Nostalgia Dejan Antonic Bersama Persib Bandung

Cerita

by Redaksi 24

Redaksi 24

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Nostalgia Dejan Antonic Bersama Persib Bandung

Bandung, bagi Dejan Antonic, tak ubahnya kota kenangan. Di Kota Bandung, pelatih berkebangsaan Serbia itu pernah tinggal selama lebih kurang tiga tahun, merangkai kenangan bersama Pelita Bandung Raya (PBR) dan Persib Bandung.

Kiprah Dejan di Bandung bermula pada November 2013 bersama PBR. Kala itu, ia datang sebagai pengganti Daniel Darko Janackovic yang didepak, tepat beberapa bulan sebelum Liga Super Indonesia (LSI) 2014 bergulir.

Manajemen PBR bukannya asal tunjuk. Rekam jejak Dejan yang punya pengalaman melatih di Liga Hong Kong dan Indonesia menjadi pertimbangan memboyongnya kala itu. Di Hong Kong, Dejan masuk dalam jajaran pelatih jempolan. Bahkan ia pernah dinobatkan sebagai pelatih terbaik Liga Hong Kong tahun 2006.

Sementara di Indonesia, karier Dejan dimulai bersama Arema Indonesia di Liga Primer Indonesia. Meski hanya enam bulan membesut Arema, Dejan mampu membawa Singo Edan menapak ke semifinal Piala AFC 2012. Setelah itu, Dejan berlabuh di Pro Duta hingga sampailah ia ke PBR.

PBR yang berstatus sebagai tim kuda hitam tanpa diduga berhasil sampai hingga babak semifinal. Sayangnya, kala itu Dejan gagal membawa timnya melaju ke final karena dikalahkan Persipura Jayapura dua gol tanpa balas dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Gelora Jakabaring, Palembang.

Walau gagal mencapai final, bagi Dejan dan PBR, itu sudah menjadi prestasi yang amat membanggakan, karena sebelumnya tidak ada yang memprediksi bahwa PBR bisa melaju sejauh itu di LSI 2014. Lebih dari pada itu, beberapa pemain seperti Kim Jeffrey Kurniawan mengorbit ke timnas Indonesia. Dejan pun sempat di gadang-gadang bakal menukangi timnas setelah keberhasilan tersebut.

Namun, Dejan kemudian bertahan di PBR, menyongsong Liga 1 2015. Sayangnya, kala itu PBR mengalami krisis keuangan yang membuat kondisi finansial klub tak lagi stabil. Meski begitu, Dejan bersama beberapa pemain lainnya tetap bertahan untuk mengarungi kompetisi.

Tapi tak sampai setengah jalan, kompetisi terhenti lantaran kisruh sepakbola Indonesia, yang berbuntut pada sanksi pembekuan keanggotaan PSSI di FIFA. Saat sepakbola Indonesia tak menemui kejelasan, PBR pun bubar, sampai kemudian merjer dengan Persepam Madura United dan mengubah identitasnya menjadi Madura United.

Proses merjer membuat banyak pemain PBR sebelumnya terkatung nasibnya, tak terkecuali Dejan. Tapi tak lama setelah itu, Persib datang meminangnya. Kondisinya saat itu, Persib baru saja ditinggal pergi Djadjang Nurdjaman. Sosok yang karib disapa Djanur itu pergi untuk menimba ilmu kepelatihan di Akademi Inter Milan.

Bukan perkara mudah bagi Dejan membesut Persib, setidaknya ia berada dalam bayang-bayang Djanur, pelatih yang sukses membawa Persib juara LSI 2014 dan Piala Presiden 2015. Manajemen Persib pun menargetkan Dejan bisa membawa Maung Bandung kembali meraih kejayaannya setelah terseok di beberapa turnamen pengganti kompetisi.

Kiprah Dejan bersama Persib awalnya terlihat menjanjikan, di turnamen Piala Bhayangkara Dejan membawa Persib tampil sebagai finalis. Sayang, gelar juara gagal dicapai karena Persib takluk dari Arema Cronus di partai puncak. Meski begitu, Dejan tetap dipercaya menukangi Atep dan kawan-kawan, yang kala itu tengah bersiap menghadapi turnamen jangka panjang pengganti kompetisi, Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016.

Kiprah Persib di ISC amat mengecewakan di awal musim. Tekanan besar dari suporter dirasakan benar Dejan kala itu. Puncaknya, terjadi di pekan keenam saat Maung Bandung koyak 1-4 dari Bhayangkara FC. Seusai laga tersebut, Dejan memutuskan mundur dari jabatan pelatih kepala Persib.

Isu beredar kala itu bahwa Dejan mundur karena tak tahan dengan tekanan besar Bobotoh. Namun belakangan terungkap bahwa kala itu ia memutuskan mundur dari Persib karena ingin fokus menemani istirnya yang sedang sakit. Kendati demikian, kiprah kepelatihannya tetap berlanjut di Liga Hong Kong bersama South China dan Hong Kong Rangers.

Bahkan di tahun 2018 ini, Dejan memutuskan kembali berkarier di Indonesia setelah menerima tawaran Borneo FC. Dejan datang sebagai pengganti Iwan Setiawan yang dipecat, setelah pekan pertama Liga 1 2018.

***

Kembali ke Indonesia, kans Dejan mengulang memori indahnya di kota Bandung pun semakin besar. Hingga jelang bergulirnya pekan ke-5 Liga 1 2018, Borneo FC dijadwalkan bertandang ke Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Sabtu (17/4), menghadapi Persib. Momentum tersebut membuat Dejan akhirnya bisa kembali menjejakkan kakinya di Bandung.

“Saya sangat rindu Kota Bandung, karena sudah dua tahun saya tidak ke sini. Banyak sekali kenangan yang saya punya di kota Bandung. Puji Tuhan, saya bersyukur bisa kembali lagi ke sini, meski sekarang ada di sisi yang berbeda,” kata Dejan kepada para wartawan, di Graha Persib, Jl. Sulanjana, Kota Bandung, Jumat (20/4).

Karier Dejan bersama Persib memang tak berakhir manis, namun perkembangan klub kebanggaan masyarakat kota kembang itu masih dalam pantauannya. Menurut Dejan, saat ini Persib sudah mengalami banyak perubahan. Terlebih, Maung Bandung, mulai mempercayakan pemain muda masuk dalam skuat utamanya. Baginya, itu merupakan hal positif.

“Saya bisa lihat Persib sekarang mulai banyak berubah, daya pikir itu positif, karena dulu juga saya pernah coba seperti itu (lebih banyak mengandalkan pemain muda). Tapi, mungkin tidak bisa tapi sekarang ada banyak pemain muda di Persib. Itu bagus, bukan hanya untuk Persib, tapi juga Indonesia,” sambung Dejan.

Tak salah bila Dejan memberi kredit positif kepada Persib yang mulai memberi banyak kepercayaan kepada pemain muda. Ia memang tipikal pelatih yang doyan mengandalkan pemain muda dalam skuatnya.

Bahkan, sosok Febri Hariyadi yang kini menjadi andalan di sektor sayap Persib merupakan buah dari kepercayaannya kepada pemain muda. Febri sendiri merupakan pemain yang ditarik Dejan dari tim U21 ke tim senior, saat akan bergulirnya ISC 2016.

“Dulu, Febri mungkin susah dapat kesempatan main di tim senior. Tapi saya percaya dengan kemampuannya. Saya ingin jadikan dia sebagai contoh waktu itu. Saya bersyukur, dia sekarang menjadi pemain penting di Persib dan timnas,”

Bagi Dejan, pertandingan antara Persib melawan Borneo juga menjadi ajang reuni baginya bersama pemain Persib lainnya. Bahkan, reuni itu tidak hanya dengan pemain yang pernah ia tukangi saat masih di Persib, namun juga dengan pemain lainnya semisal Ghozali Siregar yang pernah menjadi pemainnya di PBR dan Bojan Malisic, mantan anak asuhnya di South China.

“Saya senang lihat Ghozali sekarang, dulu di saya bawa dia ke PBR dari Pro Duta. Sekarang dia bisa gabung tim besar, seperti Persib. Saya juga senang, karena bisa bertemu lagi Bojan. Dulu, kita pernah kerja sama di South China. Bagi saya, Bojan adalah pemain bagus dan berpengalaman,” tukasnya.

Komentar