Molineux, Sabtu (14/09). Penyerang Tammy Abraham menjadi bintang kemenangan dengan mencatatkan hat-trick.

Abraham memang telah mendapatkan sorotan sejak laga belum dimulai. Jika mampu mencetak brace dalam laga ini, maka Ia akan menyamai catatan Cristiano Ronaldo dan Dele Alli yang mencetak brace dalam tiga laga Premier League beruntun.

Highlights pertandingan Wolverhampton vs Chelsea (Link)

Ternyata, pemain yang sempat mendapatkan hinaan rasialisme tersebut menampilkan performa yang lebih cemerlang. Ia memenangi tujuh duel udara (terbanyak dalam pertandingan ini) serta mencatatkan tiga sapuan. Dari empat tendangan yang dilepaskan, tiga di antaranya bersarang di jala gawang Wolves.

Ada banyak rekor dan catatan istimewa yang diciptakan oleh Abraham. Ia menjadi pemain Inggris ketiga yang mencetak hat-trick bagi Chelsea di Premier League, setelah Gavin Peacock dan Frank Lampard. Ia menjadi pemain termuda (21 tahun, 347 hari) yang mencetak hat-trick bagi Chelsea di Premier League. Ia juga menjadi pemain pertama yang mencetak hat-trick dan gol bunuh diri dalam pertandingan Premier League yang sama sepanjang sejarah.

https://twitter.com/OptaJoe/status/1172892273035661313">

Kemenangan ini tentu bukan milik Abraham seorang. Chelsea, sebagai sebuah tim yang diisi oleh pemain-pemain muda, tampil impresif. Keputusan Lampard menurunkan 3-4-2-1 untuk pertama kalinya di musim ini berbuah manis.

Dengan mendorong Cesar Azpilicueta dan Marcos Alonso maju, Chelsea semakin berbahaya dalam menyerang melalui sayap. Berdasarkan stastisik WhoScored, serangan mereka berpusat di sayap kiri sebanyak 46% dan sayap kanan sebanyak 37%.

Meski menyerang lewat sayap, tidak berarti The Blues mengandandalkan umpan. Mereka hanya melepaskan 13 umpan sepanjang laga. Sebanyak 509 dari 574 operan yang diciptakan adalah operan pendek.

Kedalaman dan kestabilan di lini tengah begitu terjaga berkat kehadiran Jorginho. Ia begitu tenang ketika menguasai bola, melepaskan 64 operan sukses dari 72 percobaan (terbanyak di antara pemain lain).

Pemain asal Italia itu menjadi penyumbang operan kunci terbanyak bagi Chelsea, bersama dengan Mason Mount, di laga ini dengan tiga operan kunci. Salah satunya berbuah menjadi asis, yang pertama sejak direkrut dari Napoli. Rasanya pantas jika ia mendapatkannya mengingat tidak ada pemain yang melepaskan operan lebih banyak darinya di Premier League (3447 operan) sejak awal musim lalu.

Pujian juga patut diberikan kepada pencetak gol pertama Chelsea, Fikayo Tomori. Ia merupakan pemain yang paling sering menyentuh bola (87 kali), memenangi seluruh duel udara (tiga), mencatatkan satu blok, tiga sapuan, tujuh intercept, dan 11 ball recoveries dalam pertandingan ini.

Chelsea kini menjadi tim dengan produktivitas tertinggi ketiga di Premier League (bersama dengan Tottenham Hotspur) dengan 11 gol. Hebatnya, mereka juga menempati peringkat ketiga dalam urusan efisiensi. Konversi gol mereka mencapai angka 16,9%, unggul atas dua tim paling subur yakni Manchester City (16 gol / 15.7%) dan Liverpool (15 gol / 16,5%).

Yang lebih mengaggumkan lagi, Chelsea menjadi satu-satunya tim Premier League yang 11 gol pembuka musimnya berasal dari pemain berusia di bawah 22 tahun. Semakin istimewa ketika melihat bahwa seluruh pencetak gol adalah pemain jebolan akademi sendiri.

https://twitter.com/Squawka/status/1172903817685491713">

Sudah bukan cerita baru Chelsea melepas pemain-pemain muda yang kini menjelma menjadi pemain kelas dunia. Kita sebut saja, Kevin De Bruyne, Romelu Lukaku, dan Mohamed Salah. Bagai berkah di balik musibah, hukuman larangan transfer justru membuat para pemain muda, seperti Abraham, Mount, dan Tomori bisa unjuk gigi.

Jika ada kecemasan yang patut diperhatikan untuk pekan-pekan mendatang, maka itu adalah konsentrasi di babak kedua. Sebanyak delapan dari 11 gol yang telah masuk ke gawang kiper Kepa Arrizabalaga tercipta di babak kedua. Selebihnya, Lampard jelas patut berbangga atas permainan anak-anak muda Chelsea.

Komentar