Chelsea Puncaki Klasemen, Salah Wenger?

Taktik

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Chelsea Puncaki Klasemen, Salah Wenger?

Keberhasilan Chelsea memuncaki klasemen pada pekan kesepuluh tak lepas dari dua kesalahan yang pernah dilakukan Arsene Wenger sebelumnya. Pertama, ia menolak merekrut kembali Cesc Fabregas dari Barcelona. Kedua, ia menginstruksikan Fabregas untuk bermain lebih agresif di depan gawang.

Kesalahan pertama Wenger sempat kami tulis di sini.

Fabregas kepada sejumlah media mengakui performanya saat ini tak lepas dari keputusan Wenger saat ia masih berseragam Arsenal. Wenger saat itu memintanya memainkan peran yang lebih menyerang. Hal tersebut membuat penyelesaian akhirnya meningkat drastis.

Wenger memilih mendorong peran Fabregas di belakang penyerang. Hal ini merupakan gebrakan baru bagi Fabregas karena biasanya ia bermain lebih dalam. Kini, meskipun setiap musim selalu menorehkan gol, Fabregas masih menganggap dirinya sebagai pemberi umpan dan penyuplai bola bagi rekan-rekannya.

“Hanya orang yang tahu bagaimana memberikan umpan terakhir (assist) yang mengerti seperti apa rasanya (memberi assist), dan saya merasa bahagia sekali ketika gol tercipta lewat umpan saya,” ujar Fabregas, “Menempatkan striker lewat satu lawan satu dengan kiper, rasanya amat menyenangkan.”

Apa yang diucapkan Fabregas tersebut memang ada benarnya. Musim ini saja, dari 10 pertandingan, ia telah menciptakan sembilan assist. Jumlah key passes-nya mencapai 3,1 kali per pertandingan. Sebagai seorang pemberi umpan dan pengatur serangan, rata-rata dalam satu pertandingan di musim ini Fabregas memberi 83,5 umpan dengan tingkat kesuksesan mencapai 89 persen. Angka ini merupakan yang terbesar sepanjang karirnya.

“Arsene Wenger meminta saya main di lubang (belakang striker) pada 2009. Sejak masa itu, aku berada di area tersebut lebih banyak, dan gol-gol pun bermunculan. Mencetak gol adalah hal terindah di sepakbola, tapi saya selalu mengenali diriku sebagai pemberi umpan terakhir,” ucap Fabregas pada Champions.

Apa yang diucapkan Fabregas tersebut memang benar adanya. Pada musim 2009/2010, ia mencetak 13 assist, dan 15 gol. Di musim 2010/2011 catatan golnya menurun. Namun, jumlah assistnya mencapai 11 kali.

Selama tiga musim di Barcelona, rataan gol Fabregas semakin membaik. Dari 96 pertandingan, Fabregas mencetak 28 gol atau 0,29 gol per pertandingan. Capaian ini jauh lebih hebat ketimbang apa yang ia lakukan di Arsenal dengan 0,16 gol per pertandingan.

Posisi dan peran Fabregas di Chelsea berbeda dengan saat merumput di Barcelona. Mou lebih memilih memasang Fabregas di depan bek atau pos yang biasa diisinya saat masih awal-awal berseragam Arsenal. Di sana, naluri Fabregas sebagai pemberi umpan benar-benar tersalurkan. Capaian sembilan assist-nya merupakan yang terbanyak di Liga Inggris untuk saat ini.

Didatangkan dengan harga yang "terjangkau", Fabregas menjadi salah satu kunci keberhasilan Chelsea saat ini. Bisa dibilang, selain karena materi pemain dan racikan formasi dari Jose Mourinho, keberhasilan Chelsea berdiri di puncak tak lain karena dua kesalahan masa lalu Arsene Wenger.

Sumber gambar: dailymail.co.uk

Komentar