Valeriy Lobanovskyi: Filsuf Sepakbola

Backpass

by Redaksi 21

Redaksi 21

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Valeriy Lobanovskyi: Filsuf Sepakbola

Penggemar sepakbola Uni Soviet dan Ukraina berkabung pada 13 Mei 2002. Hari itu mereka kehilangan sosok eks pemain dan pelatih yang mereka anggap pahlawan. Namanya Valeriy Vasylyovych Lobanovskyi. Nama besar.

Sebelum menjadi pelatih, Lobanovskyi bermain di sayap kiri. Keunggulannya adalah lari cepat dan kemampuan olah bola di atas rata-rata. Lobanovskyi sempat dibandingkan dengan mantan pemain Tim Nasional Brasil, Didi.

Pensiun sebagai pemain, Lobanovskyi memilih menjadi pelatih. Keputusan yang tidak sia-sia. Dia tidak hanya menjadi manajer ternama, tetapi juga filsuf sepakbola.

Lobanovskyi memenangkan hati banyak penggemar sepakbola Ukraina, khususnya para pendukung Dynamo Kiev, berkat keberhasilannya pada 1961. Tahun itu Dynamo Kiev memutus dominasi klub-klub Rusia di Liga Uni Soviet lama.

Lobanovskyi mengubah sepakbola menjadi sebuah bidang ilmu dan menciptakan sebuah tim yang mampu mendominasi Uni Soviet dan memenangi dua Piala Eropa (sekarang bernama Liga Champions).

Keberhasilan Lobanovskyi di luar itu adalah menjadi pelatih kepala Tim Nasional Uni Soviet dan membawanya ke final Piala Eropa 1988. Namun sebagai filsuf, tentu tidak adil jika Lobanovskyi hanya dinilai dari piala.

Filosofi Sepakbola Valeriy Lobanovskyi

Pressing, gegenpressing, total football, adalah strategi yang identik sering digunakan oleh Timnas Belanda, atau sering-sering ini bisa terlihat digunakan oleh Juergen Klopp (Liverpool) atau Pep Guardiola (Manchester City). Namun jauh sebelumnya, Valeriy Lobanovskyi adalah sosok yang terlupakan sebagai pencetus strategi tersebut.

Lobanovskyi selalu ketat dalam mengatur atau menjaga kondisi para pemainnya. Dia selalu intens ketika memantau para pemain berlatih dan bermain. Ia sangat mengendalikan segala aspek tentang pemainnya, baik di dalam dan luar lapangan. Namun, ia juga merupakan sosok pelatih yang sangat mencintai permainan indah dan juga selalu mencari cara untuk menang, meski cara yang ia pilih untuk meraih kemenangan itu dinilai mengkhawatirkan.

Beberapa hal menjadi ciri khas dari filosofi seorang Lobanovskyi, yang pertama adalah struktur pemain.

Lobanovskyi menjadi sosok pelatih yang penuh dengan perhitungan untuk menghadapi pertandingan. Baginya, sepakbola adalah dua sistem yang di dalamnya terdapat 22 sub-sistem, berinteraksi satu sama lain dalam area permainan. Filosofi itu terlahir pada 1967, ketika ia menjadi manajer FC Dnipro dan bertemu dengan ilmuwan olahraga Anatoly Zelentsov dari Institut Ilmu Fisika Dnipropetrosvk yang menjadi asisten Labonovskyi dan memperkenalkannya lewat matematika.

Jonathan Wilson pernah menggambarkan pendekatan Lobanovskyi dalam bukunya. Menurutnya pendekatan yang dilakukan Lobanovskyi adalah membalikkan piramida, semuanya dipersiapkan dengan sangat teliti. Persiapan tim dibagi ke dalam tiga tingkatan. Para pemain mendapat latihan teknik perorangan agar mereka terbekali lebih baik dalam memenuhi tugas yang dibebankan kepada mereka dalam pertandingan oleh Lobanovskyi; taktik dan tugas spesifik untuk setiap pemain digambarkan berdasar lawan; dan strategi dirancang untuk kejuaraan secara keseluruhan.

Setiap pertandingan diperlakukan sebagaimana mestinya dengan mengakui bahwa mustahil sebuah tim bisa menjaga tingkatan maksimum dalam periode berkepanjangan.

Ciri khas dari filosofi Labonovskyi adalah kombinasi antar pemain. Ketika melatih Timnas Uni Soviet pendekatan serangan menjadi salah satu yang paling terlihat. Ia mengombinasikan dua penyerang, Igor Belanov dan Oleh Protasov, lewat serangan cepat. Prostasov yang memiliki kecepatan menjadi hal paling diandalkan, para pemain belakang akan memberikan bola lambung ke kedua pemain tersebut dan memaksa Belanov dan Protanov ke sepertiga lapangan dan akan menyelesaikan itu. Memiliki dua penyerang cepat dengan kualitas playmaking luar biasa adalah kunci serangan balik cepat dari strategi yang dipakai Lobanovskyi.

Aspek penting dari filosofi Labonovskyi adalah cara timnya bekerja di lini pertahanan. Setiap prinsip yang disebutkan di atas, manajer Ukraina itu selalu menginginkan bidang yang lebih kecil. Untuk menerapkan strategi pressing tentu harus memiliki stamina yang sangat baik, dan itu sudah diperhitungkan oleh Lobanovskyi.

Lobanovskyi telah mempersiapkan fisik semua pemain yang ia miliki. Para pemain akan mampu melakukan pressing selama 90 menit di lini pertahanan lawan atau biasa yang disebut dengan gegenpressing ala Klopp di Liverpool.

Kesimpulannya adalah Lobanovskyi berhasil menunjukkan kolektivitas yang sangat baik antara setiap lini dalam timnya. Setiap pemain tahu apa yang harus mereka lakukan ketika di lapangan, tidak harus lagi menebak-nebak. Ia mengatur skuatnya, membuat 11 pemain menjadi unit yang berfungsi sangat baik. Tidak ada ruang untuk sebuah keberuntungan dalam visi seorang Lobanovskyi, semua sudah dirancang, terutama hasil akhirnya.

Sosok yang Dicintai dan Dihormati

Muka yang selalu muram dan tidak mudah tersenyum adalah ciri khas dari mimik yang ia tampilkan sepanjang hari. Ya, memang Lobanovskyi bisa dikatakan sebagai pelatih yang jarang tersenyum karena sangat fokus. Kedisiplinan yang kuat dan watak keras adalah salah satu metode latihan yang selalu ia terapkan kepada para pemainnya.

Walau terlihat selalu muram dan jarang senyum, Lobanovskyi sangat dicintai dan dihormati oleh negara-negara yang berada di naungan Uni Soviet. Sebagai rasa hormat kepada Valery Lobanovskyi, Ukraina membangun patung Lobanovskyi di depan pintu masuk stadion Kiev.

Patung itu menggambarkan detail bagaimana sosok seorang Lobanovskyi yang berdiri tegak dengan pandangan lurus ke depan dengan penuh konsentrasi. Pahatan patung yang tepat dan terasa riil itu merupakan apresiasi bahwa Ukraina sangat mengetahui sosok Lobanovskyi itu seperti apa.

“Seluruh negeri mencintai Lobanovskyi, di Kiev, di Odessa, di Donetsk. Lobanovskyi adalah kebanggaan negara,” ungkap ketua penggemar Dynamo Kiev, Kirill Boyko, ketika ditanya tentang sosok Lobanovskyi.

“Lobanovskyi merupakan sosok yang luar biasa dan akan selalu diingat karena prestasinya. Delapan gelar juara di era Soviet, lima gelar juara di Ukraina, enam Piala Liga, dan dua Piala Winner, bukanlah prestasi yang biasa, itu luar biasa bagi kami,” lanjut Boyko.

Menurut Boyko, Lobanovskyi tak hanya dikenal di Ukraina saja. Selama ia melakukan perjalanan tandang dan memberikan dukungan kepada Dynamo Kiev atau Timnas Ukraina, orang-orang dari Swedia, Prancis, Rusia, Inggris, Italia, Amerika Serikat, Tiongkok, bahkan Vietnam yang ia temui sangat mengenal Lobanovskyi dan mereka sangat menghormatinya.

Selain sangat dicintai oleh para suporter Ukraina, Lobanovskyi menjadi sosok pelatih yang dicintai oleh para pelatih karena Lobanovskyi cukup rajin mengorbitkan pemain-pemain muda yang bisa bersaing di kancah internasional.

Pemain Ukraina seperti Oleg Blokhin (pernah menjadi pelatih Ukraina), Igor Belanov, Alexander Zavarov, dan Vasily Rats adalah sedikit pemain yang pernah mendapat kesempatan dilatih oleh Lobanovskyi. Mungkin sedikit awam mendengar para pemain di atas tapi, ya, itulah para pemain yang pernah dibawa Lobanovskyi menjadi pemain professional.

Para pemain itu satu suara mengatakan bahwa mereka sangat menghormati Lobanovskyi dan sangat mengagumi perlakuan yang mereka dapat dari Lobanovskyi. Mereka benar-benar sangat diperhatikan, dari pola latihan hingga pola diet pernah mereka dapat. Metode kedisiplinan yang diterapkan oleh Lobanovskyi juga menjadi hal yang disebut, dan mereka mengatakan bahwa itu adalah hal yang paling paling menonjol dari seorang Lobanovskyi.

Andrei Shevchenko adalah salah satu pemain yang sangat menghormati Lobanovskyi hingga pelatih itu meninggal dunia. Pemain yang sering dipanggil dengan Sheva ini mengatakan bahwa Lobanovskyi adalah orang yang paling penting dalam perjalanan kariernya.

Lobanovskyi lah yang membentuk dirinya menjadi penyerang kelas dunia di era 2000-an.

“Lobanovskyi adalah sosok penting dalam karier saya, ia yang membentuk saya penjadi seorang pemain yang baik. Satu hal paling saya tak bisa lupakan adalah caranya membuat saya berhenti dari kecanduan rokok ketika saya masih muda,” ungkap Sheva.

Komentar