Luapan Energi Pep Guardiola

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Luapan Energi Pep Guardiola


Tulisan lanjutan dari artikel "Luapan Energi Pep Guardiola"

Dua tahun pertamanya bersama Bayern berjalan sesuai dengan kebiasaannya: sejumlah piala bergengsi berhasil mengisi lemari trofi tim raksasa Jerman tersebut. Meski demikian, Pep sama sekali belum puas. Possession football yang mereka mainkan masih sering terlihat rentan dan rapuh.

Pada semifinal Liga Champions di tahun pertamanya bersama Bayern, possession football mereka terlihat kurang energi dan hancur lebur oleh serangan balik pelari-pelari cepat Real Madrid. Satu tahun berselang, sekali lagi pada babak semifinal Liga Champions, permainan direct Barcelona membuat Pep kembali gagal. Bahkan saat itu Pep dianggap terlalu naif karena melakukan man-to-man marking -- Pep Guardiola kemudian mengubah cara bermain tersebut pada tengah pertandingan -- terhadap penyerang-penyerang Barcelona yang memiliki kualitas individu mengerikan.

Terjatuhnya Jerome Boateng saat mencoba membaca pergerakan Lionel Messi adalah salah satu hadiah yang harus diterima Pep Guardiola karena kenaifannya. Tapi Pep memang seperti itu, dia tidak ingin menjadi orang lain untuk mengalahkan lawan-lawannya. Dia harus melakukannya dengan caranya sendiri meskipun akhirnya berujung kegagalan. Dan ketika gagal dia akan melakukannya hingga berhasil -- sesuai dengan caranya.

Kini sifat keras kepala Pep Guardiola sepertinya mulai membuahkan hasil. Pemain-pemain Bayern Munich mulai mampu menerima "luapan energi" Pep Guardiola dengan baik. Possession Football yang dilakukan Bayern terlihat tidak lagi rentan terhadap counter-attack dan serangan yang dilakukan secara direct.

Possession football Bayern juga mempunyai tujuan yang jelas, tidak lagi bertele-tele. Jika ada kesempatan, Bayern tak ragu bermain direct dengan melakukan umpan langsung ke lini depan -- "15-pass rule" dalam kamus Guardiola ditiadakan. Pep Guardiola juga sering melakukan perubahan di tengah pertandingan, entah formasi, posisi pemain, atau pendekatan berbeda dalam gaya permainan mereka, apabila keinginannya tidak berjalan lancar. Dan yang lebih penting, gaya permainan Bayern yang baru ini lebih berbahaya daripada tiki-taka.

Pertandingan Bayern menghadapi rival abadi mereka, Borussia Dortmund, beberapa pekan lalu dapat sedikit menjelaskan kinerja possession football terbaru ala Pep Guardiola tersebut.

Dalam pertandingan tersebut, Bayern bermain dengan menggunakan tiga pemain belakang: Javi Martinez, Jerome Boateng, dan David Alaba. Tujuannya jelas: agar mereka tetap mampu menjaga penguasaan bola dengan baik pada saat Dortmund melakukan high-pressing. Namun, di tengah pertandingan Pep menyadari bahwa high-pressing yang dilakukan Dortmund mengakibatkan garis pertahanan anak asuh Thomas Tuchel tersebut begitu tinggi. Dengan cerdik dia kemudian menukar posisi Javi Martinez dengan posisi Jerome Boateng. Javi Martinez menjadi center-back sebelah kanan dan Boateng menjadi center-back tengah.

Berbeda dengan Martinez yang lebih sabar dalam mengalirkan bola, Boateng memiliki kelebihan dalam melakukan umpan panjang ke depan. Dengan posisi barunya sebagai seorang center-back tengah, kemampuan tersebut lebih mudah untuk dilakukan karena dia memiliki pandangan yang lebih luas. Bek nasional Jerman tersebut kemudian berhasil menciptakan dua assist melalui umpan panjangnya pada pertandingan tersebut.

Lalu, adakah faktor lain selain tingkat akurasi umpan lambung Boateng yang menyebabkan cara tersebut berhasil?

Jika kita memperhatikan, sebelum Boateng memberikan umpan lambung, setidaknya ada empat pemain Bayern yang berdiri sejajar dengan garis pertahan Dortmund. Dan keempat pemain depan Bayern tersebut mempunyai kecepatan berlari yang mumpuni. Jika lawan menggunakan empat pemain belakang, dan Bayern memiliki empat pemain di lini depan yang siap menyambut umpan panjang tersebut, maka persentase keberhasilan umpan tersebut akan meningkat. Dan itulah salah satu senjata baru Bayern dalam menghadapi lawan yang bermain dengan high-pressing dan mengandalkan counter-attack -- sebuah cara untuk meniadakan counter-attack yang dilakukan lawan.

Selain itu dalam possession football Bayern belakangan ini, saat mereka bermain dengan empat bek sejajar, kedua full-back mereka jarang ikut naik ke depan. Selain untuk menghindari counter-attack yang dilakukan lawan, Pep sepertinya ingin juga memberikan ruang lebih besar bagi pemain-pemain sayap Bayern untuk terus berlari. Bahkan Pep lebih sering memasang pemain sayap tradisional di sisi lapangan daripada seorang inverted winger -- menyoal crossing dan kecepatan, saya tradisional biasanya lebih mahir daripada seorang inverted winger. Hal ini terbukti dengan lima assist yang telah diciptakan Douglas Costa, pemain sayap Bayern yang bertipe tradisional, di ajang Bundesliga. Dari lima assist tersebut, kebanyakan berasal dari umpan silang yang sering dia lakukan.

Dari gaya baru Bayern Munich tersebut, penyerang-penyerang Bayern juga akan sering mendapatkan keuntungan. Baik dengan build- up serangan lambat, permainan direct, atau melalui umpan silang dari sayap, bola akan lebih sering dikirim ke pusat pertahanan lawan. Bukan suatu yang mengejutkan jika kemudian Robert Lewandowski mampu mencetak 12 gol dari tujuh pertandingan yang dilakoninya di ajang Bundesliga.

Sejauh ini tidak ada kesebelasan yang lebih mengerikan dari Bayern Munich di jajaran Top Liga Eropa. Tingkat penguasaan bola mereka masih yang terbaik (rata-rata 66,8% dalam satu pertandingan), dan mereka mencetak gol lebih banyak dan kemasukkan gol paling sedikit dari kesebelasan-kesebelasan lainnya (Bayern mencetak 28 gol dan kemasukkan 4 gol). Dan semoga saja, sebelum Pep (sekali lagi) merasa bosan, pemain-pemain Bayern masih betah "melompat" untuk menerima luapan energi Pep Guardiola tersebut.

Penggemar sepakbola yang lebih suka mengejar bola daripada menendangnya. Berakun twitter @Theceputhul.

Komentar