Lima Barang Terunik yang Dilempar Suporter ke Lapangan

Cerita

by Evans Simon

Evans Simon

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Lima Barang Terunik yang Dilempar Suporter ke Lapangan

Melempar barang sudah seperti bakat alami bagi para suporter sepakbola. Mereka yang tidak punya kekuatan untuk melempar jarak jauh tidak pantas disebut suporter sejati.

Begitulah kira-kira impresi yang bisa didapatkan setelah melihat pelbagai insiden lempar-lemparan dalam dunia sepakbola. Mulai dari melempar sesuatu ke dalam lapangan hingga saling lempar sesama suporter. Fenomena ini terjadi di seluruh belahan bumi.

Setiap suporter tahu bahwa melempar barang ke dalam lapangan adalah hal terlarang. Namun, tetap saja dilakukan, terutama ketika ingin menyampaikan pesan tertentu.

Kami membuat daftar lima barang terunik (berikut pesan yang terkadung) yang pernah dilempar ke dalam lapangan. Hanya barang-barang yang butuh persiapan yang masuk ke dalam daftar ini. Jadi, barang yang mudah didapatkan dan kerap dilempar karena spontanitas seperti botol, batu, atau sepatu tidak termasuk.

Seluruh barang juga harus masuk ke lapangan. Maka, dengan berat hati, vespa yang dilempar suporter Inter Milan dari tribun atas ke tribun bawah Stadion San Siro pada 2001 tidak masuk ke dalam daftar ini.

1. Uang Palsu

Jika ada satu hal yang sama-sama dijunjung tinggi oleh suporter sepakbola, maka itu adalah loyalitas pemain. Hal tersebut kerap kali dipandang lebih berharga ketimbang trofi. Maka, saat seorang pemain tercinta memilih pindah dengan alasan finansial, respons yang didapatkan sudah pasti kebencian.

Situasi tersebut pernah dialami oleh Gianluigi Donnarumma pada 2017. Sang jebolan akademi klub tengah dibangga-banggakan oleh suporter Milan sebelum mengonfirmasi tidak akan memperpanjang kontrak. Salah satu rumor yang berhembus menyebutkan alasannya adalah nominal gaji.

Suporter Milan pun menyatakan kekecewaannya pada Donnarumma dengan melemparkan uang palsu di laga Piala Eropa U-21 antara Italia dengan Denmark. Kita sama-sama tahu saga ini berakhir dengan sang penjaga gawang memperpanjang kontrak hingga 2021.

Situasi berbeda terjadi dalam laga Penyisihan Grup Liga Champions 2017 antara Anderlecht dengan FC Bayern di Stadion Constant Vanden Stock. Suporter Bayern keberatan dengan harga tiket sebesar 100 Euro.

Ketika laga memasuki menit ke-18, para suporter Die Roten melempar uang palsu ke dalam lapangan. Mereka juga membentangkan spanduk bertuliskan "Apakah keserakahan kalian sudah terpuaskan sekarang?".

2. Sayur-Sayuran

Suporter Chelsea pernah memiliki tradisi unik: membawa seledri ke stadion untuk dilempar ke lapangan. Berdasarkan pelbagai sumber yang berhasil dikumpulkan, hal ini berawal dari lagu yang dinyanyikan oleh seorang suporter bernama Mickey Greenaway.

Semakin meningkat kepopuleran lagu tersebut di kalangan suporter Chelsea, semakin banyak pula yang membawa seledri. Puncaknya adalah ketika suporter Chelsea melempar seledri untuk merayakan kemenangan atas Tottenham Hotspur dalam laga Piala FA pada 2007. Seledri dinyatakan bersalah dan dilarang masuk Stamford Bridge seumur hidup.

Ide melempar sayuran ini sepertinya menginspirasi kelompok suporter lain. Manajer Aston Villa, Steve Bruce, dilempar kembang kol oleh suporternya sendiri tahun lalu.

Villa memang tengah terpuruk di bawah kepemimpinan Bruce. Hanya satu hari setelah pelemparan tersebut, Bruce dipecat oleh manajemen klub.

3. Kepala Babi

Jika ada aksi pelemparan terencana yang paling legendaris di dunia sepakbola, maka pasti itu adalah pelemparan kepada Luis Figo.

Figo merupakan sasaran utama amarah suporter Barcelona dalam laga melawan Real Madrid di Stadion Camp Nou pada 23 November 2002. Maklum, dua tahun sebelumnya, ia menyeberang langsung dari Barca ke Madrid.

Sejak awal pertandingan, para suporter Barcelona sudah melempar pelbagai jenis barang ke arah Figo; korek api, koin, botol plastik. Pertandingan sempat terhenti beberapa kali untuk menenangkan para suporter.

Namun, dalam sebuah situasi tendangan pojok, ada satu barang yang berbeda dari yang lain: kepala babi. Objek tersebut baru teridentifikasi setelah pertandingan.

"Aku tidak tahu itu adalah kepala babi hingga akhir pertandingan. Ketika di dalam ruang ganti, barulah mereka menceritakannya. Ini tidak normal," ucap mantan pemain Barcelona, Michael Reiziger, kepada BBC.

4. Bola Tenis

Sekelompok suporter Republik Irlandia melempar bola tenis ke dalam lapangan. Hal ini terjadi ketika timnas Irlandia menghadapi Georgia dalam laga Kualifikasi Piala Eropa 2020 pada Maret 2019.

Mereka memang sengaja melempar bola tenis untuk mengganggu jalannya laga dan mendapatkan atensi publik. Mereka menuntut agar eks-CEO Asosiasi Sepakbola Irlandia (FAI), John Delaney, dipecat. Delaney diduga melakukan tindak korupsi. Ia meminjam 100.000 Euro kepada FAI secara ilegal.

Aksi protes suporter berbuah manis. Delaney, yang awalnya hanya dipindah jabatan, kini telah mundur dari FAI.

Menginterupsi pertandingan dengan melempar bola tenis sebelumnya pernah dilakukan oleh suporter Borussia Dortmund pada Februari 2016. Mereka kesal karena harga tiket suporter tandang yang dipatok VfB Stuttgart dirasa terlalu mahal.

Para suporter Die Borussien memboikot 20 menit pertama pertandingan. Setelah memasuki tribun, mereka langsung melempar bola tenis dan memaksa pertandingan berhenti sejenak.

5. Boneka

Stadion Gelora Bung Tomo dipadati puluhan ribu suporter Persebaya Surabaya menjelang laga Piala Presiden melawan PS Tira pada Maret 2019. Sudah ada antisipasi dari pihak keamanan sebelum laga dimulai. Namun, hujan lemparan tetap tak terhindarkan ketika memasuki turun minum.

Total sekitar 20.000 boneka dikumpulkan pada hari itu. Seluruhnya disumbangkan ke anak-anak penderita kanker.

Aksi positif seperti ini adalah yang pertama kali di Indonesia, tetapi tidak di dunia. Tradisi bernama The Teddy Bear Toss ini dipopulerkan oleh olahraga hoki es pada 1993, dilakukan setiap menjelang Natal.

Tradisi itu kemudian diadopsi oleh berbagai klub sepakbola. Feyenoord, Excelsior, ADO Den Haag, dan Real Betis pernah melakukannya.

Kasus terakhir ini adalah bukti bahwa suporter sepakbola sebenarnya bisa membawa dan berbagi kebaikan di dalam stadion. Semua hanya tergantung pilihan: Anda mau jadi jenis suporter yang mana?


Simak cerita dan sketsa adegan Rochi Putiray tentang cara menjadi suporter yang baik:


Komentar