Persoalan Biaya Transfer Emiliano Sala

Cerita

by Redaksi 15

Redaksi 15

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Persoalan Biaya Transfer Emiliano Sala

Jasadnya sudah ditemukan, Emiliano Sala dipastikan meninggal dunia setelah dua pekan menghilang. Pesawat yang ditumpangi Sala hilang kontak dari pusat kontrol saat terbang ke Wales. Sala sudah diperkenalkan sebagai pemain anyar Cardiff City. Perjalanan ke Nantes bertujuan pamit, tapi setelah itu ia tak kunjung kembali ke Wales.

Baru mencetak 22 gol dari 25 pertandingan Premier League, Cardiff memang membutuhkan penyerang baru. Sala yang konsisten mencetak 12 gol sejak 2016/17 diprediksi bisa membantu mereka membobol gawang lawan dan memperbaiki posisi di klasemen. "Tawaran pertama kami ditolak Nantes. Namun Sala adalah pemain yang bagus, itu mengapa kami kembali melayangkan tawaran berbeda," kata manajer Cardiff, Neil Warnock.

Dana sebesar 15 juta paun diberikan The Blue Birds untuk Nantes. Angka tersebut melebihi dana yang mereka berikan pada Sevilla untuk Gary Medel pada 2013/14 (11 juta paun) sehingga menjadikannya pemain termahal Cardiff.

Ketika Sala dilaporkan menghilang, jendela transfer musim dingin 2019 belum ditutup. Cardiff punya peluang untuk mendatangkan pengganti, namun kecelakaan yang menimpa Sala membuat Cardiff akhirnya tak mendapatkan siapa-siapa.

"Kami bisa saja mendatangkan pemain lain. Namun, nama-nama yang kami inginkan tidak mau datang ke Cardiff dengan situasi seperti ini. Apalagi kami sudah tidak memiliki uang lagi untuk membeli pemain. Jika memaksakan diri sama saja dengan mencoba bunuh diri," ungkap Warnock.

Warnock mengakui bahwa musim dingin 2019 menjadi masa jual-beli pemain terberat selama 40 tahun berkarier di dunia sepakbola. Akan tetapi ia ingin Cardiff untuk berhenti memikirkan Sala dan melanjutkan perjuangan mereka di Premier League.

"Istri saya berpesan, penemuan jasad Sala sudah cukup untuk memberikan kedamaian untuk keluarganya. Kita harus terus melanjutkan hidup dan menaruh memori tentang Sala di belakang kepala," katanya.

Nantes boleh berduka. Mereka bahkan tengah berusaha untuk menyesuaikan jadwal dengan pemakaman Sala dengan meminta pihak liga untuk mengundur pertandingan apabila laga tersebut terjadi di hari yang sama dengan pemakaman mantan pemain mereka.

Tapi Cardiff punya masalah yang lebih serius. Kesebelasan milik pengusaha asal Malaysia, Vincent Tan, tersebut gagal mendapatkan pemain yang dibutuhkan dan masih harus membayar dana transfer yang sudah disepakati.

Cardiff dan Nantes sebelumnya disebut setuju bahwa dana 15 juta paun untuk Sala dibayar secara bertahap. Cardiff akan melakukan pembayaran sebanyak tiga kali dengan jumlah setara (5 juta paun). Pembayaran pertama seharusnya sudah dilakukan pada 26 Januari 2019. Tapi Cardiff menolak, meminta jasad Sala ditemukan dan dikubur terlebih dahulu sebelum membicarakan masalah uang.

Nantes kemudian mengirim surat formal kepada Cardiff untuk melunasi pembayaran mereka. Surat tersebut diterima pihak Cardiff pada 5 Februari 2019, Mereka diberikan waktu 10 hari (15/2) untuk melunasi sisa pembayaran tersebut. "Kami tak mau banyak berkomentar, karena ini merupakan masa-masa sensitif. Tapi mereka [Nantes] memang melayangkan permintaan tersebut," kata Ketua Direksi Cardiff City, Mehmet Dalman.

Gagal menemukan titik tengah, Nantes mengancam akan membawa masalah ini ke meja hijau jika The Blue Birds gagal memenuhi kewajiban mereka. Badan hukum asal Swiss yang juga pernah menjadi kepala departemen status pemain FIFA, Monteneri, mengatakan masalah ini bisa berujung degradasi untuk Cardiff. "Dalam kontrak selalu ada poin tentang konsekuensi jika mereka tidak memenuhi kesepakatan. Hal ini bisa mengakibatkan Cardiff diasingkan dari liga mereka," jelas Monteneri.

"Namun, situasi kali ini membuat masalah lebih rumit. Satu sisi, ini adalah masalah kemanusiaan. Namun di sisi lain, ini juga masalah olahraga. Anda harus melihat Nantes yang kehilangan pemain kunci mereka dan terancam tidak mendapatkan uang dari hal tersebut," lanjutnya.

Menurut Monteneri, masalah ini bisa diselesaikan dengan dua cara. Pertama meminta kebijakan dari FIFA dan kedua langsung membawa ke Pengadilan Arbitrase Olahraga. Jika langsung ke pengadilan, Nantes mungkin akan memenangkan kasus dan mendapat kompensasi.

Pernyataan Monteneri yang melihat dari sudut pandang Nantes memang tidaklah salah. Tapi jika melihat dari sudut pandang Cardiff City, The Blue Birds juga punya masalah yang sama. Sala didatangkan dengan kontrak 3,5 tahun dan diharapkan bisa jadi penyerang utama mereka. Belum sekalipun bermain, Cardiff harus membayar asuransi sebesar 16 juta paun dan memberikan gaji 2,5 juta paun per tahun milik Sala ke keluarganya.

Cardiff bukanlah kesebelasan bergelimang harta. Hingga Maret 2018, mereka masih memiliki utang lebih dari 100 juta paun. Padahal pada 2016/17, mereka sudah berhemat dengan memotong 18% dari alokasi gaji pemain. Giliran berhasil promosi dan mengeluarkan uang untuk menambah kekuatan skuat, pemain tersebut mengalami kecelakaan yang berujung pengeluaran bagi klub.

Apakah Cardiff akan membayar dana transfer Sala ke Nantes? Pertanyaan tersebut akan terjawab seiring waktu. Secara hukum, mereka memang harus memenuhi kewajiban dan menghargai kesepakatan. Namun apakah sekarang waktu yang tepat mempermasalahkan dana di tengah duka?

foto: The Independent

Komentar