Mutiara Afrika Teranyar di Timnas Perancis: Tanguy Ndombele

Cerita

by redaksi

Mutiara Afrika Teranyar di Timnas Perancis: Tanguy Ndombele

Perancis sudah dikenal sebagai negara multikultural. Walaupun di sejumlah daerah para imigran masih mendapatkan tindakan rasialis, tapi mayoritas masyarakat Perancis sangat membuka diri pada pengungsi. Tak heran di Timnas Perancis pun mayoritas pemainnya merupakan imigran, khususnya imigran dari Afrika.

Timnas Perancis memang sangat bergantung pada pemain keturunan Afrika. Untuk laga internasional Oktober 2018 misalnya, saat ini tercatat ada 14 pemain keturunan Afrika yang ada di skuat Perancis yang akan menghadapi Islandia dan Jerman. Kurt Zouma (Afrika Tengah), Mamadou Sakho (Senegal), dan Tanguy Ndombele (Kongo) adalah keturunan Afrika "baru" yang disiapkan Didier Deschamps untuk laga berikutnya.

Tapi tidak seperti Sakho dan Zouma yang sudah berkali-kali bermain untuk Timnas Perancis, Ndombele baru kali ini mendapatkan panggilan dari Les Bleus. Jika nanti dimainkan, ia akan menjalani debut.

Ndombele memiliki keturunan Kongo. Walau begitu, ia lahir di Perancis, tepatnya di pinggiran kota Paris, Longjumeau. Posisi naturalnya adalah gelandang bertahan. Usianya masih 21 tahun.

Dengan usianya yang masih muda, Ndombele diprediksi tidak hanya numpang lewat di Timnas Perancis. Saat ini ia bermain di Olympique Lyon dan sudah bermain reguler (musim lalu bermain sebanyak 54 kali, musim ini sudah 9 kali). Pemanggilan Ndombele bahkan menyisihkan Adrien Rabiot, gelandang berusia 23 tahun, murni asal Perancis, dan sedang bermain untuk kesebelasan terbaik Perancis: Paris Saint-Germain.

"Ia [Ndombele] seorang pemikir dan pintar," kata Bruno Genesio, pelatih Lyon, dikutip dari Goal. "Dengan bola, dia bisa mengambil semua informasi sebelum pemain lain mengambil keputusan benar. Tanpa bola, ia akan memberikan keseimbangan untuk tim. Ketika Nabil Fekir di luar posisinya, dia akan mengisinya, memberikan keseimbangan bersama gelandang bertahan kami, Lucas Tousart. Kemampuannya menarik karena ia adalah salah satu pemain yang mampu menyelesaikan masalah taktis lewat kepintarannya."

Jangan lupakan pula posisi Ndombele sebagai gelandang bertahan. Kongo selalu tidak mengecewakan Perancis untuk pemain bertahan. Jika kembali melihat daftar pemain Perancis di Piala Dunia 2018, ada empat pemain keturunan Kongo, semuanya pemain yang handal dalam bertahan: Presnel Kimpembe, Steven Nzonzi, Blaise Matuidi, dan satu lagi Steve Mandanda yang merupakan penjaga gawang.

Perlu diketahui, Claude Makelele yang merupakan legenda Timnas Perancis yang berposisi sebagai gelandang bertahan pun punya darah Kongo. Apalagi dengan rekam jejak Ndombele sejauh ini, sudah bermain reguler di Lyon sejak usia 20 tahun dan membawa promosi Amiens pada usia 19 tahun, ia pun berpotensi menjadi salah satu gelandang bertahan terbaik dunia.

Ndombele adalah mutiara dari Afrika berikutnya yang terasah di tanah Perancis. Pada skuat Perancis yang menjuarai Piala Dunia 2018, setidaknya ada 15 pemain yang memiliki darah Afrika. Beberapa di antaranya pemain bermain di skuat utama seperti Kylian Mbappe (Kamerun-Aljazair), Paul Pogba (Guinea), N`Golo Kante (Mali), Blaise Matuidi (Kongo-Angola), dan Samuel Umtiti (Kamerun). Sisanya adalah Presnel Kimpembe (Kongo), Steve Mandanda (Kongo), Steve Nzonzi (Kongo), Benjamin Mendy (Senegal), Djibril Sidibe (Mali), Corentin Tolisso (Togo), Nabil Fekir (Aljazair), Ousmane Dembele (Senegal-Mali), Thomas Lemar (Guadaloupe) dan Adil Rami (Maroko).

Sebenarnya, Rami, Tolisso, Mendy, dan Umtiti tidak dibawa lagi oleh Deschamps untuk laga berikutnya. Rami telah menyatakan pensiun, Tolisso cedera, Mendy baru pulih dari cedera, pun begitu dengan Umtiti.

Walaupun begitu, dengan pemanggilan Zouma, Sakho dan Ndombele, Timnas Perancis tetap lekat dengan nuansa para pemain Afrika. Pemanggilan Ndombele pun diprediksi tidak akan menjadi yang pertama sekaligus terakhir untuk pemain kelahiran 28 Desember 1996 itu karena kebergantungan Perancis terhadap pemain keturunan Afrika akan membukakan pintu Timnas terbuka selebar-lebarnya.

Komentar