Ketika Blackpool Dihukum Aturan yang Tak Jelas

Backpass

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Ketika Blackpool Dihukum Aturan yang Tak Jelas

Sebuah parade digelar Blackpool FC sepanjang jalanan kota, dari Lapangan Gynn, melintasi Golden Mile, sampai Waterloo Headland. Sekitar lebih dari 100 ribu orang berjejer di sepanjang rute yang dilewati skuat Blackpool tersebut. Pemain-pemain andalan Blackpool saat itu – termasuk Charlie Adam, David Vaughan, dan bakat muda berprospek cerah Seamus Coleman – diarak di bus dua tingkat. Arak-arakan itu digelar karena Blackpool meraih promosi ke Liga Primer Inggris 2010/11 – promosi Blackpool ke divisi tertinggi yang pertama sejak 1970/71.

"Ini adalah saat yang paling luar biasa di dalam hidup saya. Saya telah menikmati perjalanan terbaik di dalam hidup saya dan saya tidak ingin pulang," ujar Ian Holloway selaku manajer yang berhasil membawa Blackpool promosi saat itu, seperti dikutip dari Blackpool Gazette.

Di Liga Primer, Blackpool memulai dengan kejutan. Bertandang ke Wigan Athletic pada pertandingan pembuka, Blackpool menang empat gol tanpa balas. Debut fantastis itu membuat para pendukung Blackpool sedikit optimis. "Jika kita bisa bertahan (di Liga Primer Inggris) maka akan fantastis. Kalau tidak, kita akan menikmati musim ini saja," ujar Carol Bates, salah satu pendukung Blackpool, seperti dikutip dari BBC.

Setengah musim berjalan, Blackpool menemui batu sandungan. The Seasiders didenda 25 ribu paun oleh Liga Primer pada 27 Januari 2011 dan terancam menerima pengurangan poin karena dianggap menurunkan tim lemah.

Tim lemah yang membuat Blackpool bermasalah diturunkan ketika bertandang ke Aston Villa pada 20 November 2010. Saat itu, Holloway merotasi sepuluh pemain. Pada pertandingan tersebut juga Holloway menyimpan Adam, DJ Campbell, dan beberapa pemain lainnya di bangku cadangan. Dalam susunan sebelas pemain utamanya, Holloway tetap memainkan sosok-sosok berpengalaman seperti Marlon Harewood, Matthew Philips, dan Jason Euell.

Pada pertandingan itu sendiri, Blackpool mengalami kekalahan dengan skor 3-2. Tiga gol Villa dicetak Stewart Downing, Nathan Delfouneso dan James Collins. Sementara dua gol balasan Blackpool dicetak Marlon Harewood dan DJ Campbell.

Setiap kesebelasan mendaftarkan 25 pemain dan tak ada aturan yang melarang rotasi bahkan hingga sepuluh pemain sekali pun. Maka dari itu, pihak Blackpool tidak begitu saja menerima hukuman dari Liga Primer. "Saya adalah manajernya dan saya yang mengatur para pemain sesuai keinginan saya," tegas Holloway setelah kesebelasannya dijatuhi hukuman, sebagaimana dikutip dari BBC.

Holloway bahkan sempat mengancam akan mundur dari Liga Primer Inggris. Holloway sendiri beralasan melakukan rotasi itu memang gila, tapi ia tidak punya pilihan lain karena padatnya jadwal Liga Inggris. "Kami punya empat pertandingan dalam 12 hari dan pemain yang saya mainkan selalu berjuang untuk mempertahankan levelnya," imbuh Holloway.

Karl Oyston selaku pemilik Blackpool berencana akan melakukan banding. Ia menganggap bahwa FA tidak memiliki hak untuk mengintervensi keputusan manajer setiap kesebelasan dalam memutuskan skuatnya. "Ini denda yang tidak adil dan kurang beralasan. Liga Primer menetapkan kriteria bahwa Anda harus memiliki skuat dengan 25 orang menjelang musim ini," imbuh Oyston.

Tidak hanya di Liga Primer, kebijakan rotasi Holloway di kejuaraan lain juga dipermasalahkan. Federasi Sepakbola Inggris (FA) juga mempermasalahkan rotasi sembilan pemain Holloway ketika melawan Southampton pada 8 Januari 2011.

Holloway melakukan rotasi sebanyak sembilan pemain ketika dikalahkan Southampton dengan skor 2-0 pada babak ketiga Piala FA tersebut. Rotasi itu dilakukan karena Holloway mengistirahatkan pemain-pemain pentingnya jelang melawan Liverpool pada pekan berikutnya.

Holloway terlihat ingin memaksimalkan skuatnya untuk bertahan di Liga Primer Inggris. Tapi pada akhirnya Blackpool tetap terdegradasi karena mengakhiri musim di posisi 19 klasemen akhir Liga Primer Inggris 2010/11.

Sebelum Blackpool, Wolverhampton Wanderers mendapatkan hukuman yang serupa karena rotasi 10 pemain di skuat utama ketika melawan Manchester United pada 15 Desember 2009.

"Dewan Liga Primer Inggris telah mendenda Wolverhampton Wanderers FC dengan denda 25 ribu euro setelah memutuskan tim di lapangan di jadwal melawan Manchester United pada 15 Desember 2009 bukanlah kekuatan penuh dan itu melanggar peraturan E20," tulis pernyataan Liga Primer Inggris seperti dikutip dari BBC.

Aturan tersebut selalu menuai perdebatan di berbagai kalangan pengurus maupun peserta Liga Primer Inggris karena tidak ada kriteria yang jelas mengenai apa yang dimaksud dengan kekuatan penuh dan tim lemah. Lagipula, setiap manajer selalu memikirkan yang terbaik di setiap pertandingannya dengan menyesuaikan kondisi tim berdasar kebutuhan.

Setiap manajer tentunya tahu mana pemain yang siap diturunkan atau tidak demi bertahan di Liga Primer Inggris maupun untuk mengejar target lainnya. Alasan itulah yang membuat anggapan menurunkan skuat lemah itu menjadi terus dipertanyakan.

Komentar